Double update!!!
2000 kata lebih gaess🤭
* * *
Setelah selesai memasak dan mencuci piring. Lana yang termenung di kamarnya segera menidurkan dirinya di bantal yang tidak terlalu empuk untuk ditiduri. Ia sudah terbiasa tinggal di tempat ini seperti dulu. Ia masih saja menjadi orang miskin yang tidak berguna.
Setidaknya dia ingin berubah menjadi lebih baik.
Lana mengecek sosial medianya setelah mengecek aplikasi pesan miliknya. Ia memiliki banyak pengikut di sosial medianya dan sering memposting foto atau bahkan video tentang perjalanannya. Akun ini sudah tidak terpakai lama dan dia sudah tidak mempedulikan tentang apa dia harus memposting banyak foto. Mungkin dia akan segera menghapusnya dan menjadikan akun itu kosong tanpa ada isi apapun.
Lana segera bergulir membuka platform chat kembali. Ia ingin mencari apakah dia punya teman dekat selayaknya seperti dia dengan Hana?
Setelah melihat chat yang hampir selama satu jam penuh. Ia tidak bisa mengabadikan dirinya kepada banyak teman di kampusnya.
Pesan itu bahkan mengobrol tentang cowok dan belanja. Alasan klasik sekali bahwa pertemanan itu terlalu bersifat memboroskan dirinya sendiri. Mungkin saja beberapa barang di sini ada yang dia beli sendiri dengan uangnya. Mungkin dia membeli barang dan tidak makan selama seharian lebih hanya untuk belanjaan mewah.
Selama ia membaca pesan, tidak ada sama sekali pesan dari sanak keluarganya. Seakan memang benar dia adalah anak sebatang kara. Tidak memiliki kehidupan selain di tempat ini. Ia menggantungkan hidupnya dengan ini.
"Kenapa gue bisa ada di sini? Apa gue dibawa salah satu keluarga ke sini?" Lana bingung sendiri karena memang tidak menemukan jawaban apapun.
Lana hanya menemukan salah satu hal di dalam pesannya selain tentang Hana dan Devan. Ada seorang perempuan yang jika dilihat dari pesannya dia adalah teman sekelasnya yang bisa ia percayai.
Gue tunggu di tempat parkir. Awas aja kalau lo enggak dateng! Gue enggak main-main sekarang!
Pesan itu diberikannya kepada perempuan itu. Lana menyadarinya bahwa perempuan ini adalah anak pendiam yang merupakan korban bully darinya dan juga mungkin teman toxic dirinya. Ia merasa kasihan dan ingin segera memperbaiki pamornya. Dia ingin dekat dengan Vania, perempuan berkacamata yang menurutnya juga lumayan cantik. Setidaknya jika kacamata culunnya itu di lepas. Ia melihat profilnya dan menemukan dirinya memasang wajahnya di sana.
Mungkin Vania adalah orang yang paling baik dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Ia memiliki prestasi yang baik, sama sepertinya dirinya.
Gita benar-benar membuat karangan Lana novel sama dengannya. Hanya ada beberapa perbedaan tentunya tentang dirinya yang sebatang kara ini. Selebihnya tidak ada. Kejadian Vania ini pernah ia lakukan sebelumnya, hanya sekedar gengsi kepada teman-teman toxic lamanya dulu
Tuk.
Tuk.
Tuk.
"Lana, buka pintunya!" Suara Bella memecah keheningannya dan ia segera membukanya.
Cklek.
"Ada apa?" Tanya Lana melihat raut wajah Bella yang tampak biasa-biasa saja.
"Tuan Devan menunggu kamu di taman depan rumah."
Hah?
"Gue enggak mau!" Jawab Lana serius dengan gelengan kencang. Lelaki itu seperti tidak ada kapoknya membuat dirinya emosi. Ia yakin sudah mencuekkan Devan di restauran bahkan menyuruhnya untuk langsung pulang dikala Devan bisa mengajaknya berjalan-jalan ke mana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Life
FantasyBagaimana jika dirimu masuk ke dalam novel milik sahabatmu? Itulah yang terjadi pada Lana, mahasiswi hukum yang entah terkena keajaiban atau karma masuk ke dalam buku milik Gita, sahabatnya. Ia menjalani kehidupan keduanya dalam novel yang memang di...