Suara canda tawa memenuhi salah satu kelas jurusan seni diuniversitas worldart, salah satu universitas terbaik di lightCity, Dosen yang mengajar begitu menyenangkan hingga setiap lelucon membuat semua siswa tidak bisa menahan gelak tawa.
Namun Jim tampak tak begitu memperhatikan apa yang dosen bicarakan, pikiran nya berada entah dimana, yang terbayang adalah senyuman Ruby yang memabukan. Gadis cantik yang tanpa sengaja bertemu di senja kala itu.
"Mungkin aku menyukaimu"
Terasa panas pipi lelaki ini, saat perkataan sensitif gadis itu membuat nya tak kharuan, dia mencoba untuk melupakan namun bayang terus datang, bagai hantu yang hadir tak diundang, Siapa gerangan gadis manis yang selalu datang dalam bayang?
Jim merasa hening, kemana hilangnya riuk piuk suara semua temannya? pandang yang awal melihat jendela, mulai menelusuri sumber yang membuat semua bungkam,
Hingga pandang terhenti tepat di depan gadis yang berdiri dengan senyum yang mengembang, memberi salam dan meminta maaf atas keterlambatan.
Pandang gadis ini ikut memandang, lantas tangannya melambai dan tersenyum, membuat Jim sontak memerah lantas ia sedikit mengalihkan pandang.
Dapat didengar bisik-bisik beberapa mahasiswa saat melihat Ruby berjalan mencari kursi kosong, Jim tampak shock saat Ruby memilih duduk disampingnya.
Oh jangan. Dia hampir mati hanya dengan melihat sorot matanya."Hei Jim kita bertemu lagi" Ruby mengumbar senyum hangat yang mungkin membuat Jim terkena gejala serangan jantung ringan.
Hah...Jim tau ia terlalu berlebihan menyikapi senyum manis Ruby . Salahkan. Mengapa senyumnya terlampau manis?
Saat gugup masih menahan, hingga anggukan dengan senyum kaku Jim tunjukan, dia alihkan pandang, ada rasa takut jika gadis ini mendengar detak jantung dirinya, sungguh jantung nya berdetak begitu kencang, Jim pernah merasakan hal ini,
namun kenapa perasaan yang dirasakan terlampau berbeda? Dengan didekat Ruby , jantung Jim bagai kuda yang berpacu sangat kencang. Jenis Jatuh cinta apa yang sebenarnya aku rasakan?"Sudah sebulan setelah sore itu, kau sepertinya lupa denganku" ada sorot mata kecewa dimata Ruby , membuat Jim berbalik untuk melihat kembali wajah nya,
"Huh? Ti-tidak, Tentu saja a-aku mengingatmu, Aku slalu memikirkanmu setelah so-mmph!" Jim membelakan matanya saat sang mulut berbicara bagai kereta yang melintas cepat, dia segera diam dan mengalihkan wajahnya.
"Sungguh?" Jim rasanya ingin berlari saat ini, meruntuki dirinya saat kata memikirkanmu terucap begitu saja,
sungguh. Jim malu bagaimana ia menghadapi perkataan sang gadis yang mulai bertanya akan alasan mengapa Jim memikirkan Ruby .
"Ma-maksud, ku, bu-bukan seperti itu, a-a-"
"Aku pun memikirkan mu Jim"
kini kegugupan seketika hilang tergantikan dengan rasa shock dengan apa yang gadis ini ucapkan.
Mulut Jim sedikit menganga, wajahnya sudah seperti orang bodoh.
"Memikirkanku? Sung-"
"JAMES VERMILION! JANGAN BANYAK BICARA, TOLONG PERHATIKAN SAYA JIKA SAYA SEDANG MENERANGKAN. " sontak pandang Jim beralih dan menunduk.