29: RUMAH SAKIT

7 3 0
                                    

                      Happy Reading!






Pagi ini Galang sudah terbangun terlebih dahulu seperti biasanya untuk menyediakan sarapan di meja makan.

Setelah selesai menyiapkan sarapan,Galang hendak membangunkan Ara namun belum lagi ia mengeluarkan suara,ia mendadak membeku saat ia merasakan panas di tubuh Ara.

Galang membuka selimut yang Ara kenakan lebih leluasan,alangkah terkejut nya ia saat melihat raut wajah Ara seperti orang yang sakit dan pucat.

Ara tersentak dengan sedikit erangan seperti orang yang demam,Galang menyadari itu sesegera mungkin ia memanggil-manggil Ara dan membangunkan nya.

"Ra?kamu kenapa?kok bisa kamu tiba-tiba demam tinggi seperti ini?" sang empu yang ditanya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kita kerumah sakit ya?" tanpa menunggu jawaban dari Ara,Galang langsung membawa Ara kerumah sakit menggunakan taksi online.

                              ***

Sesampai di rumah sakit Galang menunggu diluar ruangan,ia merasa gelisah dan juga khawatir terlihat dari wajah nya seperti orang yang cemas.

Galang membuka ponsel milik Ara yang sebelumnya memang ia bawa untuk menghubungi Ami,terlebih lagi di ponsel milik nya tidak ada nomer perempuan lain selain nomer Ara dan juga nomer bunda nya.

"Hallo Mi?"

(......)

"Gue minta tolong,izinin Ara ya,karna sekarang Ara lagi dirumah sakit."

(......).

Tutttttt....

Setelah telfon itu mati,Galang lanjut berusaha menenangkan perasaan khawatir nya.

Tak selang berapa lama seseorang dokter keluar dari ruangan yang menanganin Ara.

"Gimana dok keadaan pacar saya?" tanya Galang tak sabar.

"Pacar kamu cuma demam biasa tapi tolong bicarakan padanya bahwasanya nya dia tidak boleh terlalu kebanyakan berpikir." ujar dokter.

"Kalau gitu saya mau lihat pacar saya dok."

"Silahkan."

Galang sudah berada disamping Ara dengan genggaman tangan yang erat.

"kenapa kamu kelihatan panik gitu Gal." tanya Ara.

"Ya aku panik la Ra,kamu tiba-tiba bangun tidur tubuh kamu panas,aku engga tau harus gimana,makanya aku bawa kamu langsung kerumah sakit." ujar nya.

Ara tertawa kecil saat melihat kekhwatiran dari wajah pacar nya.

"Terus kamu engga masuk ke sekolah hari ini?" tanya nya.

"Aku mau temanin kamu Ra." tukas nya sembari memberikan ciuman hangat di kening Ara.

Ara sangat merasa senang saat berada di sisi Galang,ia merasa aman,walaupun kehidupan nya pahit namun ia merasa sedikit berwarna saat ada Galang di kehidupan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara sangat merasa senang saat berada di sisi Galang,ia merasa aman,walaupun kehidupan nya pahit namun ia merasa sedikit berwarna saat ada Galang di kehidupan nya.

"Di kehidupan yang penuh rintangan ini,aku berharap kelak kita tidak akan meninggalkan satu sama lain."  Gumam Ara.

                              ***

"Mana si Galang,tumben tuh anak ga masuk,padahal hari ini ada ulangan." ujar Samuel.

"Iya juga ya,kemana tuh anak,apa gue telfon aja ya." seru Dicky yang disetujui Samuel.

Sementara Darren hanya berdiam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun,karena ia masih mengingat kejadian tempo lalu yang diserang Galang demi membela pacar nya, ketimbang teman nya,ia masih merasa sakit hati atas perlakuan Galang terhadap nya.

"Kalian ada yang tau Galang kemana?" tanya Nina.

"Yaelah Nin,kenapa lo cari yang engga ada disini si,padahal kita bertiga ada nih, ganteng-ganteng lagi,Galang kalah pokoknya." ujar Samuel yang merasa kegantengan.

"Awas lo Sam dengar Galang habis lo." peringat Dicky.

Nina yang mendengarkan itu merasa malas menanggapi orang yang seperti itu.

"Ren,lo engga tau Galang dimana?" tanya Nina kepada Darren.

"Emang nya lo kira gue bapak nya,yang harus tau tuh anak kemana." tukas Darren,Darren yang semula masih merasa kesal terhadap Galang,ia pun sangat ketus memberikan jawaban kepada Nina.

Samuel dan Dicky yang tadi nya bercanda-canda ketika mendengar jawaban Darren mereka pun merasa tak percaya,dari awal mereka memang belum mengetahui permasalahan Galang dan Darren,mereka pikir Galang dan Darren tidak akrab seperti biasanya dikarenakan cuma kesalahan paham saja.

Sementara Nina pun ikut merasa tak percaya mendengarkan ucapan Darren barusan kepada nya.

"Sensi amat lo." tukas Nina dan pergi berlalu meninggalkan mereka bertiga.

                              ***

Diruangan tempat Ara dirawat,ia kedatangan Ami dengan rasa khawatirnya yang Ami pancarkan saat memasuki ruang rawat Ara.

"Ra,lo kenapa sih bisa kayak gini,apa karena-" Ami menjeda omongan nya sembari mata melirik ke arah Galang yang tengah duduk di sofa.

Sementara Galang menyadari tatapan Ami kepada nya.

"Kenapa?lo mau bilang Ara bisa kayak gini karena gue?" intimidasi nya.

"Yakan bisa aja ini semua karena lo." Ami menatap remeh ke Galang dengan wajah judes nya.

Ara yang melihat perdebatan itu pun segera mungkin melerai nya.

"Mi,bukan karena Galang kok,gue cuma ngerasa lemes dikit aja,mungkin gue kecapean." ujar nya lembut.

"Kalau gitu lo banyakin istirahat aja ya Ra,pasti karena lo kepikiran soal-" Ara membekap mulut Ami yang ingin mengatakan kejadian kemarin di sekolah.

Galang yang tengah fokus oleh ponsel nya pun tidak merasa curiga apapun saat itu.

                             ***

Di tempat lain Anggun yang di rawat dirumah sakit juga pun sudah mulai merasa pulih itu artinya ia akan segera pulang kerumah.

"Ma,nanti kalau udah sampai dirumah mama jangan terlalu stres ya?" ujar Fajar memastikan.

"Nak,gimana keadaan adik mu?" tanya Anggun.

"Dila baik-baik aja ma,Fajar udah bilangin ke Dila kalau dia tunggu dirumah aja,sampai mama bisa pulang kerumah."

"Pokok nya Fajar engga mau mama sampai stres mikirin hal yang sampai membuat mama drop." tukas nya.

Anggun hanya memberikan senyuman tipis kepada anak pertama nya itu.

                             





haiii prenn yg udh nemanin aku nulis sampai ke bab ini makasih yaa,aku akan segera up🤗💗

Galara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang