29. BAKSO

11 7 0
                                    

"Memiliki keluarga yang baik-baik saja bukan berarti tidak bisa iri dengan keluarga lain."

***

Setelah Jordi dan Yuni menghilang dari pandangan keduanya dengan segera Starla memisahkan jarak diantara mereka berdua membuat Gavin menatapnya dengan pandangan tak terbaca. Ia tak berkata apapun hanya menunggu Starla untuk memulai percakapan.

Gavin menghela nafas sabar karna nampaknya gadis itu tak berniat mengatakan apa-apa, "Ya udah pulang yuk."

"Kak." Pria itu sontak membalik ketika mendengar panggilan Starla untuk dirinya.

"Gue?" tunjuk Gavin pada dirinya meyakinkan bahwa panggilan itu memang benar tertuju untuknya.

"Makasih ya." Nada tulus terdengar dari Starla, untuk pertama kalinya Gavin melihat sifat yang berbeda dari gadis itu.

"Ya walaupun sebenernya tadi gue gak minta lo buat pura-pura jadi pacar." Baru saja Gavin terpanah dengan sisi lain dari Starla, ia kembali di buat harus menghembuskan nafas sabar karna sifat angkuh dan tengil dari gadis itu kembali lagi.

"Ya udah yuk pulang." Lanjut Starla mempimpin perjalanan menuju ke mobil.

"Tu bocah kayanya punya kepribadian ganda." Keluh Gavin lalu menyusul Starla yang sudah lumayan jauh dari dirinya.

Selama diperjalanan keduanya hanya diam saja, baik Gavin da Starla enggan untuk sekedar berbasa-basi dan fokus pada diri mereka satu sama lain. Hingga suara Gavin memecah keheningan dibarengi keberhentian mereka didepan rumah yang cukup megah.

"Turun." Perintah Gavin melepas sabuk pengamannya dan membawa beberapa barang di tempat duduk belakang.

"Sabar." Gumam Starla dengan mata yang mengikuti kemana langkah Gavin.

Gadis itu turun dengan beberapa gerakan yang nampak sedang membereskan bajunya yang terlihat lecek, ia bercercermin sebentar untuk memastikan wajahnya tak begitu kusam, walaupun tak berniat menghadiri acara makan malam yang dipaksa ini ia harus tetap menjaga penampilan agar lebih terlihat menghargai tuan rumah.

"Ck, cepet." Suara Gavin yang sedikit meninggi itu ternyata sudah berada didepan pintu masuk rumahnya.

"Iya iya." Ujar Starla dengan gesit merapikan rambutnya lalu berlari untuk menyusul Gavin.

Kedua remaja itu memasuki rumah dengan nuansa ruangan yang berwarna coklat muda, suasana yang tampak menenangkan, ditambah lagi beberapa furniture sederhana yang tersusun rapi menambah kesan elegan pada rumah yang cukup luas ini.

Dari bali tembok menuju ruang makan, Anggi keluar dengan wajah riang untuk menyambut kedatangan putri dari sahabatnya yang tak lain adalah Starla.

"Mama kira kalian bakal pulang malam." Ujar Anggi yang sudah berada disamping Starla setelah gadis itu bersalaman.

"Aku gak lupa kok sama undangan tante." Jawab gadis itu dengan senyumannya.

"Tadi pagi aja sok-sok nolak, sekarang bilang gak lupa." Gumam Gavin yang berada disamping Starla membuat gadis itu menatapnya dengan sinis.

"Ya udah kamu duduk dulu, makanannya sebentar lagi siap kok." Anggi menuntun gadis itu untuk duduk ke ruang tamu lalu berpamitan untuk melanjutkan aktifitasnya didapur. Awalnya Starla menawarkan diri untuk membantu tapi dengan embel-embel bahwa ia adalah tamu makan Anggi pun menolak dengan keras tawarannya.

Sementara Gavin, pria itu diperintahkan untuk duduk menemani Starla di ruang tamu padahal dirinya ingin sekali masuk ke kamar untuk rebahan. Keheningan selalu menyelimuti keduanya. Gavin sibuk dengan ponselnya dan Starla sibuk memperhatikan sekelilingnya. Melihat-lihat foto keluarga yang berada tak jauh dari tempat duduknya.

HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang