7. GARIS TAKDIR

42 21 1
                                    

"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?"

2 korintus 6:14-15

***

Malamnya Starla masih berperang dengan sekumpulan buku-buku yang ada di atas meja belajarnya, ia menghela nafas ketika satu tugas sudah ia selesaikan. ia menopang dagunya dengan tangan mengistirahatkan otaknya untuk berfikir.

"Hanya ada kita" batin gadis itu ditengah hujan yang masih turun sambil melihat punggung pria didepannya yang masih enggan untuk duduk.

"kalau dipikir-pikir gue belum ngucapin terimakasi ke dia udah dua kali dia nolongin gue." Batinnya kembali bermonolog.

Ia melihat payung yang sedang menutupi kakinya lalu memberanikan diri untuk menatap kembali pria didepannya itu, "Mmmmmm... butuh payung?" tanyanya dengan penuh keraguan.

Pria itu menoleh, ia melihat sekelilingnya memastikan sesuatu lalu jari telunjukan mengarah pada dirinya, "Nawarin gue?" tanyanya.

Starla hanya bisa mengangguk pelan, kenapa jantungnya berdetak begitu kencang, bibirnya seolah kaku semua kata hilang dari dalam kepalanya.

"Gue naik motor mana bisa bawa payung." Datar pria itu menggelengkan kepalanya lalu menghela nafas ketika melihat langit yang enggan memberhentikan hujan, ia memutuskan untuk naik keatas motornya lalu pergi meninggalkan Starla tanpa sepatah katapun.

"ARRGGHH Starla lo kenapa bego banget sih." Kembali pada dunia nyata, gadis itu merutuki dirinya sendiri mengingat kejadian tadi siang.

"Yook fokus yookk balik lagi kerjain tugas." Ia menghela nafas kasar lalu kembali bergelut dengan tumpukan buku itu.

TOK TOK TOK

Setelah beberapa menit mengerjakan tugas, ia mendngar suara ketukan pintu. Starla melihat kearah pintu mencoba berfikir siapa yang bertamu malam-malam kekamarnya? Mungkin saja itu ibu kos yang ingin memberikannya beberapa camilan, semoga saja. Dengan segera langkah gadis itu mendekati pintu lalu memegang gagang pintu dan mengarahkannya kebawah, ia menghela nafas panjang karna dugaannya tak sesuai dengan harapan.

"Gue kirain siapa." Ujarnya lalu masuk diikuti oleh Inggit, seseorang yang tadi mengetuk pintu.

"Lo ngarepnya siapa?" tanya Inggit sambil menghempaskan badannya kekasur.

"Ngapain lo malem-malem kesini?"

"Oooo jadi gue gak boleh lagi malem-malem kesini? Gue harus ngasi tau lo dulu gitu? Iyaaa deeehh maap besok-besok gue gak dateng lagi malem-malem kesini tanpa sepengetahuan lo."

Starla terperangah kaget mendengar ucapan gadis itu lalu sedetik kemudian ia menahan kekehannya, "Lo lagi pms? Sensi amat."

"Gue lagi keseeeeellll." Rengek Inggit.

"Lo kesel kenapa?"

"Gue dirumah sendiri, nyokap bokap gue pergi mendadak ada urusan kerjaan diluar kota, trus gue belum dapet kabar dari kak Gavin." Gadis itu meronta-ronta tak karuan.

"Bukannya udah biasa lo ditinggal sendiri sama orang tua lo dan tentang Gavin, lo sekarang berenti ngarepin Dion?"

"Gue mau nanya kak Dion ke eh-." Gadis itu memberhentikan penjelasannya ketika menyadari sesuatu membuat Starla menunjukan raut muka "Ada apa?"

HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang