Malam pertama. Apa yang sering dipikirkan orang-orang tentang malam pertama? Bercinta? Tentu saja. Tapi tidak banyak yang tahu kalau sebagian kecil pengantin baru lebih memilih untuk benar-benar istirahat di malam pertama mereka. Selain tenaga yang dikuras habis saat menjadi raja dan ratu sehari, mental mereka juga diuji ketika status baru menghampiri.
Namun sebagian besar lainnya tentu saja menikmati apa yang sudah mereka nanti sejak lama. Seperti Ethan misalnya. Lelaki itu sudah membayangkan akan menikmati malam pertama yang indah bersama Elea. Gadis pertama yang menjadi temannya, gadis pertama yang mencuri hatinya dan gadis pertama juga yang menjadi objek otak mesumnya.
"Lo gak mandi?" tanya Elea saat ia keluar dari kamar mandi dan Ethan masih setia duduk di sofa sambil merentangkan kedua tangannya. Mata pria itu menatap tubuhnya dari atas hingga bawah. Persis seperti pria mata keranjang yang menyebalkan.
"Kok keramas? Belum juga gue apa-apain," decak Ethan.
Elea tidak menjawab. Ia meraih handuk kecil di kepalanya, lalu melemparnya ke wajah Ethan. "Stop ngelihatin gue kayak gitu, Setan! Jijik tahu gak," kesalnya.
Ethan terkekeh geli. Ia bangkit berdiri sambil memegang handuk yang tadi Elea lempar. Ethan berjalan mendekat, lalu berbisik pada telinga Elea.
"Kalau lo tidur, lo habis sama gue," katanya.
Elea menatap aneh pada lelaki itu. Ia meninggalkan Ethan untuk berlalu ke lemari pakaian dan mengambil hairdyer. Elea tidak bisa tidur jika rambutnya basah. Ia harus mengeringkannya lebih dulu dan baru bisa tidur dengan nyenyak.
Di dalam kamar mandi, Ethan bersiul senang sambil mengusapkan busa sabun ke seluruh tubuhnya. Tak lupa ia terkekeh menatap adik kecilnya yang menurutnya malam ini akan terpuaskan.
"Ciee si Otong bakal masuk sangkar," godanya sambil menoel-noel kepala juniornya.
Ethan bersemangat untuk mengguyur tubuhnya. Kemudian ia meraih handuk, lalu mengeringkan tubuh basahnya sebelum membalutnya. Ethan keluar dari kamar mandi bersamaan dengan ponselnya yang berdering. Ethan melirik Elea yang meraih benda tersebut, lalu gadis itu menjawab panggilan masuk itu.
"Halo?"
Ethan mendekat dan duduk di tepi kasur di sebelah Elea. Gadis itu sudah berada di atas kasur. Sudah berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Iya, benar. Ini dengan siapa?" tanya Elea dengan mata yang menatap balik mata Ethan.
"Saya istrinya," kata Elea.
Mendengar dua kata itu saja membuat hati Ethan seketika menghangat. Ia tersenyum bodoh dan itu membuat Elea memutar bola mata jengah.
"Salah sambung kali ya, Mbak, suami saya lagi sama saya soalnya. Baru mau mulai belah duren ini."
Ethan membelalak. Siapa yang menelponnya sampai Elea membalas seperti itu? Orang asing yang nyasar, kah? Atau...
"Lo pesen lonte?" sembur Elea masih dengan ponsel Ethan yang menempel di telinganya.
"Enggak. Ngawur lo," balas Ethan.
"Tuh, Mbak dengar, kan? Suami saya di sini dan gak pesan lonte. Yakali malam pertamanya sama lonte. Bininya cantik begini spek Kyle Jenner," jelas Elea dengan mata menyipit kesal.
"Jangan telpon-telpon lagi kalau Mbak gak mau saya jambak sampai botak terus saya seret ke jalan raya. Paham?!"
Elea melempar asal ponsel Ethan ke atas kasur. Lelaki itu mengerjap berulang kali sebelum terbahak kencang. Wajahnya memerah karena terlalu kencang tertawa. Elea yang melihat itu jelas saja semakin kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...