"Kamu kenapa?"
"Bapak?!" Seru Wina terkejut melihat kedatangan Feri ditemani Ata, sopir Feri.
"Bapak cariin ehh kata Bik Sumi kamu dibawa ke rumah sakit."
"Kecapekan kayaknya, Pak." Sahut Wina.
"Ahh suka ngeyel sih kalau dibilangin." Timpal Feri yang tatapnya kini tengah mengitari seluruh ruangan. "Suami kamu mana?"
"Lagi ke kantin."
"Ohh...."
"Pak?!" Handi yang baru kembali langsung menyalami Feri.
"Ehh, Han."
"Kok Bapak ada di sini?"
"Nggak boleh?" Feri balik bertanya.
"Nggak, Bapak juga kan lagi nggak fit. Sebaiknya Bapak di rumah. Biar Wina saya yang jaga."
"Nggak apa-apa. Bapak udah enakan kok."
"Tapi jangan dipaksa ya, Pak. Ada yang kerasa langsung pulang, istirahat di rumah." Pesan Handi.
"Siap." Sahut Feri sembari menghormat membuat Handi geleng-geleng kepala dengan bibir dihiasi seulas senyum sedang Wina ia terkekeh melihat tingkah Feri. "Lha kamu dinas hari ini? bukannya libur ya kalau sudah dinas malam?"
"Iya libur, Pak. Belum sempat ganti pakaian aja. Tadi pas sampai rumah tahu Wina sakit langsung saya bawa ke sini." Terang Handi.
"Ya ampun. Kalau gitu kamu pulang dulu aja. Bersih-bersih, ganti pakaian, sekalian istirahat di rumah biar Bapak dulu yang jaga Wina." Handi tampak berpikir. "Udah ayo sana." Handi menatap Wina sebentar, memastikan.
"Saya pulang sebentar ya? Ambil baju ganti. Mau dibawakan baju ganti juga nggak? Atau apa gitu dari rumah" Tanya Handi.
"Iya, tolong bawain baju ganti." Pinta Wina.
"Siap." Ujar Handi seraya mengangguk lalu pamit pada Feri, Wina juga Ata.
"Udah mulai cinta nih kayaknya." Goda Feri pada Wina.
"Ahh Bapak." Wina salah tingkah dengan wajah merona.
"Handi suami yang baik kan?"
"Iya, lumayan." Jawab Wina sekenanya.
Tidak sampai satu jam Handi sudah kembali dengan membawa sebuah travel bag. Karena jam besuk siang pun hampir selesai, Feri akhirnya pamit.
Handi mengantarkan bapak mertuanya ke area parkir. Di saat itulah Wina merasa ingin buang air kecil. Wina pun beranjak sembari membawa botol infus.
Selesai dari toilet, Wina tiba-tiba panik saat melihat selang infus berubah warna menjadi merah. Wina segera menekan bel, memanggil perawat ke ruangannya.
"Ohh pantesan, lakinya lagi keluar." Handi mengernyitkan kening. "Istri ngebel. Aku samperin jangan?" Tanya Fikri, rekan kerja Handi.
"Nggak usah. Bukan soal infus kayaknya, soalnya masih penuh. Biar aku aja."
"Siap." Fikri mengacungkan jempol.
"Kenapa?" Tanya Handi sembari berjalan mendekat.
"Ini?!" Tampak Wina cemas.
"Ohh... ini mah biasa. Habis dari toilet?" Wina mengangguk.
"Nggak akan apa-apa kan?" Tanya Wina, takut.
"Nggak. Tapi nanti kalau mau bangun, ininya...." Ujar Handi sembari mengatur roller clamp set. "Dimatiin dulu ya."
"Iya." Angguk Wina dengan ekspresi meringis. Handi tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Berondong
RomanceMenikahi berondong disaat status kita janda? Rasanya..... ada di cerita ini. #1 nakes 29/10/22 #1 ceritacinta 25/12/22 #1 suami 14/01/23