Hembusan nafas terasa memburu saat gadis itu berhenti dipelabuhan, matanya tak lepas dari kapal Laut besar yang baru saja menepi, dengan jeli matanya memandang orang-orang dengan seragam militer berhamburan keluar.
Gadis ini terus memperhatikan untuk mencari lelaki yang sangat dinanti, namun sampai orang terakhir yang keluar, lelaki itu tak kunjung datang, membuat harapan luntur seketika, namun pandang beralih pada lelaki yamg berjalan kearahnya. Sayang. Dia bukan lelaki yang ditunggu.
"Ruby Jane Kim???" Lelaki itu bertanya, membuat Ruby mengangguk lantas tersenyum.
"Ada surat untukmu" lelaki itu memberikan surat beramplopkan pink kepada Ruby ,
"Terima kasih, apa dia baik-baik saja?" Ruby bertanya pada lelaki itu,
"Dia baik-baik saja, kau tak perlu khawatir, kalo begitu aku pergi dulu, sampai jumpa" lelaki itu berucap lalu ia pergi meninggalkan.
Ruby menghela nafas, sedikit kecewa karna ia hanya mendapatkan surat, harapan untuk bertemu harus kembali sirna. Ruby melirik sekitar, ia mencari tempat untuk membaca surat ini, hingga pandang melihat bangku kosong tak jauh dari tempatnya berdiri, dengan cepat Ruby berjalan untuk duduk dibangku itu.
Dengan pelan Ruby membuka surat lalu membaca dengan tak sabar,
Kata-kata yang tertulis begitu manis membuat senyum gadis ini terus mengembang, rindu yang terasa keluar beriringan dengan surat yang dibaca. Rasa ingin bertemu semakin membesar saat surat itu selesai ia baca. Wajah senang itu menjadi sedih melukiskan perasaan Ruby yang begitu merindu.Udara malam berhembus kencang, jangan lupakan jika sekarang adalah awal musim dingin, salju memang belum ada namun udara malam ini bisa membuat kulit membeku, Ruby terlihat tak memperdulikan dingin udara yang menusuk kulit, ia hanya memandang langit dengan rasa rindu yang menggebu.
Hingga pandang teralihkan saat tiba-tiba saja seseorang menyelimuti tubuhnya dengan jaket hitam tebal,
"Kau akan membeku jika kau terus diam disini" suara lelaki manis itu membuat Ruby tersenyum.
"Sejak kapan kau disini?" Lelaki itu tampak berfikir menunjukan wajah yang menggemaskan bagi Ruby .
"Sejak kau melamun dan membiarkan kulitmu memucat karna hampir membeku" Ruby terkekeh mendengar jawaban lelaki itu.
"Sedang apa kau malam-malam disini? Dan kenapa kau hanya memakai sweter tipis? Sekarang musim dingin Ruby "
"Aku hanya ingin melihat laut Jim, " senyuman manis terlihat dibibir, lelaki dihadapan terdiam sejenak, kenapa senyum gadis ini selalu memukau? Kenapa? Apakah yang dirasa karna dia sudah jatuh cinta?.
"Biar aku temani, " Jim berucap lalu memandang dengan hangat.
"Bolehkah? Jika begitu temani aku berjalan-jalan" Ruby berdiri lalu menggemgam tangan Jim dan menarik lelaki itu untuk berjalan.
•
Dibawah sinar bulan, kita berjalan tanpa ada yang berucap, keheningan menyelimuti, sedikit bingung, gadis ini biasanya selalu bercerita namun kenapa hari ini dia hanya diam?
•
Manis wajah gadis ini terlihat begitu murung, tak ada kata yang terucap lagi, dia memilih diam dengan pandang sendu, entahlah, aku ingin bertanya namun mulutku seakan kaku, hingga ku pererat gemgaman tangan, membuatnya melirik kearahku.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Aku mulai bertanya, dia tersenyum tipis lalu menggeleng pelan.
"Tidak ada, hanya saja aku senang berjalan berdua denganmu malam ini" bisakah aku percaya diperkataan yang baru saja terucap? Aku tau jika apa yang dikatakan tidak sejalan dengan apa yang dirasakan, namun kenapa senyuman terukir dibibirku? Kenapa aku senang?