Bagian 50

10.3K 980 254
                                    

Berikan dukungan penulis melalui vote dan komen jika kalian menyukai dan menikmati cerita ini 💜

-----

Tak terasa 1,5 tahun sudah Hasbi berada di pondok pesantren tersebut. Dan ini adalah kedua kalinya Hasbi mengikuti kenaikan kelas. Dia masuk ke pondok pertama kali terlambat 6 bulan setelah ajaran baru. Dan ini adalah tahun kedua Amri menjadi santri pengabdian.

"Ale keliatan galau banget ditinggal si Abi." Ujar Hasbi menatap nanar ke arah sahabatnya.

Abi telah pergi ke New York beberapa hari yang lalu dan sahabatnya itu menjadi duda sementara selama 4 tahun sembari menunggu Abi kembali ke Indonesia.

"Lu bakal ninggalin gue ga suatu saat?" Tanya Hasbi menoleh ke arah Amri yang ada di sampingnya.

Amri yang sedang mengisi buku setoran hafalan santri pun terhenti sejenak. Dia berpikir untuk menjawab pertanyaan sang kekasih.

"Ana sih ga pengen ninggalin antum. Tapi kita ga pernah tau rencana Allah kedepannya buat kita gimana." Ujar Amri dengan pelan.

Hasbi menghembuskan napasnya panjang sembari mengangguk kecil, dia tersenyum tipis menganggap jawaban Amri sangat realistis. Dia pun setuju dengan jawaban sang kekasih.

"Selagi kita masih bareng, ana pengen antum ngerasain banyak kasih sayang dari ana. Udah itu aja." Lanjut ustadz Amri membuat Hasbi tertawa kecil dan mengacungkan ibu jarinya.

Amri mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang seratus ribu untuk Hasbi. Dengan semangat Hasbi hendak memasukkan kedalam saku gamisnya namun ditahan oleh sang kekasih.

"Tolong beliin es krim dong sama air es di kantin. Ana tunggu di atap gedung asrama ya." Amri menepuk sekilas pundak Hasbi lalu melenggang pergi.

Hasbi mendengus kasar, namun dia menuruti permintaan sang kekasih. Dia ke minimarket yang ada di pondok dan dia membeli pesanan Amri tak lupa dia membeli camilan untuk dirinya sendiri.

Dia menyempatkan diri untuk menghampiri Ale dan memberikan sebotol minuman dingin untuk sahabatnya itu.

"Semangat cuy. Tapi waktu 4 taun bakal lama banget sih, jadi kuat-kuatin ya Nyet." Hasbi mengusak surai Ale dengan kasar lalu dia kabur sebelum mendapatkan amukan dari sahabatnya.

Dia menuju atap gedung dan tersenyum saat melihat Amri sedang meneduh di bawah kanopi untuk menghindari sinar matahari yang menyengat.

Dia duduk di depan Amri dan segera membongkar tas belanjaannya. Amri menggelengkan kepalanya saat melihat camilan yang dibeli Hasbi sangat banyak.

"Ini es krim lu Sat sama airnya. Ini semua punya gue, kembaliannya juga yak." Ujar Hasbi menunjukkan sisa uang tersebut.

Amri mengangguk santai dan dia segera memakan es krimnya dengan lahap. Dia tersenyum kecil saat melihat Hasbi terlihat begitu semangat mengunyah camilan yang dibelinya.

"Upahnya dong udah beliin lu es krim sama air, terus gue harus naik tangga ke atap sini kan cape Yang." Ujar Hasbi sembari mengadahkan telapak tangannya.

Amri merotasi bola matanya malas mendengar ocehan Hasbi, dia pun mengeluarkan dompetnya dan memberikan kepada Hasbi.

Hasbi mengecup riang pipi Amri lalu membuka dompet sang pria. Matanya berbinar melihat uang di dalam dompet Amri, dia mengambil selembar uang lima puluh ribu rupiah kemudian memasukkan kedalam sakunya.

"Senang berbisnis dengan Anda Tuan." Hasbi mengembalikan dompet Amri dengan sopan.

Amri terkekeh geli sembari menepuk pelan pipi Hasbi. Lalu dia hanya menatap Hasbi sembari mendengarkan ceritanya mengenai nasib Ale yang menjadi duda sementara.

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang