4.4

1.9K 257 46
                                    

"Brengsek. Gay sialan, enyahlah"

"Apakah menjadi gay sangat berdosa dimatamu?"

Suara Junkyu menghentikan tangan Haruto yang akan membuka pintu UKS.

Ia berbalik dan mendekat. Berdiri didepan Junkyu.

"Bercerminlah. Gay adalah penyakit"

Bibir Junkyu kelu.

"Kamu hanya akan menjadi sampah di masyarakat. Merusak kehidupan orang lain, menjadi parasit dan tidak berguna. Hiduplah dengan normal, brengsek" lirih Haruto namun sangat jelas ditelinga Junkyu.

"Jika aku umat yang taat. Maka aku akan meminta pada Tuhan untuk menghilangkan semua gay yang ada di dunia ini. Terutama kamu, Kim Junkyu"

Mata Junkyu memanas.

Ia mendongak. Menatap Haruto yang jauh lebih tinggi dan besar darinya.

Sorot mata Haruto penuh dengan kebencian. Seolah Junkyu benar-benar melakukan kesalahan fatal dalam hidup Haruto.

Satu tahun penuh, Haruto membullynya. Entah berawal dari alasan apa.

Apa hanya karena jijik dengan kaum minoritas sepertinya?

"Aku adalah umat yang taat. Maka aku akan meminta Tuhan agar suatu saat kamu akan bersimpuh dibawahku dan meminta maaf, Watanabe Haruto"

Urat tangan Haruto terlihat jelas saat lelaki itu mengepal karena emosi. Sepersekian detik, punggung Junkyu menabrak dinding dibelakangnya.

Tangan besar Haruto mencekik leher Junkyu, "Kamu benar-benar mencari masalah denganku, bajingan"

Junkyu meraih tangan Haruto yang mencekiknya. Mencoba melepaskan diri namun tidak bisa. Cengkraman Haruto sangat kuat.

Wajah Junkyu mulai memerah. Ia kesulitan bernafas.

"Sialan. Dengar, hanya dengan melihat wajahmu saja aku sudah ingin mencekikmu dan membuangmu ke dasar lautan"

"Hiduplah dengan diam. Atau kamu akan merasakan yang lebih buruk" kata Haruto.

Haruto menghempaskan Junkyu ke samping, lagi dan lagi tubuh Junkyu menabrak dinding.

"K-kamu adalah monster" lirih Junkyu.

Haruto menaikan kedua alisnya, "Apa?"

Junkyu mengusap lehernya dan mendongak, "Kamu adalah monster. Kamu yang lebih pantas untuk hilang dari dunia!"

Dan,

Duk!

Haruto menendang tubuh Junkyu yang sekarang meringkuk dipojok ruangan dengan brutal.

"Brengsek! Perhatikan kata-katamu!"

"Kamu bahkan tidak pantas membuka mulutmu dihadapanku!" Haruto berteriak marah.

Emosi yang terpendam karena masalah orangtuanya, membuat Haruto sekarang seperti melimpahkan semua amarahnya pada Junkyu.

Junkyu masih terus meringkuk. Mungkin akan pingsan jika saja tidak ada yang menghentikan Haruto saat ini.

"Brengsek! Apa yang kamu lakukan?!" Park Jeongwoo datang.

Menjadi pahlawan.

Menarik dan menghempaskan tubuh Haruto.

"Gila! Kamu akan membuat seseorang mati!" teriak Jeongwoo.

"Itu bukan urusanmu!" balas Haruto.

Jeongwoo dan Haruto saling memandang marah. Junkyu sendiri mencoba mendudukan dirinya.

Belong to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang