Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
•
•
Jennie berlari kecil menuju lift karena beberapa pihak keamanan mengejarnya. Setelah sampai di depan lift, dia menunggu sampai lift itu terbuka. Dari ekspresinya terlihat jelas jika dia sedang marah.
"Maaf Nona, Nona tidak bisa seenaknya menemui CEO kami tanpa ada perjanjian sebelumnya." Kata penjaga keamanan yang tiba di samping Jennie.
Jennie menggeram kesal. "Saya sudah mengatakan pada kalian jika aku calon istri dari CEO perusahaan ini, apa saya terlihat bohong.?" Ujarnya kesal.
"Bukan begitu Nona, sudah beberapa gadis yang datang seperti ini dan mengatakan alasan yang sama." Ujar keamanan itu.
"Wah..!! Ternyata CEO kalian lumayan juga."
Pintu lift terbuka dengan Jennie yang segera masuk. Salah satu dari penjaga keamanan itu mengikutinya dan Jennie tidak peduli itu.
"Di lantai berapa ruangan CEO kalian.?" Tanya Jennie ketus.
"Lantai 16 Nona."
Jennie tersenyum sarkas mendengar jawaban pria kekar di belakangnya. Pikirnya dia yang melarangnya sejak tadi tapi dia juga yang memberitahu lantai ruangan CEO mereka.
Jennie mengetukkan jarinya di lengannya menunggu lift tersebut sampai, hingga pada akhirnya lift berhenti di lantai 16 dan terbuka dengan segera Jennie keluar yang masih tetap diikuti pria kekar di belakangnya tadi.
Setelah sampai di depan ruangan Lisa, Jennie membuka pintu secara kasar membuat gadis yang sedang fokus dengan berkas-berkasnya terperanjat kaget.
"Unnie selalu mengagetkanku, tidak bisakah Unnie membuka pintu dengan pelan." Kata Lisa mengira Solar yang datang lagi ke ruangannya.
"Siapa yang kau harapkan masuk keruanganmu.?"
Pertanyaan itu membuat Lisa akhirnya menoleh karena merasa itu bukan suara Solar. Dia melihat Jennie menatap tajam padanya.
"Maaf Miss, Nona ini memaksa untuk keruangan anda."
Lisa mengangguk. "Tidak apa-apa, kau boleh keluar."
Pria kekar itu akhirnya keluar dari ruangan Lisa meninggalkan mereka berdua.
"Kenapa tidak mengabariku jika kau akan kesini.?" Tanya Lisa sembari mempersilahkan Jennie duduk di sofa yang ada di dalam ruangannya.
Jennie mengikuti langkah Lisa dan duduk di sofa.
"Apa maksudmu mengirim pesan seperti itu.? Kau ingin mempermalukan keluargaku.?" Tanyanya marah.