33: MEREBUT KEBAHAGIAAN

4 2 2
                                    

      Sakit hati yang paling susah untuk
  diungkap kan adalah sakit hati seorang
            anak kepada orang tua nya.

                 (GALANG ADISWARA)

                     Happy Reading!
 








"Ra seminggu lagi kita bakalan ujian kan?kamu udah belajar?" tanya Galang.

Ara menghentikan aktivitas nya yang sedang memainkan ponsel nya.

"ini mau belajar kok,tapi-" Ara menjeda omongan nya.

Galang memicingkan kedua mata nya ketika melihat raut wajah Ara yang sudah ketebak apa yang akan Ara katakan.

"Iya aku tau maksud kamu." melihat Galang yang peka terhadap nya,Ara pun merasa kesenangan.

Ara mengeluarkan semua buku-buku yang ingin dipelajari untuk ujian minggu depan.

"Pertanyaan apa yang mau kamu pertanyakan mengenai materi hari ini." tanya nya.

Ara gelagapan masalahnya Galang belum menjelaskan apapun kepadanya namun sudah disuruh bertanya.

"engga usah panik gitu,aku cuma bercanda." mendengar itu Ara merasa sedikit lega,walaupun tidak sepenuhnya,ia yakin ketika sudah belajar seperti ini bersama Galang,pasti ia akan dipaksa untuk membuat pertanyaan.

"Gal."

"Aku bikinin makanan untuk kamu,biar kamu engga bermalasan belajar."

Ara yang semula nya bermalas-malasan ketika Galang menawarkan untuk membuat kan nya makanan seketika itu pula ia merasa bersemangat untuk belajar.

"Kamu paling tau mau aku Gal." ujar nya.

Setelah Galang pergi untuk membuatkan nya makanan,Ara belajar sendirian terlebih dahulu sembari menunggu Galang selesai membuat makanan.

Tingg....

"Gal,Nina kecelakaan dia butuh lo,bokap lo mau temui lo tapi bokap lo engga tau dimana posisi lo sekarang."

Ara menatap ponsel milik Galang yang sedang berbunyi,dengan cepat ia membuka ponsel itu dan melihat pesan masuk yaitu dari Samuel teman pacar nya.

Tidak berselang lama Galang pun kembali dengan membawa kan satu piring ditangan nya yang berisikan makanan.

Ara menatap Galang dan Galang pun menyadari akan tatapan itu.

"Kenapa?" tanya Galang.

Ara menyodorkan ponsel Galang, seolah-olah menyuruh Galang untuk melihat nya sendiri.

Galang meraih ponsel nya dan melihat pesan masuk dari teman nya.

Galang bingung melihat isi pesan dari Samuel yang dikirimkan untuk nya,apa hubungan nya dengan diri nya walaupun Nina kecelakaan toh juga Nina masih mempunyai orang tua,dan ayah nya kenapa harus mencari nya.

"Kamu mau pergi?" tanya Ara.

Lamunan Galang tersadar saat Ara bertanya kepada nya.

"Gapapa kalau kamu mau kesana,aku di apart sendirian gapapa kok." ujar Ara dengan terpaksa.

"Ra?aku janji aku cuma sebentar kesana habis itu aku kembali ke kamu ya?"

Ara menggigit bibir bawah nya seolah-olah menahan air mata nya untuk terjatuh. "Iya gapapa kok."

Galang mencium kening Ara dan mengambil jaket nya lalu meninggalkan Ara sendirian.

Ara menatap kepergian Galang dengan perasaan sedih,ia tidak menyangka kalau Galang masih menyimpan rasa kepedulian terhadap Nina.

Pertahan Ara untuk menangis akhirnya pun runtuh,ia merasa sedih dan sakit melihat sikap Galang yang seakan-akan perduli terhadap Nina.

Ara menggambil makanan yang dibuatkan Galang untuk nya dan memakan nya dengan air mata yang mengalir di pipi nya.

                              ***

Ditempat lain Galang mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi,ia bukan merasa khawatir terhadap Nina terlebih lagi ia harus menyelesaikan permasalah ini kepada ayah nya,agar tidak pernah lagi mengganggu hubungan nya dengan Ara.

Dengan mengendarai motor nya sembari melihat location yang dikirimkan Samuel kepada nya.

Sesampai nya Galang ia segara masuk ke rumah sakit tempat Nina dirawat dan tempat ayah nya berada.

Galang mencari ruangan yang sudah dikasih tahu oleh Samuel terlebih dahulu kepada nya.

Ceklekk...

Galang membuka pintu ruangan tempat Nina dirawat disitu ia melihat Ayah nya bunda nya dan juga Nina berserta kedua orang tua Nina.

"Akhirnya kamu datang juga nak." ujar Bram.

"Yah,Galang engga tau maksud kalian menyuruh Galang datang kesini untuk apa."

"Kami menyuruh kamu datang kesini karena perjodohan kalian akan tetap kami lakukan." ujar Anhar ayah Nina.

Galang ingin berontak dan ingin membuka suara,namun Bram sudah duluan menarik Galang keluar ruangan.

Diluar ruangan Bram menatap Galang dengan lekat. "Ayah sudah tidak mau mendengar penjelasan apapun dari kamu,intinya perjodohan ini akan tetap berlanjut." tukas Bram.

"YAH!GALANG ENGGA BISA MENERIMA PERJODOHAN INI!" tukas Galang.

Bram tersenyum remeh ke arah anak nya. "Kalau kamu tidak mau menuruti permintaan ayah,saya pastikan kamu akan menyesal seumur hidup,ayah kasih kamu waktu untuk memikirkan perjodohan ini." ujar Bram lalu meninggalkan anak nya sendirian.

Galang terduduk lemas saat kebahagiaan nya akan dirampas oleh keserakahan ayah nya sendiri.

"Nak,kamu baik-baik aja kan?" tanya perempuan paru baya,yang tak lain adalah bunda nya sendiri.

Galang memeluk bunda nya dengan erat. "Bun Galang cape harus nurutin kemauan ayah,ayah boleh mengambil impian Galang yang lain,tapi Galang mohon jangan ambil impian Galang untuk hidup bersama Ara selama nya bun,Galang sayang sama Ara bun." Galang menuangkan semua yang ada didalam pikiran nya di dalam pelukan hangat bunda nya.

"Apa Galang engga boleh mengambil jalan yang sudah Galang susun demi kebahagiaan Galang sendiri bun." Galang semakin erat memeluk tubuh bunda nya,ia berpikir selama ini ia dilahirkan hanya untuk memenuhi keinginan ayah nya saja.

"Nak kamu engga boleh berpikiran seperti itu,gimana pun itu bunda akan bantu kamu untuk bisa merebut kebahagiaan yang kamu inginkan." Galang semakin erat memeluk bunda nya dengan isakan tangis yang tidak semua orang akan bisa melihat nya seperti ini.

                              ***

Di tempat lain Ara merasa khawatir dengan keadaan Galang yang sudah larut malam tidak kembali ke apartemen.

Ara sudah berulang kali untuk menelfon nomer Galang namun nomer nya tidak aktif sama sekali.

"Gal,kamu kemana,kamu bilang kan cuma sebentar." gumam nya dalam hati.

Dengan rasa kekhawatiran nya seseorang yang ia tunggu-tunggu pun memperlihatkan diri nya.

Ara berlari menuju seseorang yang sedari tadi ia tunggu.

"Gal kamu gapapa kan?mata kamu kenapa sembab Gal?"

Namun Galang memilih untuk diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Ara membawa Galang memasuki apartemen dengan rasa kekhawatiran.

"Kamu kenapa Gal?kamu bilang kamu cuma sebentar tapi kenapa sampai tengah malam seperti ini?" tanya Ara.

Galang menatap mata Ara dengan perasaan yang bercampur aduk,mata nya sayu dan pikiran nya berkecamukan.

Galang memeluk Ara dengan erat,dan Ara merespon pelukan Galang dengan memberikan pelukan juga untuk Galang.

"Kalau ada masalah tolong jangan di tutupin ya Gal." lirih Ara.







Haii preen mksh buat yg udh ikutin cerita ku sampe ke bab ini ya,aku akan rajin² untuk up ya,se u🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Galara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang