Section 9 : License

25 3 0
                                    


❝ Bagian 9 : Kebebasan ❞

     Pagi ini berada di Penthouse Capella Hotel, hari ini merupakan hari Senin, yang mana hari tersibuk di awal pekan. Seperti sekarang, Ahn Jung Hwa tengah bersiap pergi ke perusahaan induknya di pusat kota Busan. Sama halnya dengan Song Fang Yin yang sudah bersiap diri pagi tadi, setelah itu mengurus Young Bae yang akan bersekolah di Hyundai Chunghun High School (HCHS) yang berada di Distrik Dong-gu, Kota Ulsan.

"Pagi, sayang."

     Jung Hwa mengulas senyum kala pandangannya mendapati Fang Yin yang ternyata sudah berada di lantai bawah, wanita itu bolak-balik dari arah dapur ke ruang makan dengan membawa piringan atau mangkuk. Lantas ekspresi Jung Hwa yang keheranan berubah kala dirinya mendapati Young Bae yang duduk disalah satu kursi dengan tatapan teduh ke arah semangkuk sup hangat didepannya.

"Sup itu tidak cocok denganmu." ucap Jung Hwa mendekat, meletakkan blazer hitam di satu kursi kosong lalu mendudukkan diri pada kursi yang berada di ujung meja makan.

"Kenapa?"

     Jung Hwa menatap Young Bae yang bertanya dengan wajah polos, tubuhnya menegap lalu mendekat ke putra semata wayangnya yang duduk disebelah kirinya. Dapat dilihat juga, Fang Yin tersenyum samar-samar dari meja bar dapur.

"Tidak sehat."

"Lalu kenapa di buat mama?"

"Mama mu sedang ngidam." balas Jung Hwa berbisik kemudian tertawa kecil.

     Fang Yin yang berjalan mendekat ke meja makan sedang menampilkan ekspresi mendelik, dia meletakkan semangkuk sup yang berbeda di hadapan Young Bae kemudian duduk di kursi depan putranya. Tangan Jung Hwa terulur guna mengusap pipi kiri Fang Yin yang tidak kalah lembut dari pipi remaja 15 tahun itu.

"Terlihat hambar."

Gumaman dari Young Bae dapat ditangkap oleh keduanya, "Sayang, sup ini mama buat spesial buat kamu, dan rekomendasi dari papa tentunya."

     Mendengar alibi kecil dari mamanya yang menyangkut pautkan papa Jung Hwa, sorot mata Young Bae berubah menjadi berbinar. Diraihnya sendok silver itu kemudian menyendok kuah sup dengan sayuran brokoli hijau lalu memakannya dengan lahap. Fang Yin lekas menoleh ke Jung Hwa yang menampilkan senyuman hangat.

"Lihatlah, sekarang dia mulai menurut kalau mengatasnamakan kamu." ucap Fang Yin seraya menunjuk Jung Hwa, kemudian ikut menyantap sup miliknya.

"Baguslah kalau begitu. Papa sangat senang dengan anak yang menurut, benar begitu Ahn Young Bae?"

"Em─ benar papa. Aku senang."

"Senang?" tanya Jung Hwa usai menelan kunyahan sarapan paginya.

Young Bae mengangguk cepat, "Aku senang bisa menghabiskan waktu di luar seperti kemarin-kemarin, bersama papa dan mama. Dan aku senang bisa sekolah lagi dan bertemu banyak orang."

     Penjelasan tentang perasaan yang tengah dirasakan Young Bae, juga dapat terbaca dari ekspresinya pagi ini, membuat kedua orang dewasa itu lagi-lagi tersenyum. Keputusan untuk membebaskan Young Bae usai umurnya telah genap 15 tahun ternyata sangat diluar ekspektasi mereka.

     Selama bertahun-tahun, keduanya memiliki alasan tersendiri untuk tidak mengizinkan Young Bae keluar dan tetap menahannya di Penthouse dengan berbagai fasilitas terpenuhi. Karena sejak lahir hingga berumur 15 tahun, anak itu sangat rentan atas kejadian-kejadian yang pastinya tidak mereka inginkan.

     Jung Hwa maupun Fang Yin akan bekerja dua kali lipat sebab Young Bae hari ini akan bersekolah dan bertemu banyak orang asing dengan banyak kriteria, Jung Hwa juga mengerahkan dua pengawal untuk menjaga remaja itu. Dan Young Bae sudah mulai terbiasa akan adanya mereka disetiap perjalanan diluarnya.

PREDATORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang