Bertaut 07

1.7K 188 16
                                    

Selama perjalanan pulang manda terlihat sibuk bermain dengan ponselnya. Dan rupanya wanita itu mulai mencari tau sendiri tentang kondisi rahimnya yang memang sangat unik itu. 

"Hey sudah jangan terlalu dipikirkan." Ucap arya menghentikan manda membaca di ponselnya.

Manda mengangkat wajahnya yang memerah karena beberapa kali masih menangis.

"Jangan pikirin kata kamu? Ini menyangkut masa depan rumah tangga kita mas, gimana aku ga mikirin." Manda berbicara cukup tinggi karena perasaannya yang memang tengah tak menentu saat itu. 

"Masa depan apa yang kamu maksud?" Tanya arya balik dengan nada masih pelan. Beruntung kini mereka telah tiba di rumah dan arya pun telah memarkirkan mobil dengan rapih.

"Memang kamu mau hidup cuma berdua sama aku hah? Syukur syukur kamu mau dan ga nyari wanita lain mas di luar sana buat kasih kamu anak." Cecar manda dengan ber api-apinya. Bahkan kembali isterinya itu menitikan air matanya. 

"Pikiran kamu terlalu jauh manda." Kesal arya akhirnya.

"Terlalu jauh katamu mas? Bullshit pria yang bilang akan setia walau hanya hidup berdua tnpa anak. Bullshit itu bullshit..!" Teriak manda yang terlihat sangat prustasi. 

"Picik kamu kalau berpikir saya akan tinggalin kamu dan mencari wanita lain manda hanya karena anak.." 

"Ya aku emang picik. Tapi semua itu lah kenyataannya mas, banyak pria yang akhirnya selingkuh karena apa? Karena mereka bilang isterinya ga bisa hamil." 

"Saya tidak...!" 

"Halah itu hanya omongan kamu disini mas..!" Bentak manda lagi.

Ia pun segera turun dari mobil dan membanting pintu mobil dengan kencangnya hingga membuat arya menggertakkan giginya dan mengelus dadanya. 

Ia harus tetap sabar karena semua ini memang sangat menganggu manda. 

Sedang manda, ia berlari cepat memasuki rumahnya..bahkan ia melewati saja cika yang tengah berada diruang tengah bersama rendi dengan mangkuk mie di tangan mereka. 

Cika melihat bingung pada manda yang sudah masuk ke kamar dan membanting pintu kamarnya dengan cukup keras. 

Cika segera menyeruput mienya yang sempar terhenti dan bersiap untuk menyusul manda. 

"Biarkan dulu ci." Tahan arya pada cika yang akhirnya menghentikan langkahnya.

Cika menatap arya dengan bingung."manda kenapa pak bos? Pak bos ga maen tangan kan?" Tanya cika dengan ragu. 

Karena bagi cika kali ini manda sangat sedih dan cika tidak akan membiarkan arya jika pria itu berani menyakiti manda. 

"Tidak." Jawab arya singkat. Ia memilih menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dan memijat kepalanya yang terasa sakit. 

"Saya ambilkan minum ya mas." 

Rendi sudah bersiap berlari ke dapur namun cika kini menghalanginya. "Biar saya pak rendi." 

Akhirnya cika lah yang berlari kecil ke dapur dan mengambilkan minuman untuk arya. Dan cika kembali lagi dengan segelas air putih dan langsung memberikannya pada arya. 

"Makasih." Ujar arya..sejenak ia meneguk air putih itu hingga habis setengah gelas. 

Cika sebenarnya sangat penasaran ada apa antara arya dan manda namun sepertinya arya dan manda belum mau berbagi kepada dirinya dan juga rendi. jika hanya bertengkar biasa maka cika tidak akan ikut campur namun jika sampai arya berani menaikkan tangan maka tak perduli siapa arya maka cika akan membela manda. Karena bagi cika manda adalah keluarganya.

BERTAUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang