Happy Reading!
"Gal,hari ini kita bakalan latihan basket,lo jangan sampe gak datang,awas aja lo." itu suara Samuel salah satu temen nya Galang dan juga Darren,Galang mempunyai teman 3 yaitu Darren,Samuel,dan satu lagi Dicky, dari ketiga teman Galang hanya Dicky yang jarang berkumpul seperti orang-orang yang berteman pada umum nya, bisa dibilang Dicky itu kutu buku,meskipun ia tidak blak-blakan berbicara mengenai hubungan Galang Dan Ara tapi disetiap omongan nya pasti ada aja yang menyangkut tentang Ara,ya Seperti yang sudah dikatakan sebelum nya, Dicky termasuk orang yang tidak menyetujui hubungan Galang dan Ara.
"Aelah tenang aja lo, yang penting mulut lo gak kelewatan kayak Darren." Galang sengaja menyinggung Masalah yang semalam dengan Darren, dan Darren hanya tersenyum mendengarkan kata-kata Galang.
"maaf bro gue cuma yang mau terbaik buat lo kok." ucap Darren yang langsung pergi meninggal kan kedua Teman nya itu,Galang mematung ditempat memikir kan mengapa teman-teman nya sebegitu tidak suka nya dengan Ara, hanya karena dibidang pelajaran saja kan, itu tidak begitu masalah bagi nya, toh Ara juga bisa di ajarkan dengan perlahan-lahan supaya ia mempunyai otak yang sama dengan nya,apa ada perihal lain?.
***
"Gimana keadaan lo?perut nya masih sakit ha?" Galang bertanya didepan wajah Ara.
"Udah engga kok, kan udah minum obat hehe." Ara cengengesan didepan Galang.
"Gue mau lihat coba." Galang langsung memegang perut Ara,sial Ara merasakan seperti ada. kupu-kupu yang menjalar di dalam perut nya.
"Perut lo rata banget Ra,pasti lo kurang makan kan?" tanya Galang setelah melepaskan tangan nya dari perut Ara.
"Galang ini bukan Aku nya yang kurang makan,tapi aku nya rajin olahraga." Ara menekan kan kata demi kata supaya pacar nya yang satu ini mengerti.
"Ohh." hanya itu balasan Galang.
"Gal aku boleh nanya gak?"
"Ya boleh lah asalkan lo nanya nya gak aneh-aneh"
"kamu semalam beneran lagi jagain nenek kamu dirumah sakit?" tanya Ara langsung the to poin yang membuat Galang diam seribu bahasa.
"Emm... i-iyaa semalam selesai tugas tambahan gue langsung kerumah sakit jagain nenek." ucap Galang berbohong
"Kamu beneran udah jujur ni?" tanya Ara yang merasa belum puas dengan jawaban Galang,mendengar pertanyaan itu Galang langsung mengangguk cepat.
Kenapa juga kamu harus bohong sama aku gal.
***
"Darimana aja kamu Ara!" suara itu terdengar nyaring ditelinga Ara,Ara tau siapa sih pemilik suara itu, suara itu adalah suara ibu nya yang bernama Anggun prameswari.
"Ara dari rumah teman ma." selesai pulang sekolah tadi Ara tidak diantar pulang oleh Galang karena Galang sedang ada latihan basket maka dari itu Ara mempunyai kesempatan buat kerumah Alena mumpung Galang tidak mengantar nya pulang.
"Kamu lupa kalo tugas kamu dirumah ini banyak,apa kamu udah mulai tidak tau diri ha?kamu itu bukan anak saya,kamu hanya anak angkat,yang saya jumpai didepan rumah saya." ibu Ara mengucapkan itu tanpa memikirkan perasaan Ara.
Brukkk....
Ara menjatuhkan diri nya kelantai ia merasa raga nya telah tiada setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut mama nya,ia tidak menyangka kalau seorang yang selama ini ia panggil 'mama' ternyata bukan orng tua nya kandung,ia ingin sekali rasanya meminta penjelasan kepada mama nya,perihal ucapan mama nya barusan,namun rasanya ia tidak mempunyai tenaga sedikit pun untuk membuka mulut nya.
"Ada apa ini,Ara kamu kenapa nangis?" tanya papa nya Ara namun Ara masih diam mematung.
"Pa?apa bener yang dikata kan mama?" Ara bertanya sambil berusaha berdiri dari tempat nya dan mulai menuju ke arah papa nya.
"Apa yang mama kamu kata kan Ara?" Tanya Bram papa nya Ara,sambil melihat kearah istri nya dengan wajah kebingungan.
"Mama bilang aku bukan anak kandung nya mama dan papa, aku hanya anak angkat dirumah ini, apa itu bener pa?" Ara mengucapkanya dengan air mata yang mengalir begitu deras dan mencengkram kerah baju papa nya.Jawab aku pa!"
"Ra papa minta maaf." ucap Bram yang menunduk.
"Jadi ini alasan mama ngebedain aku sama Dila dan juga Kak Fajar?karena aku anak angkat dirumah ini?" Ara sudah tidak sanggup lagi untuk mengatakan apapun kepada papa dan mama nya,ia memilih meninggal kan orang-orang yang telah membohongi nya, Ara berlari menaikin anak tangga menuju kamar nya.
Sementara diatas udah ada Fajar dan Dila yang menyaksikan masalah yang terjadi tadi,Fajar terus memandangi kamar milik Ara, dan Dila langsung turun untuk menenangi mama dan papa nya.
"Kenapa begitu cepat kamu mengatakan masalah ini kepada Ara Anggun." Anggun hanya terdiam seperti tidak menyangka bahwa ia sudah memberi tahu Ara mengenai masalah ini.
"Maaf aku tadi hanya terbawa emosi Mas." lirih Anggun.
***
"Ra buka Ra,ini aku Fajar." suara ketukan pintu membuat Ara cepat-cepat mengusap kasar air mata nya.
Ceklekk...
"Ada apa kak?" tanya ara dengan suara orang khas habis nangis.
"boleh kakak masuk?".
"Kak, Ara pengen sendirian dulu pliss." Ara berbicara dengan nada memohon.
"Ra?kali ini biar kakak yang jadi pendengar keluh kesah kamu,untuk kali ini aja,kakak mohon sama kamu Ra, kakak cuma gak mau kamu kenapa-kenapa." Fajar tampak begitu tulus dengan kata demi kata yang ia lontar kan yang membuat Ara luluh begitu saja.
"Kamu kalo mau nangis gapapa, nangis aja nih pundak kakak siap buat kamu." ujar Fajar sambil menoleh ke arah pundak nya seolah-olah menyuruh Ara untuk bersandar.
"Kak?mau bantu aku gak?"
"Apa pun akan kakak lakukan untuk adik kakak yang cantik ini." ucap Fajar sambil tersenyum.
"Bantu aku cari tau keberadaan orang tua aku ya kak?" Ara menatap wajah Fajar dengan raut wajah memohon.
"Besok kita bakalan cari tau." ujar Fajar Yang langsung mendapakan pelukan hangat dari Ara,Fajar tersenyum bahagia,karena Ara memeluk nya.
"Andai kamu tau sesuatu Ra."
Jangan Lupa komen and vote ya guys😉
Ayo sesuatu apa nih? Fajar datang" buat ovt aja wkwk.
Ternyata oh ternyata Ara cuma anak angkat guys, pasti sakit bnget jadi Ara udh dibohongi Galang eh dibohongi orang tua nya juga double ya sakit nya.
jngan langsung pada nebak galang jahat ntar nyesel wkwk mungkin Galang bohong ke Ara ada maksud tertentu.
Aku bakalan segera up hhe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galara
Teen FictionDari sekian banyak nya luka,kenapa harus luka kehilangan yang paling menyakitkan.