50. LANGIT MENDUNG

12 7 0
                                    

"Maaf ya aku datengnya telat."

***

Starla terus saja terisak sedaritadi di bangku rumah sakit, ia benar-benar merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Rakha.

"Seharusnya gue yang ketabrak mobil itu Nggit." Ujarnya terus menerus.

"Stop nyalahin diri lo Star."

"Seharusnya gue yang berbaring di rumah sakit." Lagi-lagi Starla kembali tak menerima takdir.

"Stop Star, kita berdoa aja semoga Rakha gak kenapa-kenapa."

Kedua gadis itu kini terdiam menunggu kabar yang mereka harapkan dari kondisi Rakha. Setelah kejadian yang berlangsung begitu cepat itu, beberapa orang yang melihat mereka membantu untuk menghubungi ambulance dan dengan panik juga Starla menghubungi Inggit karna tidak tau harus berbuat apa. ia takut, ia benar-benar takut.

Dari kejauhan langkah gontai seorang wanita paruh baya dan juga seorang gadis perlahan mendekat ke arahnya.

"Tante Sekar." Ujar Inggit lalu berdiri ketika melihat Sekar dan juga Yasmine.

Plak

Belum sempat ia mengucap salam namun satu tamparan sudah mengenai pipi Starla, melihat hal itu sontak membuat Inggit dan Yasmine sama-sama terkejut. Lain halnya dengan Starla yang bersikap pasrah.

"Seharusnya kamu gak ada di hidup anak saya!" Dengan susah payah Starla menahan tangisannya, ia menunduk tidak berani menatap ibu dari pria yang ia cintai.

"Kamu itu pembawa sial! Sekarang kamu pergi dan jangan pernah liatin wajah kamu lagi!"

"Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Starla sebelum ia dengan berat hati melangkah menjauh meninggalkan rumah sakit.

Inggit yang sebenarnya takut dengan Sekar melihat tindakan wanita itu pada sahabatnya sontak memberanikan diri menatap tantenya, "Starla gak salah." Ujarnya lalu pergi menyusul Starla.

Inggit mengelilingkan pandangannya kesegala arah mencari keberadaan Starla, ia kini sudah berada di depan rumah sakit. Kakinya berlari kesana kemari untuk mencari sahabatnya.

"Ck! Tu bocah kemana sih!" karna terlalu khawatir ia lalu menghubungi ponsel gadis itu namun nomer Starla tidak aktif, "Arrgghh."

Ia mencoba tenang dan berusaha mencari solusi, "Zidan." Ia lalu mencari kontak pria itu dan mengubunginya lalu menceritakan semua yang terjadi.

15 menit berlalu, Inggit dengan gelisah menunggu kehadiran Zidan hingga ia bisa bernafas lega ketika melihat pria yang sedang berlarian ke arahnya.

"Lama banget sih!" dumel Inggit.

"Starla dimana?" tanya Zidan menghiraukan omelan gadis itu.

"Kalau gue tau juga gue gak bakal minta bantuan lo!"

"Ya udah sekarang kita mencar, lo cari di bagian depan, gue cari di bagian belakang!" Setelah mengucapkan itu, Zidan langsung berlari ke arah belakang begitupun Inggit yang memfokuskan pencarian di bagian depan rumah sakit.

"Lo dimana sih Star?" gumam Zidan yang sudah frustasi mencari keberadaan Starla selama 20 menit.

Zidan kembali menelusuri bagian rumah sakit yang gelap berharap ia bisa menemukan Starla secepatnya.

"Hiikkks...hiks...." Suara isakan itu sontak membuat Zidan terkejut sekaligus merinding.

"Please jangan muncul sekarang." Panik Zidan.

"Hiks....hiks...." namun jika ia dengar kembali, dirinya berfikir sejenak, "Starla?"

Zidan lalu berlari masuk dan menemukan Starla yang sedang meringkuk di kegelapan tepatnya di belakang gudang rumah sakit.

HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang