16. DUA PRIA MENYEBALKAN

20 16 0
                                    

"Kamu terlalu sering menemukan orang yang hanya sekedar singgah, hingga lupa pada keberadaan orang yang sungguh."

***

Pagi hari Inggit sudah dikejutkan dengan adanya Dion yang duduk dibangkunya, gadis itu melangkah mundur dan melihat plang yang ada didepan kelas tersebut, "XI Ipa 2" dia yakin tidak salah masuk ruangan, tapi mengapa pria yang notabennya adalah kakak kelasnya berada diruangannya dan malah duduk dibangkunya.

"Lo gak salah masuk kelas kok." Ujar Dion berdiri lalu berjalan mendekati gadis itu.

"Ada urusan apa?" tanya Inggit sebisa mungkin terlihat biasa, ia masih sakit hati dengan kejadian beberapa hari yang lalu tapi tak dibisa dibohongi bahwa dirinya sangat merindukan momen-momen dimana ia dengan leluasa mencuri pandang pada pria itu.

Dion mengeluarkan amplop yang membuat Inggit sudah tau tujuan pria itu, "Jumlahnya lebih banyak dari yang kemarin."

Inggit menatap lekat-lekat pria didepannya, "Asal kak Dion tau, perasaan yang aku punya ke kak Dion itu lebih mahal dari uang yang-"

"Lo tinggal ambil aja apa susahnya sih!" Dion menarik tangan Inggit memotong pembicaraan gadis itu lalu meletakkan amplop ditangan gadis itu.

"Udah aku bilang, aku gak mau!" Inggit masih berusaha agar mengembalikan uang itu kegenggaman Dion.

"Biar gue gak ngerasa hutang budi sama lo!"

"Itu emang tujuan aku!"

Keduanya terdiam setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Inggit, "Harus gue bayar berapa sih cewe ini biar dia bisa nerima uang kaya cewe yang lain."

"Gue bener-bener gak ngerti sama lo." Dion menggelengkan kepalanya menatap heran pada Inggit.

"Lo suka sama gue karna gue ganteng? Lo suka sama gue karna gue kaya?"

Plak

Dion terdiam merasakan panas yang menjalar dipipinya, ia perlahan menatap Inggit yang sudah menatapnya dengan tatapan penuh dengan amarah, terlihat bahwa nafas gadis itu berhembus dengan cepat, sedetik kemudian mat aitu mulai berkaca-kaca.

"Apa cuma alasan itu doang yang kak Dion tau?" tanya gadis itu berusaha untuk tidak meneteskan air matanya.

Inggit tertawa meremehkan, "Pantes aja kak Dion selalu gonta-ganti pasangan, gak bisa bedain ya mana yang cuma main-main sama yang beneran tulus?"

Deg

Perkataan Inggit barusan benar-benar membuat Dion tak bisa mengeluarkan sepatah katapun, ia lalu berjalan menabrak gadis itu hingga Inggit terhuyung kesamping untung saja ia tak jatuh karna tubuhnya tertahan oleh meja. Inggit sama sekali enggan menatap kepergian Dion, ia menghembuskan nafas kasar berusaha untuk meredakan emosinya lalu perlahan menyeka air matanya yang berhasil lolos menelusuri pipinya.

"Cowo brengsek." Inggit dengan cepat menempati tempat duduknya lalu menenggelamkan kepalanya ditumpukan tangannya untuk tak memikirkan kejadian tadi.

Starla yang baru datang setelah beberapa menit kejadian dimana suasana kelas yang lumayan ramai sudah disuguhi dengan pemandangan Inggit yang tidak biasa, biasanya gadis itu akan mencari cara untuk bertengkar dengan Azka agar paginya dipenuhi dengan semangat atau malah sebaliknya.

Ia melirik Azka yang juga ternyata sudah menatap dirinya, "Kenapa ni?" kode Starla pada Azka yang dijawab dengan bahu terangkat.

"Nggit." Starla mengguncangkan perlahan bahu gadis itu.

"Udah lo duduk aja gue lagi PMS hari pertama." Jawab gadis itu masih enggan menatap Starla.

Tentu saja Starla tak mudah percaya, ia mengingat betul tanggal dimana gadis itu akan datang bulan ditambah lagi jika hari pertama bisa dipastikan bahwa Inggit akan sangat cerewet melebihi biasanya bukan malah hilang semangat seperti ini.

HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang