Bagian 60

9.2K 960 438
                                    

Triple update lunas 💜

—————

"Ya. Dia emang hamil di luar nikah. Tapi bukan sama aku." Ujar Amri dengan tegas.

Hasbi menoleh terkejut ke arah Amri, sementara Hida seketika berlutut di kaki Hasbi membuat bocah itu semakin terkejut.

"Hasbi Mbak mohon. Jangan bilangin ke siapapun. Mbak gamau harga diri Mbak ancur gegara anak ini Hasbi." Hida mencengkram kuat kaki Hasbi.

Hasbi membuka mulutnya tak percaya mendengar penuturan sang kakak, dia pun menarik kasar kakinya. Hida mulai menangis karena dia takut jika Hasbi mengadu kepada kedua orang tuanya termasuk keluarganya.

Amri menghembuskan napasnya berat, dia menarik Hasbi dan Hida agar duduk di sofa.

"Hasbi udah terlanjur tau. Aku gamau nyimpen rahasia ini lebih lama." Ujar Amri dengan lelah.

Hasbi menatap ke arah Amri dan Hida dengan tatapan bingung, Hida masih menangis yang mana membuat Hasbi sangat kesal. Dia pun mengambil tisu beberapa lembar kemudian menyumpal mulut Hida dengan tisu tersebut.

"Berisik lu anjing! Laki lu mau jelasin ini!" Hasbi berteriak murka.

Hida pun berusaha menghentikan tangisnya, dia menunduk dalam sembari memilin jarinya sendiri karena gugup.

Flashback on

Amri baru saja pulang dari pondok, dia masuk kedalam rumah dengan helaan napas yang sangat berat karena dia mengingat banyak kenangan indah bersama Hasbi di rumahnya.

"Aku harus nyari kerja yang mapan. Aku pengen beli rumah buat Hasbi suatu saat nanti. Biar dia punya tempat untuk pulang." Amri tersenyum lembut sembari meletakkan kopernya di atas ranjang.

Dia pun membaringkan tubuhnya di atas ranjang, ia memejamkan matanya sesaat sembari tersenyum mengingat wajah tampan Hasbi. Ia menyentuh dadanya saat merasakan deguban jantungnya semakin cepat.

Sensasinya tetap sama setiap kali dia mengingat Hasbi maka jantungnya akan berdegup lebih kencang. Perutnya terasa geli kala dia mengingat semua tentang Hasbi.

Drrtt!! Drrtt!!

Ponsel Amri bergetar, dia segera bangun dan menerima panggilan telepon dari keponakannya.

"MAAS! JANGAN TINGGALIN AKU MAS! KAMU KENAPA BEGINI MAS!"

Amri menatap layar ponselnya memastikan jika itu memang nomor ponsel keponakannya. Pasalnya dia mendengar suara teriakan dan tangisan histeris dari kakak iparnya.

"Halo? Elsa Sayang? Ada apa Nak? Kenapa mama nangis?!" Tanya Amri dengan khawatir.

Namun dia tak mendapatkan jawaban, tanpa pikir panjang Amri segera menuju rumah sang kakak yang berada di perumahan tak jauh dari tempatnya.

Saat sampai dia segera masuk kedalam, suara tangisan histeris keponakan dan kakak iparnya saling bersahutan. Amri menuju kamar sang kakak dan tubuhnya seketika lemas.

Brug!

Tubuh Amri terjatuh, dia melihat sang kakak ipar berusaha menahan tubuh kakaknya yang sedang tidak sadarkan diri dalam posisi gantung diri.

"B-bang.." lirih Amri dengan tubuh menggigil.

Elsa, anak pertama dari sang kakak pun segera menghampirinya.

"Om! Hiks Om bantu papa om! Tolongin papa Om!! Elsa gamau kehilangan papa Om!!!" Elsa menjerit histeris sembari menarik tangan Amri.

Amri pun seketika tersadar, dia berusaha berdiri dan segera pergi ke dapur untuk mengambil pisau. Dia kembali ke kamar lalu naik ke atas kursi, dia memotong tali yang melilit leher sang kakak.

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang