10.10

2.1K 261 11
                                    

Junkyu memandang seseorang yang berdiri tidak jauh dari rumahnya.

Junkyu menghela nafas dan berusaha acuh. Ia berjalan melewatinya namun tasnya ditarik.

"Kamu mengabaikanku?"

"Tidak"

Haruto. Seseorang yang sudah satu minggu ini seolah bertingkah ingin menjadi teman atau apapun itu selalu berada disekitar Junkyu.

"Masuk mobil" kata Haruto.

Junkyu acuh dan kembali berjalan. Sekarang tangannya yang ditarik dan tubuhnya didorong masuk ke dalam mobil.

"Aduhh. Kenapa mendorongku?" protes Junkyu namun ia memperbaiki duduknya.

Haruto menunduk, "Apa aku menyakitimu?"

Lagi dan lagi. Sudah seminggu pula in Haruto sering mengatakan kalimat seperti itu.

Apa aku menyakitimu?

Apa aku kasar?

Apa aku kurang lembut?

Awalnya Junkyu acuh akan keberadaan Haruto. Atau mungkin terkesan takut dan menjaga jarak.

Siapa pula yang mau dekat dengan seseorang yang pernah membullynya?

Tapi Haruto keras kepala dan memiliki wajah tebal?

Meski Junkyu menolak dan menghindar, ia tetap kekeh berada disekitar Junkyu.

Sampai dari kemarin, Junkyu menyerah.

Membiarkan Haruto berada didekatnya.

Setidaknya sikap Haruto padanya sudah berubah untuk satu minggu ini.

"Tidak" balas Junkyu.

Haruto diam kemudian mengangguk. Ia beralih ke kursi kemudi.

"Kamu tidak perlu mengantar jemput. Aku bisa melakukannya sendiri" kata Junkyu.

Haruto sibuk dengan kegiatan menyetirnya.

"Aku melihat ada penjual bubur di pertigaan sana. Kita bisa sarapan dengan itu" balas Haruto.

Junkyu mengernyit kesal, "Dan berhenti memperlakukanku seperti anak kecil. Aku bisa mengurus perutku sendiri"

"Junkyu, pakai seatbeltnya" Haruto kembali menghiraukan perkataan Junkyu.

Junkyu melipat tangannya didepan dada, "Tidak mau"

Haruto menoleh.

"Apa?" sarkas Junkyu pada awalnya. Tapi Junkyu akui tatapan Haruto sangat menakutkan.

"Pakai seatbeltnya, Junkyu"

Junkyu mencebik dan memakai seatbeltnya.

Haruto tersenyum tipis.

.

.

.

Disekolah pun Haruto berada di sekitar Junkyu.

"Jangan terlalu dekat" kata Junkyu.

"Kamu risih?" tanya Haruto.

Junkyu menggeleng, "Daripada itu, kamu akan mendapat banyak cemoohan jika bersamaku" kata Junkyu.

Haruto hanya diam kemudian merangkul bahu Junkyu.

"H-haruto apa yang-"

"Diamlah"

Junkyu akan protes namun Haruto menariknya untuk berjalan lebih cepat.

Sampai,

"Ahh jadi sekarang Haruto? Seberapa lebar kamu membuka selakanganmu untuknya, sampai dia mau menempel padamu, hah?"

Belong to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang