Gercep beut 1k wei🤣
Ketahuan pada esmoci🌚***
Mira menoleh ke arah mejanya. Ada Bryan yang baru saja bergabung di sana. Pria itu tampak lebih segar dari terakhir kali Mira lihat.
"Aku dan Bryan hampir setahun gak ketemu. Dia sibuk berkelana ke sana kemari. Dalihnya mau memperluas usaha, ternyata dia masih nyari kamu setelah 5 tahun berlalu. Brendon bilang dia juga merasa bersalah atas kesalahpahaman yang terjadi waktu itu."
Bora ikut menoleh dan saat itulah tatapannya dan Bryan bertemu. Bora bisa merasakan mata tajam pria itu menusuk sampai ke hatinya. Membuat Bora seketika terpaku.
"Aku sudah jujur. Jadi, kamu bisa memperbaiki hubunganmu dengan Bryan jika ingin."
Mira beranjak dan kembali pada mejanya. Perasaan Mira sedikit lebih tenang karena selama ini ia dihantui rasa bersalah pada Bora. Apalagi saat ia melihat anak Bora, rasanya sedikit kasihan tumbuh tanpa seorang ayah. Mira tahu, sejak dulu ia selalu menjadi nomor 2 di antara Bryan dan Bora. Meskipun ia dan Bryan tumbuh bersama sejak kecil, tetap saja pria itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama Bora. Wanita yang dulu dibenci Mira karena merasa Bryan direbut darinya.
Mira juga yakin, kalau pun nanti Bryan dan Bora kembali bersama, ia juga akan menjadi nomor dua di antara mertuanya. Semua orang pasti lebih memperhatikan Bora yang cantik dan menawan. Setidaknya Mira harus mempersiapkan mentalnya ke depan nanti.
Di kursinya, Bora masih duduk termenung mencerna semuanya. Penjelasan Mira, masa lalu mereka, dan juga alasan kepergiannya dari hidup Bryan saat itu. Bora kira Mira menyukainya. Bora kira wanita itu mendukung hubungannya dengan Bryan. Tapi Bora salah. Mira di masa lalu begitu membencinya. Padahal Bora sudah menganggap Mira sebagai teman dekatnya juga selain Bulan.
Hampir 4 tahun bersama saat di masa kuliah ternyata membuat Bora dan Mira tidak mengenal dengan baik. Bahkan Bryan pun tidak Bora kenal dengan baik. Kalau ia benar-benar percaya pada pria itu, seharusnya tidak langsung menelan bulat-bulat ucapan Mira saat itu.
Waktu 5 tahun yang Bora habiskan untuk membenci Bryan Mira rasanya sia-sia. Kesalahan ada padanya. Bora terlalu takut untuk mendengar langsung penjelasan dari bibir Bryan sehingga ia memilih kabur dan merancang pembalasan dendam dengan cara menggoda Bryan dan bisa merebutnya kembali. Bora hanya ingin Mira merasakan pengkhianatan yang pernah ia rasakan.
"Bodoh," gumam Bora sembari menghela napas panjang.
"Putri!"
Seruan panik itu membuat Bora menoleh dengan cepat. Ia bangkit dan berlari menuju gadis kecil yang kini berdiri di dekat sebuah meja yang tak jauh dari pintu keluar resto menuju taman belakang.
Nyawa Bora rasanya hampir hilang saat membayangkan kejadian buruk yang akan menimpa putrinya. Bunyi pecahan kaca yang berderai di lantai membuat dada Bora kembang kempis. Ia terduduk lemas tak jauh dari pecahan kaca itu. Bora menatap putrinya yang kini berada dalam dekapan Bryan.
"Putri," gumam Bora.
"Bora, kamu gak papa?" Bulan mendekati Bora dan mengelus lengan wanita itu.
Bora menggeleng. Ia berusaha bangkit dibantu oleh Bulan. Bora melangkah mendekati Bryan yang kini berdiri dengan Putri di gendongannya. Gadis kecil 4 tahun itu terlihat pucat.
"Sayang, kamu gak papa? Ada yang luka?" Bora bertanya dengan penuh kekhawatiran.
Putri menggeleng pelan sambil mengulurkan tangan untuk bisa Bora ambil alih. Bora meraihnya dan menggendong dengan penuh kelegaan. Ia mengelus rambut Putri dan juga punggung kecil itu untuk memberikan ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...