Happy reading!
"Juara umum semester ini jatuh kepada..."
seluruh siswa/siswi yang berada dilapangan SMA ANTARES masing-masing menerka-nerka siapakah juara umum disemester ini di semester lalu Nina sudah mendapatkan juara mana mungkin disemester ini Nina lagi yang mendapatkan nya siapa yang tidak kenal dengan NINA KAYLA ANINDHIYA cewe paling ambis di SMA ANTARES selain ambis Nina terkenal dengan sifat nya yang ramah terhadap orang lain dan ia juga terkenal dengan lekuk wajah nya yang cantik,Nina selalu pintar dalam segala bidang pelajaran ia juga banyak mendapatkan penghargaan dari olimpiade nya."Ninaaaa!"
Sebagian siswa/siswi yang berada dilapangan tampak biasa aja karena mereka tidak heran dengan Nina sih cewe paling ambis di SMA ANTARES ada juga sebagian tampak terkejut dengan kejuaraan Nina di semester ini.
"Selamat buat NINA KAYLA ANINDHIYA XII IPA 1."
Tepuk tangan dan suara riuh mulai terdengar saat Nina dipersilahkan untuk maju kedepan, tanpa Nina sadari ada seseorang yang tersenyum tipis sangat tipis kepada nya,senyuman itu sangat sulit untuk diartikan.
"Wah gila Nina pinter banget anjir."
"Makin susah buat gue gapai ni sih Nina."
"Pasti bokap sama nyokap nya bangga banget punya anak kayak Nina."
"Udah cantik,pintar,ramah,siapa juga yang gak tertarik sama Nina."
Begitu lah tangkapan orang-orang terhadap Nina.
***
"Gal,Nina pintar banget ya." ujar Darren yang langsung mengambil alih kursi yang berada disebelah Galang.
"Hmm." hanya itu yang keluar dari mulut Galang.
"Gal? lo kan temenan sama Nina udah dari kecil ni kan, terus lo gak ada perasaan rasa suka gitu ke dia?" Darren menanyakan hal itu seolah-olah Ara tidak berada diantara mereka berdua.
Ara adalah pacar Galang dari kelas XI dulu,dimana seorang Galang Bramana menyatakan perasaan nya di sebuah taman belakang sekolah,balik lagi ke Darren,Darren sengaja menanyakan hal itu karena Darren tidak menyetujui hubungan Galang dan Ara,bukan hanya Darren yang tidak menyetujui hubungan kedua nya teman-teman Galang semua nya tidak pernah setuju,karena bagi mereka Galang tidak cocok dengan Ara yang otak nya pas-pasan sedangkan Galang tidak jauh berbeda dengan Nina mereka berdua sama-sama manusia ambis dan banyak yang mengolok-olok mereka bahwasanya mereka sangat cocok untuk menjadi pasangan.
Ara yang mendengar pertanyaan Darren untuk Galang ia pun hanya tersenyum getir.
"pertanyaan lo gak berbobot, mendingan lo cabut, lo ganggu waktu gue sama Ara." ujar Galang tanpa melihat kearah Darren.
"Gal buka mata lo lebar-lebar lo itu udh dibutain cinta sama perempuan ini." tunjuk Darren kearah Ara dengan raut wajah tak bersahabat.
Brukkk....
Galang memukul meja yang mereka tempatin, dengan raut wajah yang akan segera marah.
"Cukup Ren lo itu udh keterlaluan,lo itu udh cukup mengatur-ngatur gue, ini hidup gue,jadi tolong biarin gue buat memilih yang menurut gue itu yang terbaik,lo emang teman gue tapi gue gak suka cara lo yang terus-terusan menghakimin Ara, dia itu cewe gue, apa pernah gue ngurusin hubungan lo sama cewe lo?engga kan?gue sama sekali ngedukung lo sama cewe lo, tapi lo malah sebalik nya sama hubungan gue,selama ini gue selalu diam disaat kalian semua ngusik hubungan gue tapi lama-lama gue gak tahan Ren,gue pikir dengan diam nya gue,kalian bisa berpikir tapi kalian malahan menjadi-jadi." Galang sudah mengeluarkan unek-unek nya yang selama ini ia pendam dengan raut wajah yang marah Galang langsung menarik tangan Ara untuk pergi dari kantin.
"Sialan tuh cewe." dengan tangan yang sudah mengepal kuat.
***
"Gal kamu seharus nya gak boleh kayak gitu ke teman kamu kasihan Darren pasti tadi dia malu dilihatin sama anak-anak yang lain." ucap Ara sambil mengelus punggung tangan Galang, begitu lah Ara walaupun ia sudah di hakimin tapi ia selalu bersikap peduli kepada orang lain.
"Ra,lo jangan suka mikirin perasaan orang lain, belum tentu orang itu juga mikirin perasaan lo, seharus nya lo mikirin perasaan diri lo sendiri jangan jadi orang yang ngebuat orang lain bahagia, kebahagian orang lain itu bukan urusan lo." ucap Galang tepat di depan wajah nya Ara jarak mereka hampir tidak berjarak, sial nya Ara malah tidak fokus disaat Galang terusan menatap mata milik nya.
"Pikiran lo jangan aneh-aneh." Galang menoyor kepala Ara pelan bahkan sangat pelan, Ara langsung gelagapan karena Galang melontarkan kata-kata yang membuat nya malu.
***
"Loh, ada nak Ara ya, udah jarang banget kamu main kesini Ra,bunda selalu ngobrol tentang kamu, dan juga suruh Galang buat ngajak kamu kerumah, lagi banyak tugas ya?Galang selalu bilang kalo kamu lagi banyak tugas disekolah jadi nya kamu gak bisa mampir ke rumah." itu suara bunda nya Galang,Ara mencerna kata demi kata yang di lontarkan bunda nya Galang, banyak tugas? otomatis bunda nya Galang sering menyuruh Galang untuk mengajak ia datang kerumah nya tapi kenapa Galang tidak pernah cerita tentang bunda nya yang mengajak ia untuk mampir kerumah nya,isi kepala Ara sudah dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang ingin Ara tanya kan kepada Galang.
Bunda Galang sudah sangat kenal dengan Ara,bahkan sewaktu mereka baru menjalanin hubungan, Galang sudah membawa Ara ke rumah nya untuk ia kenal kan kepada kedua orang tua nya, saat itu bunda Galang sangat senang dengan keberanian Galang yang membawa seorang Gadis kerumah nya yang sedang berstatus menjadi pacar nya, namun ayah Galang tampak biasa aja saat Ara memperkenal kan diri nya kepada ayah Galang, hal itu membuat Ara dan Galang merasa kurang nyaman saat Galang membawa Ara kerumah nya begitu pun Ara sebalik nya.
"Emm... iya bun Ara lagi banyak tugas jadi engga sempat mampir kerumah bunda,maaf ya bun." ucap Ara berbohong.
"Iya gapapa Ra, dengan datang nya kamu hari ini udah buat bunda senang kok." ucap bunda nya Galang sambil tersenyum.
Hai guys jngan lupa komen and vote yaa😉
Semoga kalian suka dengan cerita ini
HheheAku buat cerita ini murni dari ide aku sendiri, dari imajinasi aku sendiri, Tapi kayak gini deh cerita nya,aku kan pemula jdi masih blm bener bnget nulis nya,kalau ada kesalahan typo langsung tandain yaa.
Aku bakalan up segeraa hhee
KAMU SEDANG MEMBACA
Galara
Teen FictionDari sekian banyak nya luka,kenapa harus luka kehilangan yang paling menyakitkan.