Bagian 4

17.1K 1.6K 123
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

"Satu kali lagi antum lancang ngecup bibir ana——jangan harap antum bisa lepas." Peringat ustadz Amri sembari merengkuh erat pinggang Hasbi.

Hasbi justru tersenyum lebar mendengar ancaman ustadz Amri. Dia menatap berbinar ke arah pria yang lebih tua darinya tersebut membuat wajah ustadz Amri seketika menatap Hasbi aneh.

Cup cup cup

Ustadz Amri mengerang kesal saat Hasbi justru mengecup bibirnya dengan santai beberapa kali seakan ancamannya bukanlah yang berarti. Ustadz Amri mendorong kasar tubuh Hasbi hingga pria itu hampir saja tersungkur.

"Dasar gila!" Ustadz Amri mengusap bibirnya dengan kasar.

Hasbi terkekeh pelan, dia bangkit dan merangkak menghampiri ustadz Amri. Dia mengapit dagu ustadz Amri dan menatap bibirnya dengan tatapan lapar.

"Kejar-kejaran yuk. Yang jatuh cinta pertama jadi boti. Gimana?" Tantang Hasbi sembari menyeringai.

Ustadz Amri terdiam sesaat, dia membalas tatapan nakal Hasbi dengan tatapan datar dan dingin. Dia menegakkan tubuhnya lalu meraih leher Hasbi.

Ssrrkk!

Menarik tengkuk Hasbi hingga wajah bocah itu berada di sampingnya. Lalu Amri mendekatkan bibirnya ke telinga Hasbi dan berbisik pelan di sana.

"Siapa takut. Boti selamanya. Ga boleh nolak suami." Ujar ustadz Amri sembari menggigit daun telinga Hasbi.

Bulu kuduk tubuh Hasbi meremang mendengar suara rendah ustadz Amri. Dia pun menelan ludahnya gugup, dia menjauhkan wajahnya dan ia melotot saat ustadz Amri melumat bibirnya dengan singkat.

"L-lu kok!!" Hasbi terlihat terkejut dan menutupi bibirnya dengan cepat.

Ustad Amri mengusak surai Hasbi dengan pelan lalu dia berdiri dari duduknya.

"Kan main kejar-kejaran nya udah dimulai." Ustadz Amri mengendikkan bahunya acuh.

Hasbi terdiam sembari menatap wajah tampan ustadz Amri yang entah mengapa menurutnya semakin terlihat tampan.

Dia segera bangun membuyarkan pikirannya, dia mengerutkan alisnya saat dia harus mendongak karena ustadz Amri lebih tinggi darinya.

"Apa? Mau cium lagi?" Tanya ustadz Amri sembari bersiap menarik kepala Hasbi.

Hasbi memundurkan langkahnya dengan cepat sembari menggelengkan kepalanya. Dia memindahkan kedua matanya ke arah ustadz Amri dengan tatapan penuh selidik yang mana membuat ustadz Amri menaikkan sebelah alisnya heran.

"Kok lu mau mau aja sih? Cepet banget berubah nya. Ada niat jahat apa lu?" Tuduh Hasbi dengan entengnya.

Ustadz Amri hanya mengendikkan bahunya acuh lalu dia berbalik arah meninggalkan Hasbi yang tak mendapatkan jawaban dari pria tampan itu.

Ustadz Amri mengusap bibirnya dengan kasar lalu meludah sembarangan. Dia menghembuskan napasnya panjang karena merasa dia gegabah menerima tantangan Hasbi.

"Kenapa ana gampang terprovokasi sih." Lirih ustadz Amri sembari mengusap wajahnya frustrasi.

—————

Hasbi sedang mengobok-obok kolam ikan, memainkan telur kodok yang ada di pinggiran kolam ikan hias. Dia menghela napasnya berulang kali, wajahnya terlihat sangat kusut seakan mempunyai beban paling berat di dunia ini.

AMRI-HASBI (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang