❝ Bagian 21 : Sorotan Pelarian ❞Marianus Carlo, ialah seorang pengkhianat dari sindikat mafia Ndrangheta yang telah bergabung selama 10 tahun lebih dan berhasil melarikan diri dua hari sebelum identitas dan segala perlakukannya terkuak oleh Leonardo Pasqualle. Remaja 18 tahun itu sudah pasti menjadi buronan Ndrangheta, namun dirinya juga perlu untuk segera berlindung dibawah sindikat mafia Triad yang sedang beroperasi di pulau Yakushima, Prefektur Kagoshima, berjarak 640 km dari penginapan yang ditinggalinya sekarang.
Flashback On.
Marianus Carlo meninggalkan markas Ndrangheta pada 3 Desember, pukul 8 malam, bersamaan dengan kapal pengangkutan barang impor Narkoba yang akan dikirimkan ke satu Kartel lain. Awalnya Carlo tidak mengerti jika kapal yang dinaiki malam itu bertujuan ke Amerika Latin, karena hanya kapal itu lah yang akan berangkat dari pelabuhan Gioia Tauro.
Carlo memutuskan untuk terjun ke selat Gibraltar begitu saja dengan kedalaman 900 meter dibawah permukaan laut, ketika mendapati satu daratan wilayah kiri, yang diduga ialah negara Maroko. Kemampuan berenang dan pertahanannya hingga menuju ke daratan terdekat patut diacungi jempol, sebab dalam ransel miliknya terdapat 6 batang emas dengan bobot 1000 gram.
Malam itu sekitar pukul 11 malam, setelah Carlo menenangkan diri dibalik bebatuan besar yang sedikit jauh dari tepi laut, dirinya didatangi seorang warga sekitar yang tinggal di daratan Fahs Anjra dan dibawa langsung ke rumah, saat melihat keadaan Carlo sedang tidak baik saja. Kebetulan pria yang menolong remaja berkebangsaan Marianus itu sedang hidup sendiri.
"Dari mana asalmu, nak?" tanya seorang pria bernama Zouhair Yasser.
Carlo menerima secangkir teh hangat yang diberikan kemudian lekas menjawab, "Italia, asalku dari Calabria."
"Kenapa bisa sampai kesini?"
"Sebenarnya tujuanku ke Jepang, kapal yang kutumpangi tujuan Amerika, jadi aku terjun dari sana." jawabnya seadanya seraya menghangatkan tubuh dengan selimut tidak terlalu tebal dari pemilik rumah.
Zouhair mengangguk kecil, pandangannya menatap sedih ke arah sang remaja, tanpa mengetahui hal yang sebenarnya. Rumah Zouhair terletak disebalik bukit, sedikit jauh juga dari perkotaan, maka dari itu hawa disana cukup dingin.
"Kamu ingin ke Jepang mana? Jepang kan luas."
Kepalanya menoleh dengan gestur wajah sedikit kaget, "Pulau Tsushima, keluargaku ada disana." jawabnya disertai alibi.
"Ingin naik pesawat atau kapal untuk kesananya?" tanya Zouhair lagi, alih-alih membantu cara melarikan diri Carlo.
"Kalau bisa naik pesawat, pak. Biar cepat."
"Cukup jarang aku mendapati tujuan penerbangan pulau itu dari negara ini. Paling sering ke Korea Selatan, Tiongkok, Jepang yang kotanya terkenal."
"Aku juga berniat transit dari satu negara ke negara lain, jika tujuanku tidak ada disana, tetapi bapak sudah bilang kalau ke Tiongkok─"
"Kenapa tidak ke Korea Selatan atau Jepang saja?" potong Zouhair bertanya.
Carlo menggeleng singkat, "Bandara dekat sini dimana ya, pak? Aku harus cepat-cepat sampai."
"Aeroport Tanger Ibn Battouta, 30 menit dari sini."
"Baiklah." balas Carlo dengan senyuman tipis pada bibirnya.
"Istirahat saja disini dulu, tidak apa-apa. Besok aku bangunkan."
Carlo mengangguk setelah dipersilahkan untuk menginap semalam dari pemilik rumah. Sepeninggalan Zouhair, tangan kanannya tergerak untuk membuka ransel hitam miliknya yang beratnya tidak berubah. Dia mencari satu benda pipih yang sering digunakan belakangan ini, sesaat tombol-tombol pada ponsel digenggamannya tidak lekas menghidupkan layar, helaan nafas pasrah pun terdengar darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDATOR
FanfictionON GOING Original Title : Predator (Predator) Full Part : - Start : September 9th, 2022 Final : - Writing on Indonesian