_19 Here Always

155 37 0
                                    

"Sial, ancaman datang."

"Tetap di sini, aku harus mengatasi hama terlebih dulu."

Kepingan sisik hitam satu per satu muncul, melapisi kulit punggung Chris yang kini tengah merunduk. Mulai dari kepala, badan, hingga kaki, menunjukkan perubahan yang—cukup mengerikan apabila dipandang mata telanjang.

Dia kemudian berlari keluar setelah menyadari tubuhnya mulai membesar, mampu menghancurkan bangunan ini dalam hitungan sepersekian detik saja. Pancaran sinar ungu dari liontin di leher Chris sempat mencuri perhatian Alex, di mana pada benda itu seolah terdapat sebuah sihir hitam, kekuatan magis menguasainya.

Dengan wujud setengah manusia dan naga, Chris mulai mengepakkan sayap, sampai pada akhirnya tubuh itu bertransformasi menjadi naga hitam sempurna—menghadang seorang lelaki muda dengan kuda dan sarung pedang di pinggangnya, penampilan khas ksatria.

Alex menyadari sosok berkuda itu adalah Johanesse, teman lelakinya di kampung.

Hampir mustahil membayangkan bagaimana Jo bisa sampai ke tempat ini, tapi Alex tak bisa menyangkal kalau orang itu memanglah Johanesse. Yang datang sambil mengacungkan pedang ke arah naga hitam, menyerukan pertarungan sambil menyelipkan nama Alexia.

"Alexia, aku akan menyelamatkanmu!"

"Kita akan segera pulang dengan tenang!"

"Mari tinggalkan tempat terkutuk ini!"

Seruan Johanesse terdengar sangat keras sampai ke segala penjuru kastil.

Di dalam sana Alex tak henti merapalkan rasa terimakasih atas kedatangan teman lelakinya. Meski di sini Chris tak berbahaya, pria naga itu berusaha menyekapnya di tempat ini.

Alex ingin sekali berlari keluar menghampiri mereka, serta membantu Johanesse yang mulai bergerak lincah mengayunkan pedang—padahal selama ini Jo tak pernah terlihat mengikuti pelatihan bela diri sekalipun, dia hanya sibuk dengan buku di perpustakaan. Entah bagaimana skill-nya mendadak jadi luar biasa.

Seluruh celah yang ada di kastil, termasuk pintu dan jendela mengeluarkan bunyi 'klik' secara samar, membuktikan hadirnya sebuah pelindung tak kasat mata yang sulit ditembus. Hampir seluruh jalan keluar terkunci rapat, bahkan lubang tikus pun tak bisa diterobos.

Chris sungguhan mengurungnya.

•••

5000 years ago
Di mana perjalanan dan kisah dimulai.

"Aku tak mau menikah!"

"Apa maksudmu Alexia? kau tega mempermalukan keluarga kita di depan rakyat?" wanita itu menyeret gaun putih tulang yang dibawanya dari butik ternama di kota. Satu-satunya pakaian yang diproduksi khusus untuk nona muda Qinchester dalam rangka lamaran pernikahan.

Alex menjerit lesu, "Tapi ini tak adil, bu! kenapa harus aku yang mempertanggung jawabkan semua hal setelah kehancuran negeri yang tak ku ketahui sama sekali?!"

"Kau hanya perlu menerima lamaran pernikahan jenderal untuk menunjukkan rasa terima kasih dan kehormatan kita terhadapnya!" ungkap wanita itu seolah mengatakan 'Kaulah hadiah dari rakyat atas jasa jenderal yang telah menyelamatkan negeri'.

Dari ambang pintu, ayah menyela, "Jenderal sudah menyelamatkan negeri kita, dia pantas mendapat imbalan setelah perjuangan yang dilakukannya—"

"Lantas kenapa aku yang terdesak?!" Alex membantah. Seluruh orang memaksanya menikah dengan pria asing atas dasar rasa terima kasih karena pria itu sudah mempertaruhkan nyawa menyelamatkan negeri, "Seluruh rakyat menikmati hasil perjuangan Jenderal, semua orang lah yang harus memberikan imbalan dan rasa terimakasih padanya! bukan cuma aku!"

"Alexia Qinchester, permintaan jenderal sangat sederhana. Dia ingin meminangmu, apa itu sangat sulit?" nada bicar ayah berubah tegas dan dingin.

Ibu ikut menyela, demi mengambil kepercayaan putrinya, "Dia seorang petarung, berpangkat jenderal, tampan, kaya, dan mapan. Semua orang tunduk patuh padanya, apa yang kau persulitkan untuk menerima pinangannya?"

"Aku tak mengenalnya, aku tak mau!" Alex yang masih terlalu muda tak bisa berpikir jauh sampai rencana menikah, ia hanya ingin hidup seperti remaja lain yang berusaha meraih mimpi. Menikah sama saja dengan bencana, itu akan menghambat impiannya.

"Kalau kalian menikah, perlahan akan saling mengenal, jangan egois seperti itu."

Alex berjalan ke meja rias, dimana gaun putih tulang itu berada, tanpa aba-aba, dirobeknya pakaian itu sekuat tenaga membuat butiran mutiara dan manik-manik jatuh berceceran, "Ayah dan ibu yang egois! kalian memaksakan keputusanku!"

"Pikirkanlah nama baik keluarga kita, sebagai orang terpandang, apakah mungkin bisa menolak permintaan jenderal yang baru menyelamatkan negeri ini?" ujar ayah sembari menjauhkan Alex dari kekacauan pada gaun pengantinnya. Pria iru mencengkeram kuat bahu sang putri, mencoba memberikan pengertian, "Kalau seandainya orang yang meminangmu bukan jenderal, ayah tak akan memaksamu sampai seperti ini. Karena jika kita menolak, bayangkan bagaimana tanggapan rakyat. Kita akan dianggap tidak punya rasa terima kasih sama sekali."

Alex menutup wajahnya menggunakan telapak tangan, dan menangis di sana tanpa ragu.

"Anggap saja itu balas budi, mewakili rasa bangga dan terima kasih dari seluruh rakyat pada perjuangan Jenderal Christopher."

To be continued...

Saatnya kita mulai dari masa lalu, mengulik kenapa sikap seluruh tokoh yang sekarang begini begitu

Btw aku jarang bgt up ya🥲
masih berusaha konsisten kayak dulu lagi

Northern Black Dragon [] BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang