Bagian 1

49.8K 2.1K 339
                                    

Maaf bawa cerita baru 🥲
Baca cerita Abi-Ale secara lengkap lebih dulu ya biar tahu alurnya.

-----

Siang hari ustadz Amri sedang sibuk menyuci bajunya. Dia terlihat malas dan tak bergairah sembari menahan rasa sakit di wajahnya akibat pukulan Abi semalam.

Beruntunglah tak meninggalkan luka yang cukup kentara, hanya sedikit lebam dan bengkak saja. Dan dia berbohong ketika ditanya santri lain dari mana dia mendapat luka tersebut. Dia berkata digigit tawon.

"Astaghfirullah. Bener kata dek Abi. Ga ada bedanya ana sama mereka. Eh tapi ana belom pernah gituan." Gumam ustadz Amri kepada dirinya sendiri.

Dia sibuk dengan pemikirannya sendiri hingga terusik saat mendengar suara orang terjatuh. Dia menoleh dan melihat Hasbi yang tersungkur di tanah dengan tumpukan pakaian kotornya.

"Syukurin!!" Ustadz Amri tertawa terbahak.

Hasbi keluar dari tumpukan baju kotornya, menatap ke arah ustadz Amri dengan tatapan kesal. Dia pun bangun dan memunguti semua pakaiannya lalu berjalan ke arah cucian.

"Ketawa ketawa lu! Nitip lah cucian satu aja." Hasbi menjatuhkan satu gamisnya ke bak cucian ustadz Amri.

Ustadz Amri berdecak kesal, dia mengambil gamis Hasbi kemudian melemparnya ke tanah membuat bocah itu membuka mulutnya lebar begitu dramatis.

"ASTAGHFIRUAH YAA USTADZ!! TEGANYA ANTUM!" Hasbi berteriak dramatis sembari mengelus dadanya.

Ustadz Amri meradang, dia sungguh kesal dengan keberadaan Hasbi yang entah mengapa selalu mengganggunya dan membuatnya naik pitam.

Hasbi memungut gamis basahnya yang kotor kemudian membasuhnya di bawah air mengalir. Lalu dia ikut mencuci tepat di samping ustadz Amri.

"Eh Tadz." Hasbi menyenggol pelan siku ustadz Amri.

Ustadz Amri hanya melirik sekilas dan mengabaikan bocah tengil tersebut. Hasbi terkekeh tanpa sebab membuat ustadz Amri menatapnya tajam.

"Ngetawain apa?" Ketus ustadz Amri sembari menggeser tempat duduknya.

Hasbi semakin tertawa lalu menunjuk ke arah luka lebam di wajah ustadz Amri. Yang mana seketika membuat pria itu mengeraskan rahangnya.

"Digigit tawon--"

"Iye tawonnya bogeman lakinya si Ale." Bisik Hasbi sembari tertawa mengejek.

Ustadz Amri membulatkan matanya mendengarkan ucapan Hasbi. Bagaimana bisa bocah itu tahu? Hingga dia teringat ucapan Ale pagi buta tadi yang membuatnya seketika mengerti.

"Dikasih tau Ale ya?" Tanya ustadz Amri sembari menatap tajam Hasbi.

"Iya dong. Kita kan cs perhomoan. Ditambah elu Tadz. Ngewe yuk ama gue. Gue semein." Hasbi menaik-turunkan alisnya menggoda.

Plak!

Ustadz Amri memukul kepala Hasbi dengan kesal lalu dia mendorong tubuh bongsor Hasbi agar menjauh dari nya.

"Ngaco! Ga doyan! Ana milih-milih yang berkualitas ya!" Kesal ustadz Amri membuat Hasbi kembali memasang wajah dramatis.

Bahkan Hasbi mencebikkan bibirnya kebawah seakan dia hendak menangis.

"Berarti gue ga berkualitas gitu Tadz? Ya gue sadar gue bukan manusia Sholeh kayak lakinya Ale. Tapi gue seme yang berkualitas Tadz. Punya kontol panjang gede berurat dijamin sampe mentok." Hasbi menampar pantat ustadz Amri dengan lancang.

Ustadz Amri pun semakin meradang, dia berdiri dan mengangkat bak berisi bekas air cucian bajunya.

SYUUUUR!!!

Hasbi gelagapan karena diguyur oleh air bekas cucian tersebut oleh ustadz Amri.

"Syukurin!" Ustadz Amri terlihat begitu luas.

Dia bahkan terkikik pelan karena bibirnya terasa sakit, dia hendak pergi namun Hasbi menarik kakinya dengan kuat.

SRAAAKK!!

BRUG!!

Ustadz Amri membulatkan matanya saat terjatuh menimpa tubuh Hasbi. Dengan wajah yang berada tepat di selangkangan Hasbi.

Lanjut atau enggak nih?

Ustadz Amri = seme

Hasbi = seme

Kira-kira siapa yang bakal jadi seme beneran?

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang