Jangan lupa vote and comment🔥🥰
.
.
.
.
.
Ohhh nantangin nih orang. Mentang-mentang deket sama anak majikan bisa seenaknya." Lana menggeram kesal. Modelan cewek begini bahkan menurut Lana sifatnya lebih menyebalkan dari dirinya. Orang yang suka berkoar-koar menantang tanpa tahu lawannya siapa mungkin bisa celaka kemudian.
Apa menurut perempuan ini dia bukan lawannya?
Ohh nantangin dia ....
Lana segera menangkis tangan perempuan itu saat tanggannya mengarah ke rambutnya. Dia sebenarnya malas meladeni apalagi tubuhnya yang kelelahan. Segera saja Lana mendorong perempuan itu keluar kamar dan segera menutupnya jika saja seorang lelaki datang menghalangi pintu kamarnya dengan tangannya. Seketika Lana mendelik kaget karena tangan lelaki itu hampir terjepit.
"Bisa jelasin apa yang terjadi?"
Laan terdiam tidak bersuara saat menatap lelaki di depannya. Gila! Lelaki yang menurutnya keturunan bule itu sangat rupawan apalagi dengan rambut pirangnya.
Seketika dia tersadar sepersekian detik setelahnya. Lana sadar bahwa lelaki ini mungkin anak pemilik rumah ini.
Dia tentu saja butuh perlindungan! Walau tidak tahu bahwa lelaki di depannya akan peduli atau tidak.
"Dia marah tanpa sebab padahal aku mengerjakan tugasku dengan baik, T-tuan."
Sial! Dia merasa seperti gadis kemayu karena tindakannya itu?!
"Tina, sudah berapa kali saya bilang jangan ganggu Lana! Kamu ini pembantu baru satu minggu saja sudah buat masalah. Kalau saya lihat lagi, saya akan menendangmu saat itu juga." Perempuan yang dipanggil Tina itu segera melangkah kabur membuat Lana tentu saja tersenyum senang dan bersyukur dia bisa tidur nyenyak kali ini.
"Tuan? Beneran nih telinga gue denger begitu, hm?" Lelaki ini tersenyum miring membuat Lana tentu saja bingung menanggapinya. Ia kemudian mulai mencium bau aneh yang sangat dia kenali hingga mengalihkan perhatiannya berpikir tentang seberapa lelaki itu mengenal dirinya.
"Lo mabuk?" Lana menutup hidungnya tidak menyukai baunya. Bahkan dia nakal begini tidak pernah sekalipun menyentuhnya. "Mending lo pergi. Gue enggak suka sama baunya." Lana segera menutup pintu tapi tentu saja lelaki itu menahannya.
"Gue baru minum dua gelas. Tumben lo ngeluh gini? Mau minum bareng di ruang tamu?" Lana tentu saja menutup pintu itu kencang. Tidak peduli bahwa dia tampan bahkan kaya. Ia hanya berpikir untuk tidak mengulangi kehidupan yang sama seperti sebelumnya walaupun dia butuh belajar.
"Kenapa menutup pintu? Bukannya ini yang kita tunggu selama ini? Orang tua gue pergi semua keluar kota? Lo beneran enggak mau nih?"
"Enggak. Udah pergi sana!" Lana mengusir dan nyatanya langkah lelaki itu benar-benar menjauh saat sandal yang dipakainya itu beradu agak kasar. Tentu saja kamar pembantu tidak memiliki ubin lantai sebagus di rumah majikan. Tinggal di sini saja sudah membuat Lana merasa lebih baik.
"Lelaki tadi siapa ya? Dia kayak kenal banget gue?" Lana tersadar bahwa ucapannya mulai terkesan gaul karena bertemu pria itu. "Gue yakin pemilik tubuh ini ngerasa cocok sama lelaki itu. Apa dia sahabat atau ... pacar?" Lana menutup mulut mulai tidak bisa membayangkan lelaki itu adalah pacarnya.
Dia tampan dan sebenarnya tidak sebanding dengan dia yang pembantu. Apalagi sifatnya yang cenderung agak kasar dan susah diatur. "Ini beneran laki tadi kenal dekat sama Lana sebelumnya?"
Kalau benar ... dari lelaki tadi mengajaknya mabuk bareng saja sudah terlihat bahwa sepertinya dulu mereka klop sekali memiliki sifat yang buruk. Ia yakin akan hal itu dan ingin mengetahui tentang Lana pemilik tubuh yang asli.
Lana terdiam menyenderkan sebagian tubuhnya ke dingding. "Kalau begitu gue jadi pengen tahu alasan gue jadi pembantu. Aneh juga apalagi ternyata gue enggak kayak pembantu lain yang suka bersih-bersih."
"Apa karena gue dekat sama anak majikan itu?" Lana segera menggeleng aneh. Terdengar tidak masuk akal. Pasti orang seperti dia akan langsung ditendang keluar kurang dari sebulan bahkan seminggu karena kelakuannya. Mungkin akan sama seperti Tina tadi yang sudah mendapat omelan padahal baru seminggu dia bekerja.
"Apa karena jalur orang dalam?" Lana tertawa dan seketika terdiam. "Apa gue punya keluarga yang kerja di sini?"
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Life
FantasyBagaimana jika dirimu masuk ke dalam novel milik sahabatmu? Itulah yang terjadi pada Lana, mahasiswi hukum yang entah terkena keajaiban atau karma masuk ke dalam buku milik Gita, sahabatnya. Ia menjalani kehidupan keduanya dalam novel yang memang di...