•
Kudengar kicauan burung dipagi hari, merasakan sejuk udara, kupandangi bunga-bunga yang dilingkupi embun pagi, matahari mulai terbit memberi cahaya yang menghangatkan.
"Jim!!!" Ku dengar teriakan gadis manis yang slalu bersamaku 6 bulan terakhir ini.
Dengan senyum aku melirik dan melihatnya, namun kurasakan senyumku terasa hampa, saat kulihat dengan erat ia genggam tangan lelaki itu, hingga senyumku tertahan.
"Apa kau menunggu lama???" Dia bertanya saat sudah ada dihadapan, aku kembali tersenyum.
"Tidak aku baru sampai"
"Kalo begitu, ayo kita mulai " aku mengangguk,
Hari ini kami akan lari pagi bersama, Ruby mengajakku, ah tidak sebenarnya lee lah yang mengajakku, dia berkata jika tubuh ku kurang olahraga dan terlihat lemah, maka dari itu dia ingin membuatku menjadi lelaki kuat, awalnya aku menolak namun Ruby ikut berkata hingga akhirnya aku mengiyakan apa yang mereka katakan.
Sudah berapa lama aku berlari? Tapi nafas ku sudah tersekat-sekat, rasanya sangat lelah, tapi kenapa lee masih bertahan? Bahkan dia bisa bernafas dengan teratur, sebenarnya dia sekuat apa?
Ruby dia sudah lebih dulu menyerah dan meminjam sepedah untuk mengikuti kami berdua, aku sudah sangat lelah, sudah hampir 5 km kami berlari hampir seperempat pulau kami lewati, tapi kenapa aku tidak mau berhenti? Saat gadis itu memperhatikan, entalah, aku ingin membuatnya melihat jika aku bisa melampaui lee, aku ingin melampaui dia.
Lee berada tepat didepan ku, dan dia perlahan semakin jauh dari pandangku, dapat kulihat Ruby menggayuh sepedah menyamakan kecepatan dengan lee, senyum yang terpancar diwajah manis itu membuatku merasa tidak suka dan kesal karna senyum itu ditunjukan untuk lee. Apa Ruby lupa jika aku berada di belakang mereka?
Nafas ku semakin tersesak, emosiku tiba-tiba saja meledak, aku tidak mau kalah oleh lee, aku tidak mau kalah! Aku ingin Ruby memperhatikanku!!!!! Ku percepat langkah ku, mengerjar lee didepanku.
"Hah.hah.hah...." deru nafasku semakin memburu, lee semakin dekat, pandangku hanya terpaku pada jalan didepan, aku terus berlari meski dadaku terasa panas, nafasku hampir pada batasnya, namun gadis itu seakan menjadi penyemangat, meski pada nyatanya dia tidak melihat kepadaku.
•
Jim berlari dengan sisa tenaga nya, lee melirik arah belakang, ia cukup terkejut Jim berlari sangat kencang, hingga Jim melewatinya, Ruby melirik Jim, yang berlari melewati lee,
"Kau lihat Ruby? Aku bisa melampauinya" Jim berucap dalam hati, Jim mungkin berhasil melampaui namun lee berhasil mengejar, membuat Jim memaksakan untuk terus berlari meski kedua kaki sudah melemas dan bergetar.
"Kau masih lambat Jim" lee berucap dan tersenyum ramah, tak ada raut meledek, namun entah kenapa Jim semakin kesal, ia mencoba untuk berlari lebih kencang, dalam pikirannya dia, dia harus menjadi pertama, karna dengan mengalahkan lee, Ruby bisa memperhatikannya.
Keduanya berlari sejajar, tak ada yang mau mengalah, dan lee ia sedikit terkejut karna Jim bisa menyamai kecepatannya, lee bisa melihat pandang Jim yang hanya terfokus kedepan, membuatnya bingung, apa yang sedang Jim pikirkan?
"Lee, semangattt kau pasti bisaaa!!!!" Ruby berteriak, sejak kapan gadis ini berada didepan mereka dengan sepedah yang terparkir disampingnya.