11.11

2.3K 272 16
                                    

Satu bulan kemudian.

"Kenapa kamu malah meminta bantuanku? Kemana Jeongwoo dan Junghwan?" keluh Junkyu.

Hari ini ia ada di apartement baru Haruto. Lebih tepatnya, ia dipaksa membantu Haruto untuk berpindah.

Dan barang-barang Haruto itu besar dan berat.

"Cerewet sekali" balas Haruto dengan melewati Junkyu.

Junkyu yang kesal meletakkan kotak besar yang entah berisi apa di lantai.

"Aku menyerah. Terserah. Aku ingin istirahat" kata Junkyu dan merebahkan dirinya di sofa.

Haruto diam dan berjalan ke arah dapur.

Dan,

"Minumlah" Haruto menyodorkan sebotol air mineral pada Junkyu.

Junkyu tersenyum, "Wow, terimakasih teman"

Teman?

Benar. Sudah satu bulan lebih mereka berteman.

Haruto mengejar Junkyu. Dan Junkyu menerimanya.

Meskipun trauma Junkyu masih terkadang kambuh, ia memilih untuk menghiraukannya dan berteman dengan Haruto.

Junkyu pikir, dengan seperti itu traumanya akan sembuh.

Dengan berdamai dengan masa lalu dan Haruto.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu pindah kesini? Apakah kamu bertengkar dengan ayahmu?" tanya Junkyu.

Junkyu sedikit banyak sudah tau masalah Haruto dan keluarganya.

"Tidak. Apartement ini adalah hadiah dari ayah dan papah"

Papah?

Kekasih ayah Haruto. Ingat?

Haruto sekarang sudah menerima kehadirannya.

Karena apa?

Karena Junkyu. Kehadiran Junkyu seolah mengubah seluruh sudut pandang Haruto.

Buruk menjadi baik.

"Benarkah?" tanya Junkyu masih curiga.

Haruto menyerahkan ponselnya, "Tanya saja pada ayah jika tidak percaya"

Junkyu mendorong kembali ponsel Haruto, "Baiklah, baiklah aku percaya"

Dan satu hal, semenjak keduanya dekat. Haruto seolah tidak memiliki rahasia lagi dengan Junkyu.

Ia terbuka dengan apapun.

Bahkan Haruto memberitahu sandi ponselnya, apartementnya hingga kartu kreditnya.

Namun diam-diam Junkyu masih menyembunyikan dirinya yang sebenarnya.

"Menginaplah" kata Haruto.

"Apa?"

"Kamu. Menginaplah malam ini"

"Disini? Apartementmu?" tanya Junkyu.

Haruto mengangguk.

Junkyu tertawa canggung, "Tidak terimakasih. Aku lebih suka tidur dikamarku sendiri"

"Aku akan membuat kamar untukmu"

Junkyu semakin heboh dengan menggelengkan kepala dan memukul lengan Haruto.

"Ck, ide macam itu. Tidak usah"

"Tapi aku ingin kamu menginap" kata Haruto.

Junkyu menghela nafas. Memijit ujung hidungnya.

"Aku akan menginap. Tapi tidak hari ini. Oke?" tawar Junkyu.

Belong to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang