Manda mengomeli arya yang kini duduk di sisi nya. Saat ini manda tengah mengendarai mobil arya karena suaminya itu tiba-tiba saja mengeluh sakit kepala.
"Udah aku bilang jangan kebanyak mas makan kambingnya.. ngeyel sih jadi orang." Omel manda melirik sejenak arya yang tengah memijat tengkuknya.
Sebenarnya tak tega juga, namun salah sendiri sang suami begitu sulit untuk di beri tahu.Arya tak menanggapi manda, kepalanya benar-benar sakit saat ini.
"Tahan sebentar, kita udah mau sampe klinik." Ujar manda kemudian terlihat sangat khawatir.
Manda menambah kecepatan mobilnya namun tetap dalam mode hati-hati. Tangan kiri manda mulai ter ulur dan ikut memijat pelan tengkuk sang suami.
Dan arya harus bernafas lega karena akhirnya mereka tiba di sebuah kinik. Arya segera di papah oleh manda memasuki klinik agar bisa di cek oleh dokter.
Arya berbaring di brangkar klinik dengan lemahnya, ia membiarkan saja dokter yang mulai memerika tubuh nya.
"Wah tekanan darahnya tinggi sekali." Ucap sang dokter yang cukup terkejut saat melihat tekanan darah arya.
"Nah kan, abis makan daging kambing dia dok." Adu manda dengan nada marahnya.
"Wah, dihindari ya pak daging kambingnya..tidak baik untuk kesehatan." Nasihat sang dokter. Ia lalu membantu arya turun dari brangkar dan duduk kembali di kursi yang berhadapan dengannnya.
"Saya beri obat penurun tekanan darah ya pak arya, semoga malam ini sudah reda sakitnya. tapi kalau belum reda juga, besok ke rumah sakit ya. Takutnya ada yang serius." Jelas sang dokter sebari menulis sebuah resep untuk arya.
"Ini ya bu resepnya." Sang dokter mengulurkan selembar kertas kecil yang berisi resep obat untuk arya.
"Baik dok, terimakasih ya." Balas manda dengan sopannya.
Ia segera membantu arya untuk berjalan, mereka keluar dari ruang pemeriksaan. Sebelum pulang manda menebus obat sang suami lebih dulu dan tak lupa membeli sebuah obat minyak angin. Siapa tau bisa meringankan sakit kepala arya.
"Sini oles dulu." Manda memiriingkan tubuhnya, ia segera mengoles minyak angin tersebut di leher belakang arya dan memijatnya pelan.
"Gimana mendingan?" Tanya manda lagi.
"Mendingan." Jawab arya menganggukkan kepalanya. Sepertinya reaksi obat mulai dirasakan oleh tubuhnya karena sakit kepala arya pun mulai berkurang.
"Besok besok makan daging kambing lagi ya mas, biar aku tinggal kamu diwarung itu sendirian." Omel manda menggelengkan kepalanya. Ada ada saja memang tingkah suaminya ini.
"Jangan ngomel terus dong, kepala saya makin sakit nih." Ujar arya masih memejamkan matanya.
Manda terdiam, ia pun memajukan tubuhnya lagi dan memasangkan seatbelt untuk sang suami. Setelahnya manda juga memasang seat beltnya dan mulai melajukan mobil menuju rumah mereka-atau yang lebih sering arya sebut rumah manda.
Sepanjang perjalanan manda sedikit cemas dengan arya, walaupun suaminya itu bilang kepala nya mulai lebih baik dibanding tadi. Sungguh manda tidak bisa melihat belahan jiwanya itu kesakitan.
Setibanya dirumah manda dengan lembut membantu arya masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamar mereka..
"Hati-hati sayang." Ucap manda lembut sebari membaringkan tubuh arya.
"Kamu istirahat ya, sebentar aku ke dapur." Ujar manda setelah arya berbaring dengan nyaman.
Manda bergegas ke dapur dan membuka kulkasnya, ia mencari belimbing dan juga Timun serta seledri yang menurut info yang manda baca bisa menurunkan tekanan darah tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAUT
Romancemencintai dan cintai, itulah yang selalu di harapkan oleh semua umat manusia. dan itu juga yang selalu di rasakan oleh arya dan manda. keduanya bisa saling mencintai dan saling di cintai, bahkan setiap hari cinta itu semakin tumbuh harum mewangi me...