SB 12

6.1K 181 11
                                    

Handi tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan full berdua ini berlalu begitu saja. Semenjak menikah, baru kali ini mereka benar-benar berdua seperti ini. Biasanya mereka hanya berdua, jika sedang waktu tidur saja itupun jika ia sedang tidak dinas malam.

"Neng, makan malam di luar cabin yuk?! Kayaknya seru, lagi banyak bintang."

"Iya ayo." Sahut Wina yang lalu memakai jaketnya. Bersama Handi, Wina merasa kembali muda. Banyak hal yang baru ia lakukan hanya dengan Handi. Termasuk ia tiba-tiba saja suka dengan alam.

Keduanya tampak menikmati kebersamaan ini. Berbincang ringan kadang diselingi canda tawa. Keduanya seakan lupa akan rutinitas mereka sejenak. Wina juga tampak lebih ceria daripada sebelumnya.

***

"Assalamu'alaikum."

"Waa'alaikumsalam."

"Handi sama Wina nya ada?" Tanya Tuti pada Sumi yang membukakan pintu.

"Ohh A Handi sama Neng Wina kebetulan sedang liburan."

"Liburan, dari kapan?" Tanya Tuti. Isma yang dipaksa ikut untuk menemani Tuti tiba-tiba memfokuskan indera pendengarannya.

"Berangkat tadi pagi. Masuk, Bu?!" Sumi mempersilakan tantenya Handi itu untuk masuk.

"Nggak usah." Tolak Tuti sungkan saat tahu sang tuan rumah sedang tidak ada. "Tadinya pengen kasih ini untuk Wina. Tapi ternyata Wina nggak ada. Jadi dari pada nggak kemakan, ini untuk Bik Sumi aja." Tuti menyerahkan paperbag kepada Sumi  "Di makan ya, Bik?"

"Ya Allah Ibu, haturnuhun (terima kasih)."

"Sami-sami (sama-sama)." Balas Tuti sembari mengajak Isma pulang kembali.

Sesampainya di rumah, Isma segera membuka aplikasi WhatsApp. Cek pembaharuan status. Tidak ada update status dari Handi.

Liburan? Honeymoon? Apa sih yang bikin Aa, milih janda itu. Kenapa? Karena janda lebih menggoda? Kata siapa, belum tahu aja rasanya perawan kayak apa. Gerutu Isma ngawur. Servis memuaskan? Bukan cuma janda yang bisa servis.

Tampak jelas wajah itu menunjukkan dirinya tengah kesal juga cemburu. Satu ide gila pun muncul.

"A, tidur yuk?!" Ajak Wina setelah puas menikmati makan malam juga keindahan malam.

"Hmmm ngajak tidur beneran apa minta ditidurin?" Guyon Handi.

"Ihh kenapa sih hari ini beda banget. Nggak kayak biasanya?!"

"Masa?"

"Iya?! Salah minum obat?"

"Enak aja."

"Yuk?!"

"Ngajak tidur apa minta ditidurin jadinya? Biar aku nggak salah ngira kan?" Dalih Handi. Modus.

"Tidur." Jawab Wina singkat. "Asli tidur." Tegas Wina.

"Bener?!" Tanya Handi meyakinkan.

"Iya." Angguk Wina.

"Oke." Handi pun segera bangkit dan mengikuti langkah Wina.

Sesampainya di kamar, Wina segera mengganti pakaiannya dengan piyama. Handi yang sudah siap istirahat, memilih duduk berselonjor di atas tempat tidur dulu sembari bermain ponsel. Mengecek pesan yang masuk juga intip update status kontaknya.

"Ehh, apa-apaan itu. Hapus. Awas aja ya kamu. Cepet hapus." Seru Handi via telepon dengan nada tidak suka. Tanpa menunggu jawaban atau penjelasan dari lawan bicaranya, Handi menutup telepon.

"Kenapa?"

"Itu si Isma."

"Kenapa Isma?"

"Update status pake baju seksi."

"Oya?"

Wina yang penasaran diam-diam membuka aplikasi WhatsApp. Karena mereka sempat saling menyimpan nomor waktu itu, waktu acara tahlil 7 hari Feri. Dan beberapa kali sempat Wina melihat status Isma.

Wina mengerutkan dahi saat melihat tidak ada status Isma sama sekali. Sudah dihapuskah? Tapi feeling-nya mengatakan ada sesuatu. Ia pun meminjam ponsel Handi.

"Pinjem bentar." Pinta Wina.

"Buat apa?"

"Pengen liat status Isma. Penasaran." Handi mengernyitkan kening. Tapi ia berikan juga ponselnya pada Wina.

Wina menelan saliva. Terlebih melihat pose Isma.

Cuma aku yang nggak bisa liat apa cuma Handi yang bisa liat.

"Cantik ya Isma?" Seloroh Wina.

"Kalau dia ganteng serem, Neng."

"Ihhh....." Wina mencubit paha Handi. Handi nyengir.

"Dia udah punya pacar?" Tanya Wina sembari melirik Handi.

"Amang nggak ngizinin dia pacaran dulu sampai lulus."

"Ohh..."

"Kalian deket?" Selidik Wina.

"Deket, namanya juga sepupu. Apalagi setelah Bapak sama Mama nggak ada, aku kan ikut Amang sama Bibi. Numpang di rumah mereka." Terang Handi.

"Pernah punya hati nggak?"

"Maksudnya?" Handi mengernyitkan kening. "Neng, aku tuh sodaraan masa iya..."

"Ehh sepupu bukan muhrim lho bisa dinikahi." Sengit Wina.

"Tau." Angguk Handi. "Udah ahh." Tutup Handi. Jelas Handi tidak berminat meneruskan obrolan mereka malam ini.

"Seksi ya, Isma?" Pancing Wina.

"Hmmmm..... Kamuuu....." Kalimat Handi menggantung.

"Apa?" Tantang Wina.

"Nggak... cuma pengen tahu aja, kamu bisa lebih seksi dari foto itu nggak?" Tanya Handi nakal. Wina menelan saliva.

***

Hari kedua liburan Handi & Wina ada di AddPart 12

Nasib nikah sama berondong kadang ya...😱

Liburan mereka masih berlanjut, ada yang nantangin soalnya 🤭

Masih sedikit tegangan tinggi, maklum penganten baru dikasih jatah libur berdua gini 😁 bawaannya nyetrum terus.

Happy Reading ❤️

Happy Reading ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suamiku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang