Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
•
•
"Aku sudah memperingatimu untuk tidak melewatkan jadwal mu Lalisa."
"Maaf, kau tahu aku kemana Nana.. aku tidak mungkin membatalkannya."
Gadis bernama Nana itu hanya mengangguk mengerti seraya melakukan tugasnya. Lisa hanya diam memejamkan matanya merasakan jarum suntik menusuk kulitnya.
Setelah beberapa saat semuanya selesai, Lisa kembali bangun dan menatap gadis di depannya itu.
"Chang akan datang menjemputmu, aku masih memiliki beberapa pasien. Dan untuk hasilnya aku akan memberitahumu besok."Ujar Nana, Lisa hanya mengangguk mengerti.
Lisa POV
Kanker darah stadium 3.? Yah.!! itulah yang aku derita sekarang. Selama 5 tahun terakhir ini aku menyembunyikan semuanya termasuk dari orang tuaku.
Chaeng.?
Dia satu-satunya orang yang tahu semuanya tentangku. Dan Tentang ingin memiliki bayi.? Aku ingin, bahkan sangat ingin. Tapi bagaimana aku bisa melakukan prosesnya.? Aku memiliki penyakit kanker darah sedangkan untuk melakukan prosesnya membutuhkan sumsum tulang belakang.
Aku tahu siang tadi telah melukai hati istriku, tapi aku terlalu egois untuk melakukannya. itu sama halnya aku membunuh anakku sendiri nantinya, walaupun yang dikatakan Chaeng ada benarnya namun aku terlalu takut untuk itu.
Hampir setiap bulan aku akan ke Swiss untuk melakukan check up bahkan cuci darah dengan Nana, Dokter pribadiku. Dia bukan hanya dokterku, dia juga sahabatku tunangan Bang Chang.
Berbicara tentang Bang Chang. Dia adalah anak dari rekan bisnis Daddy, dulu dia menyukaiku tapi aku jujur padanya tentang seksualitas ku. Dia menerima kelainanku dan akhirnya kami berteman.
Ini sudah pukul 5 sore dan aku baru saja tiba dirumah. Siang tadi aku tidak ke kantor pusat pengiriman karena aku terus memikirkan keinginan Jennie.
"Sayang.?"
Aku baru saja menaiki tangga namun seseorang memanggilku. Aku menoleh, dan itu Mommy.
"Kau sendiri.? Dimana Jennie.?"
Aku mengerutkan kening, bukankah dia sudah pulang.?
"Dia izin untuk menemui Jisoo Unnie Mom, jadi mungkin dia masih bersama Jisoo." Kataku, walau sebenarnya aku tidak tahu di mana dia.
"Baiklah, bersihkan tubuhmu setelah itu temui Mommy, Mommy ingin membicarakan sesuatu."
Aku hanya mengangguk, Lalu berlalu kembali menaiki anak tangga. Sesampai di kamar aku melepaskan jasku melangkah ke arah kamar mandi.