14-2. Mati (2)

46 6 0
                                    

Beberapa hal selalu manusia yakini bahwa kehidupan tidak akan pernah ada lagi setelah mati. Namun, kehidupan tetaplah berlanjut tentang bagaimana kamu menjalani hidupmu yang selalu kamu lalui dengan pertimbangan Tuhan.

Lana merasakan itu beberapa jam sebelum kematiannya, ia memikirkan segala hal tentang masa lalu suram yang dia lakukan kepada semua temannya. Dia menyesalinya. Semua berakhir kakinya di amputasi.

Hingga saat dia koma dan sudah menghilang dari dunia. Ia seperti merasakan bahwa dia berada di suatu tempat. Seperti merasa baru bangun dari tidur panjangnya.

Lahan kamar ini bahkan tidak ada bedanya dengan kamar yang dia tempati dulu. Bedanya kamar ini sangatlah lusuh. Terasa sangat kotor dan tidak layak untuk ditinggali. Lahan ini tidak berisikan barang layak. Namun dia menemukan banyak baju, sepatu, dan satu tas mewah di dalam lemari yang lusuh. Bahkan ia yakin lemari ini tidak dibersihkan. Ruangan ini sangatlah menjijikan dan memuakkan.

"Tapi ... aku hidup? Bukannya aku mati?" Lana menepuk bahu dirinya dan mendapati pakaian lusuh yang ia kenakan. Layaknya pembantu yang tidak mempunyai banyak uang untuk membeli barang.

Baru saja ia ingin mengitari lahan yang entah milik siapa, Lana bisa mendengar seseorang memanggil namanya.

BRAK!

"LANA?! MAU SAMPAI KAPAN KAMU MALAS-MALASAN BEGINI? APA KAMU TIDAK INGAT PEKERJAAN APA YANG KAMU LAKUKAN HAH?!" Lana terkejut sebentar sambil mendeteksi wanita berusia kira-kira 30 an. Mukanya sangatlah memuakkan apalagi dengan suara yang dia keluarkan. Wanita itu bahkan membanting pintu kamar yang bisa rusak kapan saja.

Dia tadi manggil siapa? Manggil dia? Manggil namanya?

"Sial! Anak ini?!" Lana ditarik kasar bahkan dia tidak bisa melepaskannya karena genggamannya kuat. Ia yakin akan timbul warna kemerahan di kulitnya yang putih ini.

Matanya mengelilingi lingkungan yang baru dia tempati. Semula kamar yang baru ia datangi setelah tidurnya terasa sangat menjijikan. Baru saja dia keluar kamar, ia merasakan bau harum ruangan yang menyegarkan. Bau paduan vanila dan nuansa dinding yang kalem membuat dia betah melihatnya.

Ini rumah orang kaya? Apa yang dia lakukan di sini?

Kenapa dia di sini?

"Lihat cucian ini! Kamu mau biarkan menumpuk sampai kapan?" Lana melotot melihat tumpukan piring menumpuk. Ia bahkan disuruh bekerja yang tentunya tidak bisa ia lakukan. Memang sejak kapan dia membantu pekerjaan rumahnya?

"Cepat kerjakan atau uang gajimu dipotong?!" Lana melihat wanita itu pergi dan helaan napas panjang keluar dari hidungnya. Ia masih terdiam tidak mau melakukan. Namun, dia memanggil namanya. Dia bahkan menarik dirinya seolah kenal, padahal dia tidak mengenalinya sama sekali.

Dia yakin baru saja mati beberapa saat yang lalu. Kenapa dia bisa di sini?

"Apa ini sebuah anugerah atau karma?"

Dia di sini dengan perasana bahwa dia hidup kembali. Sebaliknya, dia hidup di sini dalam keadaan yang sangat buruk dibandingkan sebelumnya.

Ia menjadi pembantu sekarang. Dia yakin akan hal itu.

* * *

Ini pendek lalu gimana nih si Lana jadi pembantu gaesss🙃

Gimana tanggapan kalian?

Jangan lupa vote and comment👍

See you besok👋

17 Sept 2022

Back to LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang