"Ckckck, gue harus nunggu berapa lama lagi ini?!" Devan melihat jamnya yang menunjukkan sudah hampir malam. Ini bahkan sudah jam 7 malam, orang yang membawa Lana belum kunjung tiba.
Perjalanan bahkan tidak selama itu untuk sampai ke sini.
Tring~
Telepon rumah masuk dan Devan segera menjawabnya.
"Kalian di mana hah?! Mau gaji kalian gua potong?!"
"..."
"Macet?! Sial!!" Devan menggerutu sembari mengeluarkan rokoknya untuk ia hisap. Ia sudah terlanjur lelah dan segera menutup teleponnya tidak banyak kata.
Entah apa yang terjadi hari ini, Devan bahkan sudah mengorbankan uang belasan juta bahkan rumah di area hutan agar bisa menyekap Lana. Ia ingin Lana selalu ada di sisinya, tidak lebih.
Devan kecewa saat ia menyelidiki Lana ternyata sudah berpacaran dengan Brandon, lelaki yang ternyata dahulu teman sekelasnya saat SMP. Devan tidak menyangka bahwa orang culun itu menjadi orang yang saat ini menarik perhatian Lana.
Lana tidak pernah menerima cintanya, sejak dahulu perempuan itu tidak pernah berpacaran. Tidak ada kata menjalin kasih, bahkan saat mereka bersenang-senang di belakang Hana. Devan merasakan bahwa mereka melakukan perselingkuhan di belakang Hana, namun Lana tidak pernah menganggapnya begitu.
Lana selalu menahan dirinya untuk tidak memutuskan Hana, perempuan itu tidak pernah ada niatan untuk menjalin hubungan bersamanya. Lalu untuk apa ada hubungan dia dibelakang Hana? Untuk apa Lana dekat dengannya saat dia berpacaran dengan Hana?
Kenapa Lana memanfaatkan situasi? Apa dia sebegitu tidak disukai olehnya? Apa Lana tidak pernah menganggapnya lebih dari teman? Tidak pernah sekalipun?
BRAK!
"Arghhh sial?!" Devan terus menggerutu mengucapkan kalimat kasar dan sumpah serapah yang entah sampai kapan itu akan berakhir.
Devan harus menyekap Lana seumur hidupnya. Dia tidak ingin Lana pergi dirinya! Ia rela untuk selalu berada di sini menjaga perempuan itu.
Demi Lana! Akan dia lakukan apapun yang terjadi?!
TOK!
TOK!
TOK!
"BOS!" Devan menyeringai sambil membuka pintu rumah itu. Ia melihat Lana yang masih tertidur pulas dibawa oleh lelaki di depannya. Ia segera menggendong Lana untuk dia bawa ke kamar.
"Kunci pintu dan cepat parkir mobil di garasi! Kalian akan menerima uang tebusan itu besok!" Mereka mengangguk dan ketiganya segera melakukan pekerjaan. Devan tersenyum saja dan membuka pintu kamar secara perlahan. Tidak ingin membangunkan peri cantiknya itu secepat itu.
Devan segera menidurkannya dan tak lupa memasang sebuah borgol di kaki Lana agar dia tidak bisa pergi ketika bangun nanti. Ia segera menyelimuti perempuan itu dan mulai bergerak mengunci pintu kamar untuk segera tidur di sampingnya.
.
.
.
.
.
Brandon merasa cemas, mereka sedang menunggu bersembunyi di area pepohonan. Mereka sudah memakirkan mobil itu jauh dari sini. Tentu saja tidak akan ketahuan.
"Karena kemacetan itu, mobil polisi pun lama sampai ke sini." Brandon menghela napas gusar. Ia sangat takut akan apa yang terjadi.
Brandon bahkan melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Lana pingsan digendong oleh salah satu tawanan. Brandon menggeram kesal!
"Berapa lama lagi polisi itu akan sampai?" Tanya Brandon frustasi. Ia ingin bertemu Lana-nya secepatnya. "Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Lana di sana?" Tanya Brandon lagi.
"Itu tidak akan!" Brandon menatap nyalang Hana yang sangat percaya diri. "Aku yakin sekali. Karena aku punya orang dalam."
"Hah?"
Lana menunjuk salah satu orang kawanan Devan yang mendekat ke arah mereka seakan tahu akan ada seseorang di daerah sini.
"Dia Keila, aku udah kasih dia kesempatan buat bisa mengurangi masa tahanannya sebelum itu terlambat." Perempuan itu menunduk. Ia adalah seseorang yang memukul Anna hingga pingsan. Hana tahu bahwa perempuan ini diluar tampak sekali seperti orang sombong dan belagu, namun dia hanya menyembunyikan jati dirinya yang lemah dan membutuhkan banyak uang.
"Lana masih pingsan?"
"Iya."
"Sebentar lagi polisi datang, aku harap kamu mau bekerja sama dengan kita." Keila mengangguk pelan setuju akan hal ini. Ia tidak mau berulah lagi menganggu Lana. Ia hanya iri padanya.
"TIDAKKK!!!!!" Semua orang yang berada di hutan terkejut mendengar apalagi Brandon yang segera berlari.
"Apa gua bilang! Kenapa kalian tidak mau dengerin gue!" Brandon segera mendobrak pintu itu dan-
BRAK!
Seseorang yang akan memukul kepalanya ia tepis cepat. Brandon mulai menghajar pria itu namun dia kalah kuat dan berakhir orang suruhan Hana menolong mereka. Dari kedua pria yang nyatanya kuat sekali melawan mereka.
Hana dan Keila segera membuka pintu itu dan menemukan Devan yang sudah siap dengan balok kayu. Bahkan mereka bisa melihat Lana yang terkapar sambil menangis dengan luka tamparan di bagian pipi dan lututnya yang memerah mengeluarkan darah.
"SIAL! APA LO GILA HAH?!" Hana tidak bisa bergerak jika Devan bisa-bisa akan memukul mereka dengan balok kayu itu. Nyawa mereka dipertaruhkan di sini.
Devan tertawa kecil melihat Keila di samping Hana. "Lo ngapain di situ hah? Mau jadi sok jagoan? Apa mau gue bunuh Lo dulu?" Keila merinding ketakutan. Seharusnya dia tidak melakukan ini, Ara memang benar sekali. Dia gila melakukan semua ini.
"Ayo sini, siapa yang mau lawan gue dulu?" Devan mundur beberapa langkah dan menarik kaki Lana hingga lutut itu bergesekan kembali dengan kayu yang menimbulkan darah yang mulai menggenang membuat Hana berteriak histeris. "Mending Lana dulu enggak sih yang mati? Biar enggak ada yang bisa milikin dia?" Devan mengeluarkan siletnya, namun semua itu ditahan oleh seseorang yang menempelkan pistol ke kepalanya dan menendang tangan Devan hingga silet itu terjatuh jauh dari tempatnya.
"Angkat tangan! Anda telah kami tangkap!" Lana yang melihat itu mulai menangis dan tak lama mulai pingsan kembali setelah selang beberapa detik ia melihat Brandon yang mendekatinya dengan darah mengalir di daerah pelipisnya.
* * *
"Semua udah berakhir Lana, Devan udah di penjara." Lana memeluk Hana ketakutan. Mereka sekarang berada di rumah Hana, Lana harus diamankan dan tidak boleh berada di rumah Devan lagi.
Walaupun memang Devan sudah di penjara, orang tua Lana tiada hentinya menganggu Lana. Karena hal itu Hana langsung menjemput Lana dari kosannya ke rumahnya agar Lana aman.
"Sekarang semua sudah tenang Lana. Brandon bakal menyelesaikan segalanya." Hana sudah bilang pada Brandon akan hal orang tua Devan yang selalu mengunjungi bahkan menganggu kenyamanan Lana, ia segera bertindak kejam bahkan tentang kejahatan Devan lainnya agar pria itu dihukum seberat-beratnya.
"Makasih Hana. Maaf juga gue banyak buat salah sama lo."
"Gapapa kok aku udah maafin." Hana menepuk pundak Lana dan tak lama melihat Brandon yang datang membuat Hana segera beranjak untuk pergi.
Lana menatap Brandon dan sontak langsung memeluknya erat.
"Terima kasih dan maaf buat segalanya." Brandon mengangguk di pelukan Lana. Ia berjanji untuk terus menjaga gadisnya itu.
Dia sangat bersungguh-sungguh.
Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Life
FantasyBagaimana jika dirimu masuk ke dalam novel milik sahabatmu? Itulah yang terjadi pada Lana, mahasiswi hukum yang entah terkena keajaiban atau karma masuk ke dalam buku milik Gita, sahabatnya. Ia menjalani kehidupan keduanya dalam novel yang memang di...