Bel berbunyi, tanda bahwa pelajaran ke-dua telah selesai dan sekarang giliran waktu istirahat. Bitch-sensei yang selesai mengajar anak-anak 3-E pun memutuskan untuk keluar dan mencari Karasuma-sensei. Sebagian besar murid pergi ke luar untuk mengisi perut mereka, dan ada beberapa yang membawa bekal dan memakannya di kelas.
Seorang gadis pirang menutup buku tulisnya dan berdiri.
"Nee, Karma, nanti aku dan beberapa yang lain ingin latihan ringan dan menyusun rencana baru. Kau ikut?" tanya gadis itu.
Karma yang sedang memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya mendongak pada Rio yang sudah berdiri di ambang pintu. "Entahlah, kalian duluan saja kalau begitu, aku akan menyusul jika sempat."
"Yaahh baiklah~" "Nagisa! Kau ikut?"
Karma melanjutkan kegiatannya saat Rio keluar bersama dengan yang lain.
"Karma-kun,"
Karma kembali mendongakkan kepalanya kala mendengar Okuda memanggil namanya dengan suara yang agak bergetar. Meskipun gadis itu memang selalu gugup, namun itu terdengar berbeda.
Karma mengangkat alisnya melihat Okuda yang mengintip dari ambang pintu. "Hm?"
"Ada yang mencarimu." Ucapnya lirih.
Karma mengerutkan keningnya. Bertanya-tanya siapa yang mencarinya. Dari cara bicara Okuda, pasti tamu itu dari kelas lain.
"Kelas B."
Anak-anak lain yang masih di dalam kelas kini ikut terdiam dan melihat. Sama-sama khawatir akan terjadinya masalah. Pasalnya kedatangan dari kelas lain selalu berarti hal buruk.
Karma berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke pintu saat Okuda bergeser memberinya jalan.
Di sana berdiri seorang gadis rambut ungu sangat pendek dan mata coklat tua. Eyeliner yang tebal di sekitar mata yang hampir luntur membuatnya terlihat seperti kurang tidur. Wajahnya cemberut dan tangannya disilangkan dengan angkuh. Secara keseluruhan, penampilannya biasa-biasa saja, mungkin di bawah rata-rata. Jika bukan karena seragamnya yang rapi, dia sangat terlihat seperti preman.
Di sampingnya ada anak laki-laki tinggi dengan ekspresi tidak peduli yang menunjukkan jelas bahwa dia ingin segera pergi dari tempat itu. Dua kancing bajunya dibiarkan terbuka, memperlihatkan kalung tali dengan liontin perak burung gagak, cocok dengan rambut hitam runcingnya yang mencuat ke mana-mana. Mata birunya menatap lurus pada Karma.
"Oh, apa ada yang bisa kubantu? Sejujurnya aku hanya bertanya, aku sama sekali tidak berminat membantu."
Okajima dan Sugino terkekeh dari balik jendela kelas.
Gadis itu terlihat tidak senang atas sambutannya. "Aku Keiko Arashi dari kelas 3-B, kau diharuskan untuk turun ke gedung utama setelah pelajaran sekolah selesai. Datanglah tepat waktu."
Karma memutar mata acuh. "Dan kenapa aku harus ke sana?"
Arashi tampak lebih kesal dan memberinya tatapan tajam. "Kepala sekolah yang memintanya. Aku pun tidak akan mau repot-repot datang ke tempat kumuh ini jika bukan karena perintah beliau."
Karma sedikit tersentak saat gadis itu menyebut sang ayah. Dia langsung gelisah dan khawatir. Hal apa yang akan membuat ayahnya mengambil risiko sebesar ini? Secara tidak langsung rahasianya bisa terbongkar.
"Itu saja? Tidak ada informasi yang tertinggal?" Karma berhasil mengeluarkan tanggapan setelah keterkejutannya.
Arashi mengangkat alisnya. "Kenapa? Kau takut hal yang akan datang padamu adalah hukuman?"
Karma mengerti informasi yang bisa didapat hanya sebatas itu dan dia mengayunkan tangannya di udara. "Ya, ya, terserah. Aku akan datang."
Okuda di belakang tampak cemas. Khawatir jika itu bukan pilihan yang tepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/319507183-288-k739829.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers! [Karma & Gakushuu]
FanfictionGakushuu diberitahu ayahnya bahwa dia dan Karma memiliki hubungan darah. Gakushuu terkejut dan sempat tidak menerima fakta itu, tentu saja, mereka berdua adalah rival bukan? Karma yang sedari kecil dibesarkan oleh orang tua asuhnya, yaitu keluarga A...