23. NASI GORENG

14 14 0
                                    

"Rasanya membuatku sakit."

***

Sepulangnya Starla dari gereja, ia langsung membuka buku pelajarannya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang harus diuji besok saat ulangan. Sesekali ia bertanya dengan Inggit yang berada disebrang sana menggunakan ponselnya tentang pelajaran dan materi apa yang ia belum mengerti begitupun sebaliknya.

Mejanya yang selalu rapi kini berubah menjadi lautan buku dengan kertas yang berserakan dimana-mana, ia bahkan sesekali kehilangan alat tulisnya yang tertindih tumpukan buku itu sendiri. Seperti sekarang, sedaritadi ia membongkar tumpukan buku-buku itu untuk mencari ponselnya yang entah kemana sampai-sampai ia harus berdiri dan menelusuri sekelilingnya, "Hp gue mana lagi niii?"

Sampai suara dering ponselnya membuat pencariannya terhenti, "Akhirnyaaaa." Syukur Starla lalu melihat nama yang tertera, "Zidan?"

"Halo?"

"Lo dimana? Udah pulang Gereja?"

"Iya udah, lo juga udah pulang?"

"Iya gue baru pulang, mau gue beliin bakso nggak?"

Starla tampak terdiam sejenak memikirkan tawaran Zidan, "Ini gue beliin lo sebagai temen, jangan mikir yang macem-macem."

"Heheheee ya udah mau."

Selang beberapa menit terdengar suara motor yang berhenti dengan segera gadis itu berjalan menuju pintu untuk menyambut kedatangan Zidan lebih tepatnya kedatangan bakso favoritnya, "Cepet banget."

Ketika membuka pintu ia terpaku melihat seorang pria yang ternyata bukan Zidan, "Rakha?"

"Hai." Sapa pria itu terlihat sebuah kantong kresek hitam yang berada di genggamannya.

"Gue ganggu nggak?" lanjutnya.

"Eng-engga kok, gue cuma lagi belajar aja untuk ulangan besok." Senyum Starla lalu duduk dibangku yang terletak didepan kamarnya dan diikuti oleh Rakha.

"Tumben lo kesini, ada yang bisa gue bantu?" tanya Starla ketika melihat raut wajah Rakha yang seperti hendak membicarakan sesuatu.

Rakha menghela nafas sejenak lalu menyodorkan kantong plastic yang dibawanya tadi, "Nasi goreng."

Gadis itu meraih makanan yang diberikan Rakha pada dirinya dengan tatapan bingung, mengapa pria itu tiba-tiba memberikannya makanan.

"Gue udah lumayan deket sama Yasmine." Penjelasan pertema seketika mengubah ekpresi Starla.

"Gue juga udah beberapakali pergi bareng dia." Jelasnya lagi sedangkan Starla sudah menatapnya dengan ekpresi tak terbaca.

"Dan gue tau dia suka nasi goreng." Rakha menghela nafas lalu menatap Starla, "Maka dari itu gue belajar masak khusus untuk buatin dia sarapan besok." Senyumnya merekah diakhir penjelasan.

Starla menghela nafas setenang meungkin untuk membebaskan belenggu yang meremas hatinya, "Oh jadi lo mau nyuruh gue jadi juri ni?" sebisa mungkin senyumnya ia perlihatkan.

Rakha mengangguk antusias karna Starla tau maksudnya, ketika melihat gadis itu menatap kotak biru yang dibawanya tadi ekpresinya semakin bersemangat dan kini mulai mendekatkan jarak diantara mereka.

Starla Manahan nafas dan terdiam sejenak ketika mencium aroma seledri yang begitu menyengat saat membuka kotak makan dari Rakha, "Banyak banget seledrinya." Senyum kaku gadis itu bertanya.

Rakha mengangguk dengan sangat antusias, "Katanya dia paling suka kalo nasi gorengnya ditaburin seledri yang banyak."

"O-oh."

HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang