•
Musim semi akan segera berakhir, seperti yang sudah direncanakan, Kampus mengadakan Event sebelum liburan musim panas, acara akan dilaksanakan besok malam.Jim terlihat tenang, saat telinga berusaha meresapi dentingan melody lagu yang ia buat sendiri, Jim membuka mata saat detingan melody terhenti, di lihatnya Ruby yang tersenyum memperhatikan.
"Kau terlihat sangat menikmati lagumu sampai aku memanggilmu kau tak mendengarnya" Ruby berucap, langkahnya mulai mendekati Jim.
"Benarkah? Maaf, "Jim berucap tersenyum menyesal, ia berdiri lantas berjalan dan mendekat kehadapan Ruby.
"Kau ikut berpartisipasi untuk event nanti??" Jim mengangguk,
"Bagaimana dengamu?" Ruby tersenyum.
"Bukankah kau juga sudah tau" Jim tersenyum.
"Aku lupa, apa kau sudah pulang? Mari pulang bersama" Jim kembali berucap,
"Tentu, kau membawa sepedahkan? Bisakah kau mengantarku ke kota sebentar? Ada yang ingin aku beli"
"Apapun yang kau mau" Ruby tersenyum, lantas menggemgam tangan Jim untuk melangkah keluar.
•
•
•Gemuruh suara kerumunan di tengah lapang kampus, semua mahasiswa nampak bersiap untuk acara malam ini, acara yang memang slalu ada setiap akhir musim semi.
Jim tersenyum memperhatikan Ruby yang tampak bersiap untuk tampil dengan panduan suara kampus, ia perhatikan gadis itu dari jauh, memandang hangat penuh kegaguman disetiap sorot matanya.
Ruby melirik arah lelaki yang tak jauh darinya, ia melambaikan tangan lantas tersenyum,dan Jim tampak membalas senyuman dan tangan bagai menyemangati.
"Apa dia akan tampil sekarang??" Jacson berucap mengagetkan Jim yang tak menyadari jika lelaki ini sudah lama berada disampingnya.
"Ahh, ku mengagetkan ku saja, tentu apa kau tak lihat???" Jacson terkekeh.
"Aku lihat makannya aku bertanya, oh iya, kau juga akan tampilkan? Kau tau aku sangat shock orang bodoh dan tak berguna sepertimu ingin menampilkan bakat malam ini" Jim memandang kesal Jacson yang seolah mengejeknya. Hei. Apa Jacson tak sadar? Memangnya siapa peringkat kebodohan paling rendah disini?
"Meskipun aku bodoh, tapi aku ini berbakat,tak sepertimu, sudah bodoh, tidak punya bakat, kerjaanmu hanya menghitamkan kulit, cih bahkan kau lebih tak berguna dariku" Jacson semakin terkekeh, Jim sepertinya sedikit tersinggung. Tapi apa yang harus diperdulikan? Toh memang mereka sudah terbiasa saling meledek.
"Setidaknya aku bisa mempunyai badan kekar yang banyak disukai oleh gadis, tak sepertimu, kurus dan lembek, kulit putih bagai wanita, terkadang aku meragukan jika kau ini adalah lelaki Jim"Jim mendengus kesal.
"Halah...percuma kau banyak disukai, kau tak bisa merayu mereka, badan saja kau kekar tapi jika sudah dengan jessi-chan badan kekar mu tak ada apa-apa nya saat melawan nya, cih apanya yang kekar" Jim berucap
"Whoah, apa semenjak bertemu gadis itu, kau jadi pintar melawan perkataanku yah, sepertinya aku harus dekat juga dengan Ruby, agar aku bisa melawan setiap perkataan jessica" Jacson berucap, dengan pandang melihat Ruby.
"Berani mendekat maka aku pastikan hidupmu takan lama lagi" ujar Jim dengan dingin, membuat Jacson setengah terkekeh. Sial aura Jim menakutkan sekali.
"Hei-hei memangnya kau siapa? Kekasihnya saja tak melarang, kau yang bukan kekasihnya berani mengamcam, astaga apa otakmu sudah koslet Jim?" Jim mendengus kesal, Jacson memang slalu bisa membuatnya bungkam.