Bertaut 03

1.6K 159 7
                                    

Arya dan rendi berada di kediaman adiwijaya sampai sore, dan saat ponsel arya berdering pria berkulit hitam itu segera melirik ke arah benda persegi panjang itu dan disana tertera nama si pemanggil yang tak lain ada.

Ny.Bos Adiwijaya..

Tentu saja manda sendiri yang mengganti namanya di ponsel arya, dan arya? Ia hanya bisa menurut saja. Karena percuma jika ia mengganti lagi bisa-bisa manda akan marah kepada dirinya.

"Wa'alaikumsallam," jawab arya setelah medengar sang isteri mengucapkan salam.

"Kamu masih dirumah papah yang?" Tanya manda dari sebrang sana.

"Iya, kamu sudah selesai syutingnya?" Tanya arya melirik ke arah jam tangannya.

"Sudah ni baru aja."

"Ya udah saya jemput sekarang ya, kamu tunggu disitu."

"Iya udah aku tunggu ya mas. Assalamualaikum." Salam manda lagi sebelum mengakhiri sambungan telepon keduanya.

Setelah arya menjawab salamnya baru lah manda berani menutup sambungan telepon mereka.

"Pah, saya sama rendi pamit dulu ya. Manda sudah selesai syuting jadi saya mau jemput dia." Pamit arya yang sudah hendak pergi, karena ia memang telah berjanji akan menjemput manda di lokasi syuting nya.

"Tunggu sebentar ar."

Adiwijaya berjalan meninggalkan ruang keluarga dan masuk sejenak ke dalam kamar pribadinya.

Pria tua itu membuka brangkasnya, dimana ia menyimpan barang-barang berharganya.

Lalu adiwijaya meraih sebuah kotak persegi berwarna biru. Sejenak ia mengelus kotak itu dan tersenyum sendu.

"Sudah waktunya bukan laras?" Tanya adiwijaya menatap langit-langit kamarnya dengan mata berkaca-kaca.

Setelah mendapatkan yang ia cari, adiwijaya berdiri lagi dan dengan bantuan tongkatnya pria itu berjalan kembali keruang keluarga dan duduk di tempat semulanya.

"Ini." Adiwijaya menyerahkan kotak itu kepada arya yang nampak bingung.

"Apa ini pah?" Tanya arya dengan kerutan di dahinya.

"Ini adalah perhiasan mendiang mamah mu ar, dulu ini diberikan oleh mendiang oma. Papah menyimpan ini dengan baik agar kelak papah bisa berikan untuk menantu papah. Karena mamah sudah tak bisa memberikannya untuk manda." Jelas adiwijaya.

Arya perlahan membuka kotak mas itu, ia tersenyum dengan manisnya ketika mengingat beberapa mas itu adalah mas kesayangan mendiang sang ibu.

Arya menyentuh sebuah gelang yang dulu sering sekali digunakan oleh laras. Dan arya ingat sekali gelang itu adalah gelang kesukaan mendiang sang ibu.

"Berikan pada manda ya. Kelak dia bisa berikan juga untuk anak kalian atau menantu kalian." Ujar adiwijaya lagi.

"Baik pah." Jawab arya dan kembali menutup kotak perhiasan itu.

Setelahnya arya segera berpamitan pada adiwijaya dan juga lina.

Dari kediaman sang ayah arya mengendarai mobilnya menuju lokasi syuting manda yang memang sudah mulai sepi dan disana hanya tersisa dua mobil saja termasuk mobil sang isteri.

"Sayang." Teriak manda melambaikan tangannya.

Manda terlihat sedang dipijat oleh cika, dan sepertinya wajah manda sedikit pucat. Arya mempercepat langkah kakinya hingga kini ia tiba di dekat manda.

"Kenapa ci?" Tanya arya menatap cika.

"Tadi muntah muntah pak bos, kayaknya asam lambung manda naik." Jelas cika.

BERTAUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang