Putaran roda sepedah tua itu terhenti setelah hampir setengah jam mengantar kedua insan, gadis itu perlahan turun dari sepedah diikuti Jim yang segera memarkirkan sepedah ditempat indah ini.
Wajah gadis itu memandang takjub apa yang dia lihat, sebuah danau yang luas di lingkari oleh bukit kecil dengan rumput hijau yang menyebar luas, Ruby melirik hamparan bunga diarah samping membuatnya berlari menghampiri lantas menyentuh dan menghirup aroma bunga itu.
Jim tersenyum memandang gadis yang tak jauh dari pandangan, betapa cantik ciptaan tuhan, dia bagai putri kerajaaan yang begitu mempesona, caranya tersenyum dengan bunga mawar berwana pink yang ia petik. Mata yang tertutup merasakan harumnya aroma yang begitu memikat.
Jim melirik dan mencari bunga yang lebih kecil, hingga pandangnya melihat bunga dandelion, dipetiknya bunga itu, lantas Jim menghampiri Ruby, lalu ia menunjukan bunga yang akan rapuh saat angin menerpa itu.
"Dandelion? Kenapa dengan bunga ini?" Tanya gadis itu, sedikit aneh.
"Kami penduduk LightCity mempunyai kepercayaan jika kau mempunyai seseorang yang berharga yang jauh denganmu, kau hanya perlu meniup bunga ini, konon kelopak yang bertebangan akan pergi pada orang yang kau rindukan, dan tentunya perasaanmu akan tersampaikan"
"Benarkah? Aku baru tau, jika di tempatku bunga ini memiliki arti bahwa seseorang harus mudah beradaptasi dan jangan takut untuk menjelajah ke mana pun. Tapi apa kau percaya?" Jim terdiam lalu tersenyum.
"Tentu aku percaya, apa ada seseorang yang kau rindukan, kau mau meniup ini?" Jim mendekatan bunga itu pada Ruby. Gadis itu tampak menimang, wajahnya terkesan tak percaya.
"Tak ada orang yang kurindukan, karna orang yang kurindukan ada disini" Ruby tersenyum saat perkataanya membuat Jim terdiam kaku, jantungnya berdebar kembali, Jim merasakan panas disekitar pipinya. Apakah orang itu aku?
Ruby mengambil bunga yang Jim pegang, dia berbalik kearah danau dan mensejajarkan bunga didepan mulut nya. Jim memandang gadis ini dengan senyuman tipis.
"Aku mempercayai apa yang kau percayai, dan semoga bunga ini dapat dilihat olehnya" Ruby meniup bunga dandelion hingga kelopak bunga itu berterbangan terbawa angin melintasi indahnya danau Hope,
senyum Jim nampak hilang saat mendengar yang dikatakan. Bodoh kata itu yang terpikir, mana mungkin orang itu aku, ada rasa kecewa yang terasa, hingga ribuan pertanyaan dengan kata yang sama muncul dan memenuhi pikiran. Siapa orang itu?
"Jika kau berharap dengan bersungguh-sungguh, aku yakin dia dapat melihat dan merasakan perasaanmu"
"Kau tidak mencobanya? " Ruby bertanya, dan Jim menggeleng pelan,
"Tak ada yang aku rindukan, karna orang yang kurindukan ada disini" Ruby terkekeh mendengar perkataan lelaki yang menjawab hal yang sama dengannya.
"Siapa? Apa itu orang yang kau suka?" Jim mengangguk, dan Ruby tersenyum.