"Ada apa ini?" Gakushuu bertanya dengan galak. Tangannya disilangkan sambil menatap tajam satu persatu pada mereka.
Anak-anak itu langsung menundukkan kepala mereka. Menjadi gelagapan tidak tahu harus menjawab apa.
"I-itu... Kami hanya membicarakan beberapa hal—"
"Menggosip seperti orang-orang bodoh?" Gakushuu memotong. "Kalian ini kelas B, bersikaplah seperti yang seharusnya. Percakapan kalian yang tidak ada gunanya itu sangat tidak terpuji. Perkelahian di sekolah ini sangat tidak diperbolehkan, dan kalian bicara soal menonton aksi penindasan pada siswa lain?"
"T-tapi, yang kami bicarakan adalah kelas E—" anak itu membantah namun langsung segera dipotong.
"Apa yang sebenarnya kalian lakukan di Kunugigaoka? Belajar cara membully murid lain? Kalian boleh saja memiliki rasa benci, tapi perhatikan apa yang kalian lakukan, jangan merusak reputasi sekolah ini." Gakushuu memberikan tatapan tajamnya lagi.
"Aku tidak ingin mendengar keributan apapun. Jika kalian ingin menonton hal seperti itu, angkat kaki dari sekolah ini dan pergilah ke tempat lain."
Mereka langsung membungkuk minta maaf dengan ketakutan dan lari terbirit-birit.
Gakushuu menarik napas panjang guna menenangkan dirinya. "Karma pasti juga ikut turun bersama mereka. Jika apa yang dikatakan anak-anak itu benar, maka ..."
"Itu akan menjadi masalah."
______________________________________
"Karma-kun! Kenapa kau menghancurkannya!?" Nagisa meneriaki temannya setelah benda yang sedang mereka rakit hancur seketika karena si rambut merah.
Karma cemberut dengan wajah polosnya seperti anak kecil yang tidak terima karena dimarahi namun juga merasa bersalah. "Aku tidak sengaja!"
Itona yang memegang alat aneh di tangannya hanya bisa menghela napas singkat. "Oke, kita mulai dari awal."
Karma mengusap keringat di dahinya dengan punggung tangannya. "Aku tidak membuat makan siang hari ini, aku akan turun menyusul Nakamura-san saja."
Itona mendongak dari mengotak-atik benda yang tengah dibuatnya. "Bawakan aku roti melon." Celetuknya.
"Aku ingin sandwich saja. Dan susu vanilla." Sugino menambahkan.
"Aku sudah makan, tapi aku ingin roti isi daging!" Yada ikut bersuara.
"Aku—"
"Hei, hei! Aku tidak akan membawakan satupun dari pesanan kalian itu." Karma langsung berbalik meninggalkan mereka yang cemberut.
.
.
.
.
"Kira-kira Shiori-san akan mengajakku ke mana ya hari ini?" Karma yang berjalan di tengah hutan sedikit tersenyum membayangkan saat bibinya mengajaknya bersenang-senang. Hingga akhirnya tanpa sepenuhnya sadar, dia sampai di tempat tujuannya.
Karma mengedarkan pandangannya mencari teman-temannya. Siswa-siswi yang mengenalinya menatapnya dengan tatapan tidak suka namun Karma sama sekali tidak memperdulikannya.
"Karma! Di sini!" Maehara memanggil dari suatu tempat.
Karma menoleh ke sumber suara dan melihat Maehara, Rio, Kanzaki, Okano, dan Isogai. Dia berjalan menghampiri mereka sambil tersenyum kecil. "Kalian sudah selesai makan?"
"Kami berniat untuk kembali, kami kira kau tidak jadi datang." Kata Isogai.
"Yah, perutku sudah menyerah menahan lapar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers! [Karma & Gakushuu]
FanfictionGakushuu diberitahu ayahnya bahwa dia dan Karma memiliki hubungan darah. Gakushuu terkejut dan sempat tidak menerima fakta itu, tentu saja, mereka berdua adalah rival bukan? Karma yang sedari kecil dibesarkan oleh orang tua asuhnya, yaitu keluarga A...