Bertaut 23

1.4K 162 5
                                    

Cukup panjang memang mengurusi semua keperluan dan syarat syarat untuk mereka pergi ke mekkah guna menjalankan ibadah umroh. Namun dengan niat yang tulus Allah permudah semua nya.

Dari urusan transportasi dan akomodasi hingga syarat-syarat administrasi semua telah lengkap. Dan rencanaya lusa rombongan arya pun akan berangkat ke tanah suci guna menjalankan ibadah umroh.

Dan malam ini, adiwijaya mengundang beberapa orang kerumah nya untuk makan bersama. Anggap sebagai ucapan syukur mereka yang akan berangkat lusa.

Di meja makan panjang tersebut terlihat sosok adiwijaya, lina, arya manda, cika, rendi, edo tante rika, dan juga sisca.

Semua nampak sangat bahagia, selama makan malam berlangsung pun selalu ada saja obrolan kecil diantara mereka semua.

"Sayang sekali kamu dan sisca tidak bisa ikut rik." Ujar adiwijaya yang ditujukan pada tante rika.

"Nanti lah di, sekarang biarkan keluarga kalian yang pergi dulu." Ucap tante rika yang terlihat sangat bahagia melihat keluarga adiwijaya saat ini.

"Sisca ga galau kan ditinggal pak rendi?" Tanya manda tiba-tiba.

Adiwijaya dan lina sedikit bingung dengan pertanyaan manda.

"Galau kenapa manda?" Tanya sang mertua. Sepertinya ada yang belum ia ketahui tentang rendi.

"Rendi dan sisca akan menikah pah."

Adiwijaya membulatkan matanya karena terkejut, namun di balik itu semua pria tua itu sangat bahagia.

"Sungguh? Sejak kapan kalian? Emm maksud papah.."

"Ini loh di, anak saya ini ternyata udah suka sama rendi dari dulu, bodohnya malah di pendem." Ucap tante rika yang sudah tau semuanya dari manda dan juga arya tentunya..wanita paruh baya itu nampak memukul pelan lengan sang putri.

Adiwijaya mengakhiri makannya, ia jadi sangat tertarik mendengar kisah ini lebih jelas lagi.

"Sungguh? Lalu apa kalian sudah menentukan tangggal?" Tanya adiwijaya menatap sisca dan rendi secara bergantian.

Bahagia sekali rasanya mengetahui rendi telah memiliki kekasih, apalagi itu adalah sosok sisca yang adiwijaya tau sangat berpengaruh besar dalam kehidupan arya terutama dalam kesehatan putranya itu.

"Nanti setelah pulang dari mekkah kita adakan acara lamaran secara resmi pah." Balas arya.

Adiwijaya sedikit heran karena sedari tadi rendi hanya diam saja. "Ren.." panggil adiwijaya.

"Iya pah?"tanya rendi langsung.

"Kamu ga dipaksa mas mu kan menerima sisca?" Tanya adiwijaya dengan penuh selidik. Ia tau rendi sangat penurut pada arya, dan sepertinya arya lebih bersemangat dibanding dirinya.

Rendi tersenyum tulus, sama sekali tidak. Arya telah memberikan nya wanita yang baik seperti sisca dan bahkan ketakutan rendi akan tante rika pun telah hilang karena arya mampu meyakinkan tante rika yang sebenarnya langsung menyetujui hubungan keduanya.

"Tidak pah, saya justeru berterimakasih karena mas arya masih peduli dengan masa depan saya. Dan pilihan mas arya sangat lah yang terbaik." Jawab rendi akhirnya membuka suara.

"Pak rendi itu sebelas dua belas sama mas arya pah, sama sama ga bisa mengekspresikan isi hatinya." Sambung manda kemudian.

Adiwijaya mengangguk setuju, tentu saja sikap rendi sangat mirip dengan arya dan juga dirinya tentu.

"Dan kamu sisca? Bagaimana?"

"Ya dia jelas seneng lah pah bisa nikah sama rendi." Jawab arya yang seketika membuat sisca membulatkan matanya pada arya, namun sayang pria itu sama sekali tak menatapnya dan masih menatap adiwijaya.

BERTAUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang