Malam itu, saat semua orang terlelap akibat kesibukan acara pernikahan. Alexia malah tak bisa memejamkan mata sedetikpun, bukan tanpa sebab, ia belum terbiasa tidur seranjang dengan orang asing terlebih pria.
Meski sudah berstatus sebagai pasangan suami-istri dan sah atas catatan negara, Chris masih sangat asing bagi Alexia. Ia pun perlahan bangkit dari ranjang dan duduk di tepian jendela yang tirainya sengaja masih terbuka, menampilkan pemandangan langit bersama bulan serta cahayanya yang redup.
Dari jendela kamar di lantai atas itu pula, Alexia bisa melihat segala hal di bawah. Termasuk siluet sosok berjubah yang tengah berlari di halaman sembari menaburkan sesuatu ke tanah.
Alexia menyipitkan mata, mencoba menangkap jelas siapa dan apa yang dilakukan orang itu. Gerak-geriknya mencurigakan, termasuk penampilan berjubah gelap bak penganut sekte terlarang.
Lama dirinya memandang, sosok asing tersebut tiba-tiba mendongak ke atas, matanya merah menyala kontras dengan sekujur wajah yang pucat. Sosok itu menyeringai ke arahnya, hingga sesaat kemudian Alex merasa lupa akan segala hal.
Termasuk sosok berjubah yang kini telah bersembunyi—dia Marcella, teman perempuan Chris, rupanya merupakan sosok penyihir yang kini telah menghilang dan membuat sebagian ingatan Alexia mengabur.
•••
"Aku sudah mendapatkan segala hal yang ku mau. Kekayaan, kekuasaan, atensi, dan wanita idamanku, aku juga sudah memenuhi keinginanmu sejauh ini. Sekarang, bisakah kita memutuskan kontrak? aku khawatir namaku tercemar kalau orang tahu semua ini akibat sihir."
Marcella menatap Chris dengan pandangan datar, namun menyimpan kekecewaan amat dalam, "Kenapa kita tidak saling membantu seumur hidup? aku penyihir, aku bisa melindungimu dari segala masalah termasuk kebocoran rahasia antara kita. Jujur saja, bukankah pertemanan ini saling menguntungkan? kenapa kau ingin memutusnya jika aku bahkan bisa mengatasi segala hal yang kau takutkan."
Chris terdiam.
"Dan kau harusnya sudah tahu, memutus hubungan dengan penyihir itu artinya sama saja dengan bunuh diri." Marcela menyeringai. Kali ini wujud wanita itu tak jelita seperti yang ditampakkan pada manusia biasa, ia berubah menjadi sosok wanita tua bersurai ikal, kantung mata tebal, dan sekujur tubuh pucat. Bahkan bunyi gesekan bibirnya yang kering dan pecah-pecah tersebut bisa didengar secara jelas.
Konsekuensi. Ia yang semula benci takdir kehidupan suram nan menyedihkan, memilih jalan pintas dengan mengatasnamakan seorang penyihir untuk membuat kebahagiaan. Chris merasa sangat bersalah namun tak bisa melepaskan apa yang sudah di dapat, ia masih terlalu muda saat memulai kontrak dengan penyihir, sehingga pemikirannya yang dangkal memengaruhi segalanya.
Namun setelah beranjak dewasa, perlahan sadar segala hal, kalau yang dilakukannya salah. Ingin terlepas dari belenggu sihir, begitu sulit. Penyihir itu terus menawarkan berbagai hal yang menakjubkan.
Chris berdecak, tak mau kepalanya terlalu dibebani, "Terserah apapun katamu, urusan kita selesai sampai di sini saja."
"Hm, baiklah, tapi biar ku beri tahu kalau suatu saat kau akan sangat membutuhkanku."
—Dan perkataan penyihir itu benar-benar terjadi aaat naga hitam menyerang pemukiman.
•••
Potongan memori masa lalu, telah dikatahui oleh Johanesse seutuhnya, tentang ia yang ternyata reinkarnasi putra jenderal perang penganut sihir hitam, keegoisan ayahnya, penderitaan ibunya, dan pertemuan kembali mereka dalam satu waktu bersamaan seperti sekarang.
Naga hitam itu mengayunkan ekor hingga membuat jubuhnya terjembab, namun tak butuh waktu lama untuk berdiri kembali, andai saja pedang perak tersebut tidak memberikan perlindungan, Jo rasa akan mati hanya dalam sekali hentakan.
Sembari mengacungkan senjata perak mengkilap miliknya, Jo berteriak lantang, "Kau orang sesat penyembah penyihir, takdirmu itu kesengsaraan. Jangan berharap bisa bersama Alexia lagi, karena selamanya kau akan sendiri."
Pedang perak itu jelas tak asing di mata Chris, benda itu miliknya, ditancap ke batu menggunakan sihir di sebuah lembah tak kasat mata pada area hutan ini. Maka dari itu seharusnya hanya sihir lah yang bisa mengambilnya, sementara sosok di hadapannya terlihat seperti manusia biasa yang lemah. Chris merubah wujud kembali jadi manusia merasa tidak terllau terancam, "Siapa kau?"
"Tebaklah, bukankah kau mencium aroma darahmu di tubuhku?" Jo menyeringai.
Chris memfokuskan diri sejenak, ternyata aroma darahnya juga dimiliki sosok lelaki dihadapannya. Ia tak begitu fokus karena aroma darah mereka memang serupa, "Jadi kau terlahir? dan bereinkarnasi?"
"Ya, dan ini reinkarnasi ke sekian."
Sontak tawa meluncur dari bibirnya, "Tapi Alexia sudah menolakmu menjadi keturunannya."
"Apa masalahnya? takdir masih mempertemukan kami," balas Jo tak kalah meremehkan, "Lagipula dia tak menolakku, dia hanya tak ingin membuat hidupku sengsara. Sungguh wanita yang baik."
Tatapan Chris berubah serius, sama sekali tidak bersahabat, "Mau apa kau kemari?"
"Apa lagi? tentu untuk menjemput ibuku pulang, dia akan tersiksa jika harus bersama ayahku yang biadap."
Chris menebak, "Roh naga hitam itu mempengaruhimu, apa yang dia janjikan hingga membuatmu jadi seperti ini?"
"Tidak ada, tapi aku sudah tahu cerita tentang kehidupan kalian di masa lampau, dan itu membuatku sangat muak hingga ingin membunuhmu sekarang juga. Kau tamak!"
"Lalu setelah itu kau berpikir untuk menjalin hubungan dengan ibumu sendiri? bukankah kau yang lebih tamak dibanding diriku?" tanya Chris dengan nada mengancam.
"Kami tak sedarah sekarang, tidak ada masalah."
Pria itu tertawa, dirinya mengulurkan tangan seolah menyuruh Jo pergi sebelum siksaan mempengaruhi emosinya, "Jika aku kembali mengubah wujud sebagai naga hitam, kau mungkin langsung tak bernyawa dalam hitungan detik."
Johanesse menghempas pedangnya, seketika membuat Chris menghindar, "Aku akan pergi tapi dengan Alexia."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Northern Black Dragon [] Bangchan
FantasySebuah bayangan sekelebat terlintas di depan mata, suasana yang dibawa begitu suram nan gelap. Hingga sepersekian detik kemudian, sosok naga hitam hadir di hadapanku, berubah menjadi seorang pria berbaju zirah dari tembaga-dia berlutut seraya mengul...