Bagian 16

15.3K 1.5K 307
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

"Diem bentar. Mau ngicip dikit." Bisik ustadz Amri dengan suara rendahnya.

Hasbi pun diam, dia merasa tak ingin menolaknya sama sekali. Karena hal seperti ini pun sering ia lakukan bersama partner sex nya. Namun ketika ustadz Amri yang melakukannya, rasanya sungguh membuat Hasbi sangat gugup.

Amri membuka beberapa kancing atas kemeja yang dipakai Hasbi, lalu ia mengecupi leher Hasbi dengan lembut hingga dia merasakan remasan kecil di bagian lengannya.

"Mmhh geli——" Hasbi menahan napasnya.

Amri mengusakkan hidung bangirnya ke kulit leher Hasbi, menghirup arom tubuh Hasbi yang entah mengapa membuatnya sangat bergairah. Ia merengkuh pinggang Hasbi lebih erat, dan ia pun menggigit leher Hasbi cukup keras.

"Akh! Pelan eunghh mmhh.." Hasbi melenguh nikmat saat Amri mengulum lembut lehernya.

Amri terlihat menahan diri agar tak menghisap leher Hasbi karena tak ingin meninggalkan bekas di sana. Dia tak mau membuat masalah dengan hal itu.

Ia menjilati leher Hasbi dengan rakus sembari sesekali menggigitnya main-main, tubuh Hasbi sangat tegang karena cumbuan ustadz Amri membuat bulu kuduknya berdiri.

"Hmmhh ahh udahh.." lirih Hasbi sembari menarik surai belakang Amri.

Wajah pria tampan itu pun menjauh dari leher Hasbi, ia menatap Hasbi yang terlihat tegang. Hasbi mendorong pelan wajah Amri agar berhenti menatapnya karena dia semakin gugup hingga ingin buang air besar.

"Masih belom kerasa apa-apa loh" ustadz Amri menghela napasnya.

Hasbi merotasi bola matanya jengah mendengar ucapan Amri yang menggugah seleranya untuk memberikan bogeman mentah ke wajah tampan pria itu

"Goblok. Emangnya lu berharap ada rasa kare ayam?! Rawon?! Pecel?! Gitu hah?!" Frustrasi Hasbi hingga wajahnya merah padam karena emosi.

Amri memasang wajah datar mendengar lelucon Hasbi yang sama sekali tidaklah lucu.

"Warteg dong. Tapi tadi cuma rasa daki doang sih." balas ustadz Amri dengan wajah polosnya.

Lubang hidung Hasbi terlihat kembang kempis seperti banteng dengan deru napas yang sangat kasar. Dia menarik napas dengan dalam, Amri dengan cepat menutupi kedua telinganya.

"EMANG DASAR BANGSAT LU AMRI BIADAB!!" Hasbi berteriak murka sembari mencubit pinggang Amri dengan brutal.

Amri berusaha menghentikan cubitan maut Hasbi yang membuatnya menggeliat kesakitan.

"ANA JUJUR LOH! AW AW SAKIT!" Amri berteriak kesakitan.

Hasbi tak mau berhenti, dia menendangi tubuh Amri dengan kuat hingga membuat pria itu hampir saja terguling dari atas ranjang.

"GUE SUMPAHIN KONTOL LU MENGKERET KAYAK MAKARONI BANTET!" Hasbi berteriak sekuat tenaganya dengan dada naik turun.

Napasnya sangat memburu karena dia benar-benar marah dengan pria yang sedang mengelus pinggangnya karena bekas cubitan mautnya.

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang