Seorang pria bertopeng memanjat pagar rumahnya dan berhasil masuk melewatinya.
"Heh, pertahanannya hampir tidak ada. Rumah ini seakan benar-benar meminta untuk dirampok. Apalagi rumah ini hanya ditinggali seorang anak kecil. Aku benar-benar beruntung..." Pria itu mulai berjalan sambil mengamati sekitar untuk masuk lebih dalam.
.
.
.
Karma tidur dengan lelap di kamarnya. Malam itu sangat hening ketika tiba-tiba ada suara hentakan dari lantai bawah. Suara itu sukses membuat Karma terbangun dari tidurnya.
Karma membuka matanya sedikit karena masih mengantuk. Lalu mengusap matanya dan mengerjap beberapa kali.
"Suara apa itu?"
Karma duduk dengan malas untuk mendengarkan lebih jelas. Lalu suara itu terdengar lagi, seperti suara barang yang sedang dipindahkan."Apa mungkin..." Karma terdiam untuk beberapa saat.
"Ah, iya. Aku mematikan sistem keamanannya (jebakan) karena mereka akan datang (kelas E), dan aku lupa untuk menyalakannya kembali."
Karma menghela napas lelah.
"Huh... Jadi ada yang berhasil masuk, ya?"Karma turun dari tempat tidurnya dengan malas. "Tidak apalah. Ada tamu lagi yang datang, dan sebagai tuan rumah yang baik, aku harus menyambutnya bukan?" Batinnya saat dia berjalan menuju pintu.
.
.
.
.
Si pencuri sedang membuka masing-masing laci untuk mencari benda berharga yang bisa ia ambil.
"Ah... Kira-kira di mana anak itu sedang tidur ya? Bisa gawat jika aku tidak sengaja masuk ke kamarnya." Pencuri itu berjalan menyusuri rumah yang gelap itu.
"Huh, tapi sepertinya itu bukan masalah besar..." Dia memainkan pisau di tangannya "...aku hanya perlu membungkamnya."
.
.
.
.
Sekitar sepuluh menit telah berlalu sejak Karma terbangun dari tidurnya.
Kini pencuri itu sedang memasukkan beberapa barang berharga ke dalam tasnya.
Tanpa disadarinya, lampu dapur yang ada di belakangnya menyala.
"Hah... Malam ini cukup dingin ya..."
Si pencuri terkejut dan sedikit berjengit, secara spontan menoleh ke sumber suara. Dan yang dilihatnya adalah seorang anak laki-laki dengan rambut merah dan mata merkuri yang tampak kosong, sedang duduk dengan santai sambil memegang sebuah gelas.
"Ah, apa paman juga mau?" Karma bertanya saat menatapnya dengan senyum polosnya.
Awalnya pencuri itu merasa takut dan bingung harus melakukan apa karena dia sudah tertangkap basah. Namun kemudian mendapatkan ketenangannya kembali, pencuri itu bersiap kalau-kalau anak laki-laki di depannya melakukan sesuatu.
"Nee, masuk tanpa mengetuk pintu itu tidak sopan, lho. Harusnya jika akan datang beritahu dulu, dengan begitu aku bisa menyambut dengan lebih baik." Karma berbicara dengan santai. Lalu meletakkan gelasnya yang berisi coklat panas di atas meja dan berdiri.
"Sadari keadaanmu sekarang, nak." Kata si pencuri.
"Hm? Seharusnya aku yang bilang begitu. Aku sudah memastikan agar kau tidak bisa keluar dari sini." Karma berjalan masih dengan santainya ke arah pencuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers! [Karma & Gakushuu]
FanfictionGakushuu diberitahu ayahnya bahwa dia dan Karma memiliki hubungan darah. Gakushuu terkejut dan sempat tidak menerima fakta itu, tentu saja, mereka berdua adalah rival bukan? Karma yang sedari kecil dibesarkan oleh orang tua asuhnya, yaitu keluarga A...