5

896 82 23
                                    

Pagi hari.

Karma membuka matanya dan disambut dengan cahaya terang, dia sedikit menyipitkan matanya untuk menyesuaikan.

Karma mencoba untuk duduk namun kepalanya masih berdenyut dengan menyakitkan dan membuatnya langsung membawa satu tangan ke kepalanya. Samar-samar dia ingat apa yang terjadi semalam.

"Ah... Benar juga." Karma menghela nafas dan kembali berbaring dengan posisi yang lebih nyaman.

"Jadi sekarang aku sakit ya? Itu artinya Ayah juga sudah tahu."

Lalu dia tersadar akan hal yang begitu penting.
"Jika aku tidak berangkat dan tidak memberi kabar, sensei pasti akan mencari tahu. Itu bisa gawat jika dia datang ke rumah dan mendapati rumahnya kosong."

Pandangannya langsung menyapu seluruh ruangan mencari-cari ponselnya.

"Itu dia." Karma bangun dari tempat tidur perlahan agar tidak membuat sakit kepalanya lebih parah lagi. Menjadikan dinding sebagai pegangan, lalu mengambil ponselnya yang ada di meja.

Karma cepat-cepat mengirimkan pesan pada Nagisa dan bilang padanya bahwa dia sedang tidak dalam mood yang bagus untuk berangkat ke sekolah dan memutuskan untuk membolos.

Tepat ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Karma mendongak dan melihat Gakushuu yang berjalan ke arahnya. Dia sudah memakai seragamnya dan siap untuk berangkat ke sekolah.

"Apa yang kau lakukan, kembali ke tempat tidur." Kata Gakushuu dengan nada memerintah seperti biasa.

"Aku tidak ingin diperintah olehmu."

"Aku akan berangkat. Ayah juga sudah pergi. Jangan membuat pelayan terlalu repot, jika mereka memberimu obat, minum. Jika mereka bilang kau perlu istirahat, maka istirahat." Gakushuu berkata dengan tegas.

Karma menatapnya dengan tatapan dingin. Masih kesal dengan perselisihan sebelumnya.

"Apa? Mau mau bersikap sok peduli? Menggelikan, aku tidak perlu seseorang untuk berpura-pura peduli padaku. Apalagi kau."

"Aku tidak punya waktu untuk ini. Jika kau tidak ingin merepotkan kami, maka ikuti saja." Kata Gakushuu yang sudah berbalik untuk pergi.

"Jika kalian repot maka tidak usah mengurusiku. Aku juga tidak memintanya. Kalian yang memutuskan sendiri."

Langkah Gakushuu terhenti sejenak. "Sudahlah. Aku akan terlambat." Ujarnya sebelum berjalan pergi.

"Cih, kalau kalian tidak ingin repot ya tidak usah! Tinggal bersama Akabane-san jauh lebih nyaman dari ini."

____________________________________________________________________________

K

elas 3-A

Gakushuu hilang fokus saat di kelasnya. Dia tidak memperhatikan teman-temannya sedang berbicara. Dia hanya terpikir dengan apa yang dikatakan Ayahnya semalam.

"Kau peduli padanya bukan?"

Gakushuu ingin membantahnya, dia sama sekali tidak peduli pada si rambut merah itu. Sejak awal mereka adalah rival yang selalu saling mengejek dan menghina satu sama lain.

Hal itu membuat Gakushuu berpikir, bagaimana jadinya jika Karma tidak di Kunugigaoka, apakah keadaannya akan berbeda dengan sekarang?

"Asano-kun," panggil salah satu temannya yang menyadarkannya dari lamunan.

"Ada apa? Kau melamun sejak tadi." Sakakibara bertanya.

Gakushuu menghela napas panjang. "Tidak. Hanya beberapa hal di kepala."

Brothers! [Karma & Gakushuu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang