Rumah Akabane
Karma tengah menyiapkan makanan di dapur untuk teman-temannya nanti. Sekarang sudah pukul 18.49.
Karma menaruh beberapa camilan dan kue di ruang tengah yang akan digunakan, lalu melepaskan apron yang dipakainya sebelum pergi ke kamarnya sendiri..
.
.
.
Nagisa dan yang lainnnya berdiri di depan gerbang rumah. Semuanya hanya terdiam di sana.
"Hei, Nagisa, kau yakin ini tempatnya?" Maehara bertanya dengan tidak yakin.
Nagisa menggaruk pipinya sambil menatap ponselnya. "Eh... Jika menurut apa yang diberitahu Karma, ya. Ini tempatnya."
"Ah! jangan-jangan dia membohongi kita!" Terasaka ikut melihat ponsel yang dipegang Nagisa.
"Um, Karma-kun tidak akan melakukan itu." Kanzaki membela.
"Tapi rumah ini sangat besar! Dan aku dengar Karma tidak bersama orang tuannya."
"Hei, ayolah. Kita masuk saja, apa kita akan tetap berdiri di sini? Lagipula aku juga tidak terlalu terkejut jika orang tuanya adalah orang kaya." Nakamura menyilangkan tangannya dengan satu alis yang terangkat.
"Nah itu benar. Baiklah, Nagisa, tekan belnya." Kata Sugino sambil mendorong Nagisa ke dekat bel.
"Eeh?! Kenapa aku?" Nagisa menatapnya.
"Huh, ayolah tekan saja." Sugino mendesak.
"Ya sudah, biar aku saja." Nakamura langsung menekan belnya dengan percaya diri.
Belum ada yang datang.
Sugino berdehem dengan gugup. "Mungkin kita memang salah rumah?" Sugino memandang yang lainnya.
"Hei! Ada yang datang." Fuwa menunjuk pada bayangan seseorang yang semakin mendekat. Hingga akhirnya terlihat si rambut merah.
Karma membukakan gerbangnya.
"Yo, aku pikir kalian tersesat. Masuklah."Yang lain menatapnya lega. "Syukurlah kami tidak salah rumah." Ucap Maehara sambil berjalan masuk lalu diikuti dengan yang lain. Karma hanya tertawa kecil mendengarnya.
Saat mereka dibawa masuk ke dalam. Mereka menganga karena takjub. "Whoah, rumah Karma-kun sangat besar dan mewah ya." Ritsu menyuarakan hal yang ada di pikiran mereka semua. Mereka masuk hingga sampai ke ruang tengah.
"Aku akan mengambilkan minum." Karma pergi ke dapur meninggalkan mereka yang masih mengamati seluruh ruangan.
"Ini. Aku tidak akan menambahkan wasabi ke dalam minuman kok." Karma memasang senyumnya dan menaruh nampan berisi minuman di meja. Teman-temannya hanya dapat diam mendengar candaannya.
"Karma-kun, apa kau tinggal sendirian disini?" Kataoka bertanya dan dijawab dengan anggukan.
"Iya. Orang tuaku hanya akan pulang sesekali."
"Di mana orang tuamu?" Kali ini Isogai yang bertanya.
"Hmm, sebut saja mereka berkeliling dunia. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya."
"Waah, jadi kau tinggal sendirian di rumah sebesar ini?! Apa tidak ada pelayan atau apa?" Sugino bertanya.
"Tidak, tidak ada siapa-siapa selain aku. Orang tuaku memang menawarkan, tapi aku bilang tidak perlu." Karma mengangkat bahu.
"Tapi, apakah tidak apa-apa? Karma-kun sendirian, dan lagi rumah ini sangat besar dan sudah jelas banyak barang berharga di dalamnya. Bagaimana jika ada pencuri atau semacamnya?" Kayano mengerutkan keningnya memikirkan hal-hal yang dapat terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers! [Karma & Gakushuu]
Fiksi PenggemarGakushuu diberitahu ayahnya bahwa dia dan Karma memiliki hubungan darah. Gakushuu terkejut dan sempat tidak menerima fakta itu, tentu saja, mereka berdua adalah rival bukan? Karma yang sedari kecil dibesarkan oleh orang tua asuhnya, yaitu keluarga A...