Kesadaran mengantarkannya ke tempat terburuk sepanjang masa, hal yang seharusnya dihindari, tapi justru sudah terlewat tanpa disadari?!
Iya, gaun putih khas pengantin dengan wewangian semerbak parfum mawar telah dikenakannya—di depan seluruh tamu acara dan pendeta yang melakukan pemberkatan untuk dirinya. Di sebelah, Chris memakai tuxedo hitam dengan dalaman putih serasi dengan gaun sang pengantin wanita.
Alexia masih begitu ingat semalam ia bicara dengan Marcella, namun tiba-tiba terbangun tepat di hari pernikahannya—dan sudah mengikat janji suci pula!
Mustahil. Pasti ada sihir di antara hal ini.
Dan pelakunya, tak lain pastilah Marcella, gadis berlagak anggun yang menyimpan banyak misteri. Sebab hanya dia yang tahu kalau ia berniat kabur malam itu.
Di dalam benak Alex sudah merencanakan banyak hal, menghakimi dan memaki gadis itu di depan umum sekaligus menghancurkan pernikahannya. Tapi sayang sekali, untuk membuka mulut sedikit saja, bibirnya mendadak kelu. Semua gerakan-gerakan tubuh juga terjadi begitu saja seolah sudah diatur oleh seseorang.
Dari kejauhan, di salah satu meja tamu khusus, Marcella menyeringai ke arahnya.
Alex kesal setengah mati, spontan ia memejamkan mata, mencoba melarutkan emosi yang meledak-ledak tahu dirinya telah berada dalam pengaruh sihir hitam sepenuhnya. Lepas dari jeratan magis ini merupakan satu-satunya cara untuk menghindari kutukan yang akan terjadi. Dunia sihir itu kelam, kacau, dan menyeleweng, kebalikan dari itu ialah terang, tenang, dan tetap pada tujuan.
Ia harus tetap menunjukkan sikap tenang, santai, ekspresi yang cerah bahagia dan tidak terusik, serta memendam tujuan utama hanya dalam batin untuk diketahui sendiri. Dengan cara dan pengetahuan sekedarnya tentang hal magis, Alex percaya jika ia bisa lepas dari pengaruh sihir sebelum kutukannya terjadi.
Walau untuk sementara harus mengikuti permainan para pengguna ajaran sesat tersebut.
•••
Chris memandang lawan bicaranya dengan angkuh, dia Marcella—yang juga berlagak serupa, "Beruntunglah aku sempat meminta bantuan dari liontinmu, kalau tidak mempercepat waktu, Alexia mungkin akan mengacaukan pernikahan kami atau kabur. Itu memalukan, mencemarkan nama baikku."
"Benda itu akan selamanya menyimpan sihirku, akan semakin kuat jika kau menambah bayaran."
"Kau minta berapa lagi bulan ini?"
Marcella tersenyum miring, "Lebih banyak lebih bagus."
"Aku akan memberikan semakin banyak nyawa di peperangan nanti, tunggu saja," balas Chris percaya diri. Ilmu sihir yang mendatangkan banyak keuntungan baginya tentu tidak didapat secara gratis, melainkan dibalas dengan darah alias nyawa. Semakin banyak manusia yang terbunuh dengan pedang perak miliknya, akan menambah kekuatan sihir sekaligus menjadi bayaran utama yang diberikannya terhadap penyihir wanita itu.
Namun konsekuensi selalu saja ada, kadang kala peperangan tidak terjadi dalam jangka waktu yang lama, sehingga Chris mulai merasakan sihirnya melemah, maka ketika hal itu terjadi, ia harus bisa memancing terjadinya pertarungan dengan wilayah-wilayah lain, dengan tidak mencemarkan nama baik sendiri.
Ia sudah mendapatkan segalanya, kekuasaan, kekayaan, dan bahkan perempuan pilihannya. Hanya tinggal mempertahankan semua yang didapat dengan memberi lebih banyak bayaran nyawa.
Di sisi lain, Alex punya firasat untuk menemui pengantin pria nya, yang hilang entah kemana setelah acara selesai, kecemasan makin melanda setelah sadar Marcella juga tak terlihat lagi sejak tadi. Mereka pasti merencanakan sesuatu.
Niat hati hendak menggerakkan kaki, semuanya kembali terasa kaku seperti saat di altar. Apapun yang direncakannya dalam kepala tidak diperbolehkan terjadi oleh sesuatu tak kasat mata yang menghalangi.
Ia hanya bisa duduk di depan cermin tanpa bisa bergerak sedikitpun kecuali tubuhnya mengizinkan.
"Alexia, kalungmu cantik sekali, pasti Chris 'kan yang memberikannya?" Ibu memandang leher anak gadis semata wayangnya dengan penuh kebanggan, lantas menyentuh liontin itu menunjukkan ketertarikan, "Benda ini unik sekali, kelihatan hidup, pasti sangat istimewa."
Mendengar kalimat 'kelihatan hidup', Alex sontak melotot terkejut, 'Benar sekali!', ia menatap wanita itu dengan penuh harap, "Bu, bisa tolong lepaskan kalungnya sebentar?"
"Kenapa? cantik sekali loh kalau kau pakai."
"Aku mau ganti baju," spontan Alex membuat alibi.
Wanita itu tampak tidak curiga sama sekali, "Ya sudah, sini ibu lepas."
Dengan mudahnya liontin tersebut terlepas dari leher ketika sang ibu menariknya perlahan. Seketika itu pula tubuhnya menjadi lebih bebas bergerak, tidak ada lagi sesuatu yang seolah membuatnya terpengaruh. Sihir yang rupanya bersembunyi di dalam kalung tersebut telah terlepas!
Alex tersenyum lebar, 'Akhirnya...'
"Ini, simpan baik-baik," diletakkannya liontin itu pada telapak tangan sang putri, Alex segera menerimanya dengan hati-hati, khawatir sihirnya masih bekerja—namun rupanya tidak, hanya akan berlaku jika kalungnya terpasang ke area leher.
"Iya,"—Akan segera ku hancurkan.
Tanpa buang waktu, Alex berlari ke luar ruangan. Tepat di tengah padang rumput taman milik kastil persinggahan sang jenderal, ia menghancurkan benda itu mengunakan batu.
Sontak gemuruh langit berdatangan saling menyahut seolah terpanggil.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Northern Black Dragon [] Bangchan
FantasySebuah bayangan sekelebat terlintas di depan mata, suasana yang dibawa begitu suram nan gelap. Hingga sepersekian detik kemudian, sosok naga hitam hadir di hadapanku, berubah menjadi seorang pria berbaju zirah dari tembaga-dia berlutut seraya mengul...