Silakan menghujat. Double up nih. Biar bisa leha2 semingguan gak up lapak ini. 1k vote berasa lama bgt🤣
Yg nungguin pdf sabar ya syg. Tanggal 15 dikirim. PO sisa 5 hari lagi!
***
Cameron menghela napas saat punggungnya terbaring di atas kasur. Ia baru saja kembali ke rumahnya setelah mengantarkan Cherry pulang. Hari sudah malam saat Cameron memasuki rumah dan langsung ke kamar.
Ponsel Cameron bergetar. Satu pesan masuk dari Chandie. Gadis itu mengirimkan fotonya yang berpenampilan seksi. Hanya menggunakan bra yang tidak menampung payudara besarnya. Cameron melirik pintu kamar, lalu beranjak dan menguncinya.
Cameron membalas pesan Chandie dengan jakun naik turun. Ia melupakan Cherry sejenak saat kini dihadapkan pada godaan yang Chandie berikan. Sial. Gadis binal itu sungguh menguji hasratnya. Hasrat yang tidak pernah ia perlihatkan pada Cherry kini dipancing oleh Chandie.
Bra lo dibuka kayaknya bakal bagus -- Cameron.
Cameron menunggu balasan dari Chandie. Saat pesan baru masuk, Cameron tersenyum tipis. Chandie bisa memberikan apa yang tidak bisa ia dapatkan dari Cherry. Cameron hanya ingin melepaskan hasratnya dan ia tidak mau merusak Cherry. Kini ia punya pelampiasan.
Mainin putingnya. Sial. Gede banget -- Cameron.
Kalau Kakak mau, ke sini aja. Bisa remas sendiri, atau dihisap sepuasnya -- Chandie.
Cameron menggigit bibir. Ia ingin mencoba. Tapi di sisi lain juga takut kalau nanti malah ketagihan dan malah berselingkuh dengan Chandie.
"Gak. Gue gak mau nyakitin Cherry."
Cameron mematikan ponselnya sambil mengepalkan kedua tangan. Ia tidak mau harus berkhianat. Cherry mungkin tidak akan tahu kalau ia bisa menutupinya dengan rapih. Tapi Cameron akan merasa bersalah tiap kali melihat wajah cantik itu.
Apalagi hubungan mereka juga sudah terjalin bertahun lamanya. Sedangkan Chandie hanya orang baru yang Cameron kenal hari ini. Gadis itu mungkin tertarik padanya, tapi bukan berarti Cameron juga tertarik dalam hal yang sama. Cameron tidak mau hal yang seperti ini menjadi boomerang bagi hubungannya.
"Maafin aku, Sayang," gumam Cameron saat wajah cantik Cherry sambil tersenyum terlintas di benaknya.
Cameron memilih menenangkan diri sebentar. Ia akui kalau pesan gambar yang Chandie kirimkan cukup membuat adik kecilnya di dalam celana sana tergerak sedikit. Meski tidak sepenuhnya tegang, tapi ketertarikan pada hal seperti itu sangat alamiah membuat miliknya bereaksi.
"Lo normal anjing. Ya, wajar kegoda. Tapi bukan berarti lo harus nyoba. Inget, lo punya tunangan dan lo mencintai dia. Kalau sampai lo nyakitin dia, lo cowok paling bajingan, Cameron!"
Cameron memaki dirinya sendiri seperti orang gila. Ia mensugestikan diri agar tidak memikirkan gambar buah besar tergantung milik Chandie. Gadis itu benar-benar nekat. Cameron jadi berpikir, apa Chandie memang memiliki kebiasaan mengirim hal-hal seperti itu pada lawan jenis?
Cameron meraih ponselnya, lalu mengabaikan pesan Chandie berikutnya yang menanyakan kenapa ia menghilang. Cameron melanjutkan pesan gambar yang dikirim Chandie pada sahabatnya. Tak berselang lama pesan balasan datang.
Anjing! Lo dikirim begituan sama Chandie? Gila. Jangan diterusin anjing! Cherry bisa ninggalin lo kalau sampai dia tahu lo main belakang sama tuh cewek! -- Bagas.
Pesan berikutnya masuk dari orang yang sama.
Gue juga baru tahu kalau kakaknya Chandie itu kerja di diskotik jadi pelayan bayaran pria hidung belang. Anjing emang. Tuh cewek adik kakak gak bener. Sumpah, lo bakalan nyesel kalau ngeladenin dia -- Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...