Bagian 36

13.9K 1.1K 409
                                    

Dukung penulis dengan melakukan vote dan komen jika kalian menyukai + menikmati cerita ini. 💜

—————

Amri sedang sibuk menyiangi ikan untuk sarapan mereka berdua. Sedangkan Hasbi masih membersihkan diri di dalam kamar mandi sekaligus mencuci pakaian mereka yang kotor karena lumpur tadi.

Amri sudah selesai mandi dengan cepat karena dia sudah sangat lapar dan harus segera bersiap memasak.

"YAAAAAANG!!!"

Suara teriakan Hasbi terdengar nyaring dari dalam kamar mandi. Dia tak menyahuti panggilan sang kekasih karena bocah itu pasti akan mengatakan apa yang diinginkan. Dia tak ingin membuang energi.

"TOLONG AMBILIN HANDUK! HANDUK YANG HADUUUK!! HAAAAAAAANDUUUUUUUK~" Hasbi bersenandung dengan suara membahananya.

Amri menghela napasnya kasar, baru saja sehari semalam dia tinggal berdua dengan bocah itu namun rasanya Amri seakan kehilangan banyak saraf di tubuhnya yang terputus akibat amarahnya.

Dia pun membasuh tangannya kemudian ke kamar mengambil handuk untuk sang kekasih. Dia mengetuk pintu kamar mandi dan Hasbi membukanya.

"Oh makasih Abang ganteng." Hasbi mencolek dagu Amri sembari melemparkan kecupan jauh.

Amri mencubit gemas pipi Hasbi lalu dia kembali ke dapur. Sementara Hasbi mengernyitkan dahinya karena ia mencium bau amis ikan yang begitu menyengat dari tangan sang kekasih.

Dia segera menyelesaikan mandinya kemudian keluar dari sana. Dia melilitkan handuk di pinggangnya sembari membawa ember berisikan cucian bajunya dan juga milik Amri.

"Sat dijemur dimana?" Tanya Hasbi sembari menatap Amri yang sibuk mengupas bawang.

Hasbi bersiul melihat penampilan sang kekasih, hanya memakai celana pendek ketat tanpa atasan. Seolah pria itu memamerkan otot sempurna yang ada di tubuhnya.

"Di kayangan." Jawab Amri dengan ketus membuat Hasbi mengelus dadanya menghadapi mood prianya yang naik turun.

Pria itu masih kesal karena kejadian memalukan di pasar. Hingga detik ini Amri masih merasakan bagaimana sensasi malu yang ia rasakan tadi.

Hasbi pun duduk di samping Amri, ia mengusakkan hidung bangirnya di leher sang dominan membuat sang empu mengerang kecil sembari berusaha menjauhkan diri.

"Yang~ udah sih jangan marah. Ga ada yang inget muka kita deh yakin." Bujuk Hasbi sembari memeluk pinggang Amri.

Amri hanya diam, dia membiarkan Hasbi memainkan otot perutnya dengan santai. Menusuk-nusuknya dengan jari sembari sesekali mengelus selangkangannya dengan nakal.

Amri mengarahkan pisau tajamnya ke arah wajah Hasbi yang seketika membuat bocah itu menjauh dengan wajah panik.

"Biadab lu Mri Amri! Lakinya sendiri mau digorok!" Ujar Hasbi menggebu.

Amri merotasi bola matanya malas mendengar ucapan berlebihan dari sang kekasih.

"Udah buruan jemur pakeanya. Di belakang rumah Sayang, sebelum ana berubah pikiran buat masak antum bareng ikan kakap itu." Ujar Amri dengan senyuman terpasaksa.

Hasbi pun tertawa geli sembari mengangguk, dia segera menjemur pakaiannya lalu segera ke kamar memakai sarung milik Amri. Dia kembali ke dapur dan memeluk Amri dari belakang yang sedang menggoreng ikan.

Amri menoleh singkat ke arah wajah Hasbi yang muncul di ketiaknya. Hasbi menatap wajah tampan sang kekasih dengan tatapan berbinar.

"Ululu gantengnya anak manucia ini~ punya ciapa cih?!" Hasbi mengecupi dada bidang Amri dengan gemas.

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang