19

573 67 23
                                    

"Aku ada kelas tambahan hari ini, jadi aku mungkin baru sampai di rumah saat malam," ujar Karma yang sedang memasang sepatunya. Sudah siap untuk berangkat sekolah.

Gakushuu, di belakangnya, menyipitkan mata dan mencibir. "Guru macam apa yang membiarkan anak muridnya berkeliaran sendirian malam-malam,"

"Kata siapa sendirian? Aku selalu pulang dengan teman-temanku,"

"Sama-sama masih kecil,"

"Kau juga sama,"

"Faktanya kau 14 tahun, Karma,"

"Terserah."

Karma keluar duluan dan berlari kecil menuju mobil yang sudah bersiap di depan.

Karma langsung buru-buru masuk sebelum Gakushuu bisa mendahuluinya. "Aku sebelah kiri,"

Gakushuu memutar mata pada sikap kekanak-kanakannya. Dia duduk di tempatnya dan mobil mulai melaju.

Beberapa menit berlalu dan Karma sudah terpaku pada video game di tangannya, mengabaikan Gakushuu yang tampak sangat bosan menunggu mobil kembali melaju karena lampu merah yang tak kunjung hijau.

"Mau sampai kapan seperti ini?" Dia bertanya tiba-tiba.

Karma masih tidak mengalihkan pandangannya namun merespon. "Hah? Apanya?"

Gakushuu menatapnya beberapa detik sebelum kemudian merebut permainannya dari tangan Karma. "Latihan tata krama: kalau ada yang sedang bicara denganmu, hentikan kegiatanmu dan lihat ke orangnya."

Karma hanya cemberut tidak suka dan menyilangkan tangannya.

Mereka saling diam beberapa saat sebelum akhirnya Gakushuu memutuskan untuk bertanya lagi.

"Mau sampai kapan berangkat sekolah sembunyi-sembunyi seperti ini?"

Nampaknya pertanyaan tersebut berhasil mengambil perhatian Karma, yang kini menoleh dan diam beberapa saat seperti sedang memikirkan jawaban yang bagus.

"Hmm... kapan ya. Mungkin selamanya?"

Gakushuu menghela napas panjang, seperti sudah melakukan percakapan itu berkali-kali. "Cepat atau lambat orang-orang akan tahu, Karma. Kau bukan Akabane Karma, kau Asano Karma."

Karma mengerutkan keningnya, "Kalau begitu jalani saja, kalau memang suatu saat terbongkar ya sudah, tinggal kita tunggu saja."

"Kenapa kau sangat bersikeras untuk tidak mengungkapkan kebenarannya pada teman-temanmu? Apa kau takut mereka akan menjauhimu karena tahu kau anak dari Kepala Sekolah yang selalu dianggap menyeramkan, dan sekaligus adik laki-laki dari Asano Gakushuu yang kalau menurut stereotip mereka jauh dari kata baik?"

"Bukan seperti itu..."

Situasi semakin memanas dan supir yang menyetir tampaknya merasakan ketidaknyamanan juga.

"Kalau mereka menjauhimu hanya karena itu, maka sejak awal mereka tidak pantas menjadi temanmu."

Karma mengepalkan tangannya dan mendelik. "Gakushuu, kau tidak mengerti. Ini rumit, dan tidak bisa diselesaikan hanya dengan—"

"Kau ini takut apa sih??"

"Aku belum siap untuk memberitahu mereka dan belum siap menerima reaksi mereka! Aku bisa mengatasi ini sendiri, oke?! Lagipula kenapa kau sangat menekan untuk mereka tahu soal aku?"

Mobil berhenti di lampu merah dan suasana menjadi semakin tegang.

"Aku muak melihatmu berpura-pura. Kau juga membohongi mereka, tidakkah kau sadari itu?"

Karma hanya menyilangkan tangannya dan memalingkan muka.

Gakushuu menghela napas sabar dan meraih pundaknya untuk kembali menatapnya.
"Dengar, aku hanya ingin mengakhiri drama sembunyi-sembunyi ini dan ingin kita menjadi keluarga yang benar, baik di rumah maupun lingkungan sekolah."

"Tapi kan kita tidak benar-benar perlu berbicara atau berinteraksi selama di sekolah, gedungnya juga berbeda–"

"Itu egois! Ayah mau kita saling menjaga dan berkomunikasi dengan baik, bukan soal aku ingin mengaturmu."

Karma meraih pegangan pintu dan membukanya, "Aku mau jalan kaki saja, dadah,"

"Hei— Karma!" Gakushuu berteriak pada Karma yang lari sambil menjulurkan lidah padanya.

"Aku bersumpah akan mengadukannya pada ayah nanti! Awas saja kau!"

-----------------------------------------------------------

Karma lari kecil di sepanjang trotoar menuju sekolah. Ketika kemudian dua sosok muncul di sampingnya, berusaha menyamai langkahnya.

Sugino. Karma pun berjalan dengan lebih lambat untuk menyapanya.

"Kau tadi turun dari mobil siapa? Bukan penculik kan?"

Karma langsung gelagapan dan hampir panik. "Ha— eh, tadi? Itu mobil pamanku, dia ingin mengantarku ke sekolah tapi dia pasti akan terlambat berangkat kalau bolak-balik, jadinya aku turun saja."

Sugino tampak tidak percaya, "Masa sih?"

Karma berusaha tetap tenang, sambil mengarahkan pandangannya ke gerbang sekolah yang sudah dekat. "Memangnya kenapa?"

"Aku seperti pernah melihat mobil itu—"

"Eh, lihat itu, ada Terasaka jatuh ke tong sampah!"

Sugino mengerutkan keningnya pada Karma yang berlari ke arah Terasaka. Sejumlah pertanyaan muncul di kepalanya. Dia sedang mempertimbangkan untuk menceritakannya pada Nagisa. Merasa yakin ada yang ditutup-tutupi.

____________________________________________________________________________

| AHAHAHAHAHA LUPA AKU MAU LANJUTIN INI, TAPI GAPAPA KAN YANG PENTING UP HEHE|

21 Februari 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brothers! [Karma & Gakushuu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang