Rumah tidak s'lalu berbentuk bangunan
namun bisa jadi seseorang yang seperti
Ara(GALANG ADISWARA)
Happy Reading!
Suasana hati Ara pagi ini benar-benar tidak bagus,maka dari itu sedari tadi ia hanya berdiam diri,tanpa membuka suara sedikit pun,Darren yang melihat pemandangan itu ia tersenyum yang sangat susah untuk diartikan.
"Haii Ara gue yang paling cantik!" sapa Ami,namun Ara hanya melambaikan tangan nya ke arah Ami,dengan wajah yang memelas.
"Kenapa si lo,kadang lo senyum mulu,kadang juga lo diam aja?" selidiki Ami.
Dengan sekali tarikan nafas,akhirnya Ara membuka suara nya,"Gue gapapa Ami." berusaha membuat senyuman di bibir nya,agar Ami tidak perlu jauh untuk bertanya kepada nya.
Seseorang masuk dari pintu kelas,yaitu Alena.
"Hai Len!" sapa Ara dengan tersenyum ke arah Alena,namun senyuman nya mendadak menjadi murung,karena seseorang yang di sapa nya seperti orang yang sedang malam melihat diri nya,dan berlalu begitu saja melewati Ami dan Ara.
Sontak hal itu membuat Ami dan Ara kebingungan,tidak biasa nya Alena bersikap seperti itu,terlebih lagi Ara dan Ami adalah teman dekat nya.
Ami beranjak dari tempat duduk nya, menuju ke tempat duduk milik Alena.
"Len,lo kenapa si?" tanya Ami bingung dengan perubahan sikap Alena.
"Gue gapapa Mi." jawab nya singkat.
Ami yang mendengar jawaban dari teman nya yang begitu,ia langsung berbalik menuju ke meja nya yang disebelah dengan meja Ara.
Ara menatap mata Ami tetapi Ami,hanya mengedikan bahu nya,seolah-olah ia juga sedang bingung.
***
Seperti biasa Ara menunggu Galang di parkiran sekolah,walaupun hati nya sakit,dan ingin sekali menuntut penjelasan dari Galang,ia tetap ingin pulang bersama pacar nya itu.
Dari kejauhan Galang menyapa Ara yang tengah berdiri dibawah pohon menunggu kedatangan nya.
"Udah lama nunggu ya Ra?" tanya nya sambil memasang kan helm ke Ara.
"Engga kok barusan aja." jawab nya.
"Hari ini kita mau kemana?mau ke tempat buku?" tawaran itu bagi Ara mungkin cukup untuk menghilang kan rasa sakit nya tentang kejadian kemarin di sekolah.
"Boleh." jawab nya dengan senyuman hangat yang diberikan nya kepada Galang.
***
Setelah sampai di tempat tujuan Ara segera menarik tangan kekar milik Galang untuk buru-buru masuk ke dalam
mereka saling mencari buku yang mereka ingin kan,walaupun Galang kurang suka membaca novel namun,ia begitu antusias membaca ketika sedang bersama Ara,jadi apapun yang di sukai oleh pacar nya,ia akan usahain untuk menyukai hal itu juga."Kamu pilih buku yang mau mau kamu baca ya,nanti kita baca di meja sana." ujar Ara yang di anggukin oleh Galang.
Setelah masing-masing mendapat buku yang ingin dibaca,mereka mencari tempat untuk mereka membaca.
"Perasaan kamu suka banget baca yang sedih-sedih." ujar Galang."Aku juga engga tau kenapa Gal,tapi dari buku-buku yang aku baca semua,itu rata-rata relate banget sama kehidupan yang sedang aku jalanin." setelah mengatakan itu Ara lanjut membaca novel yang ada ditangan nya.
Galang menarik nafas nya,sembari memegang kedua bahu Ara.
"Mungkin hidup kamu memang kebanyakan relate di setiap buku yang kamu baca,tapi kalau kamu keseringan baca yang sedih-sedih itu bisa berdampak buruk untuk diri kamu,Ra." Galang menjeda omongan nya.
"Yang tadi nya kamu senang,tapi ketika kamu baca buku yang sedih,kamu juga ikutan mendadak sedih,jadi aku harap kamu jangan terlalu banyak membaca buku yang sedih-sedih ya?" lanjut nya.
"Tapi-." belum selesai Ara berbicara,Galang sudah terlebih dahulu menarik tubuh Ara kedalam pelukan nya.
"Aku tahu apa yang sedang kamu rasain,dan aku juga tahu aku sudah berbuat salah kemarin,aku minta maaf Ra,kejadian itu engga seperti yang kamu lihat." Ara kaget bukan main,kok bisa Galang mengetahui hal itu sementara ia sama sekali tidak ada ngomong apapun tentang kejadian itu.
"Gal?"
"Darren kemarin yang kasih tau sama aku." jawab nya,yang membuat Ara heran.
"Inti nya sekarang aku ada sama kamu,kamu ada sama aku,jangan pernah ngerasain kamu itu sendirian." ucap Galang.
***
Setelah mengantar Ara balik ke apart,Galang langsung balik kerumah nya,
Sesampai nya dirumah,Galang bingung melihat ke hadiran Nina dan juga kedua orang tua Nina yang tengah berduduk di sofa.
Ayah Galang menyuruh nya untuk duduk,dengan menurut Galang menyalin tangan kedua orang tua Nina terlebih dahulu,lalu ia pun berduduk di antara mereka semua.
"Jadi udah bisa kita bahas sekarang?mumpung anak nya udah ada disini." tanya Bima,ayah Galang.
Galang tentu kebingungan,namun ia tetap coba mengikuti pembahasan orang tua mereka.
"Silahkan Bim." jawab Anhar,ayah Nina.
Dengan kebingungan Galang mencoba untuk menanyakan maksud dari perkumpulan ini.
"Maaf om,saya kurang mengerti maksud dari perkumpulan ini untuk apa,karena ayah saya tidak ada membahas pertemuan ini sebelum nya." tanya Galang.
"Jadi Gal,ayah dan kedua orang tua Nina merencanakan untuk membahas perjodohan kalian." sontak perkataan dari ayah nya,membuat ia tak habis pikir,padahal ayah nya tau kalau dia sudah punya pacar,dan ayah nya juga sudah tau kalau pacar nya itu Ara,bagaimana bisa ayah nya sebegitu egois seperti ini.
"Yah,Galang udah besar ini bukan zaman ayah lagi yang harus dijodoh-jodohin,Galang udah punya pilihan sendiri!" tegas Galang dan berlalu meninggalkan semua orang.
***
Selepas dari perdebatan dirumah,ia datang ke apartemen Ara,untuk menenangkan diri nya,karena bagi nya tempat untuk ia pulang hanya la Ara.
Suara ketukan dari luar membuat Ara,beranjak dari tempat tidur nya.
Ceklek...
"Tumben kamu kesini malam-malam Gal?" tanya nya,namun Galang tidak menjawab sepatah kata pun,ia berlalu begitu saja memasuki apartemen itu.
Galang membaring kan badan nya ke tempat tidur Ara,dan menghela nafas panjang.
Ara mendekat mencoba bertanya kepada Galang,masalah apa yang sedang Galang hadapin.
Ara memegang jari jemari Galang,"Kamu ada masalah Gal?" tanya nya lagi.
Tidak ingin menjawab,Galang menarik tubuh Ara untuk memeluk nya erat,saat ini ia hanya ingin Ara yang ada di dalam kehidupan nya,ia begitu sayang kepada Ara,namun ucapan Ayah nya begitu saja terlintas sehingga membuat nya kebingungan dalam memilih kehidupan ia sebenarnya.
Haiii jangan lupa vote n komen nya yaaa🤗🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Galara
Teen FictionDari sekian banyak nya luka,kenapa harus luka kehilangan yang paling menyakitkan.